Syekh Sidi Jumadi, seorang Ulama Syathariyah di Koto Tangah, Padang, juga merupakan penyumbang karya intelektual diawal abad XX. Meski karya beliau hanya diperuntukkan bagi para penganut Tarikat Syathariyah, namun perihal isi dari karya itu cukup menarik untuk diperbincangkan, karena karya itu berkaitan erat dengan keilmuan
Syekh Burhanuddin Ulakan.
Diantara karya tulis yang dihasilkan adalah:
1)
Tahqiq Syathari
Kitab ini, sebagaimana disebutkan oleh pengarangnya pada bagian penutup,
merupakan perpaduan beberapa
bagian dari kitab Tahqiq Syekh Burhanuddin yang tersimpan di Tanjung Medan, Ulakan. Kitab ini dimulai dari pembahasan masalah bersuci, kemudian
memasuki ranah Tasawwuf,
pengajian Martabat Tujuh dan Nur Muhammad. Rupanya karya ini terdiri dari beberapa masalah kecil yang disusun menjadi satu, diantaranya adanya disinyalir sebagai tulisan Syekh Abdurrauf Singkel tentang Silsilah Tarikat Syathariyah. Oleh karena karya ini berbicara mengenai Tasawwuf yang dalam, yang mana bila ditelaah oleh orang yang belum mumpuni bisa berakibat fatal, maka keberadaannya selalu dirahasiakan oleh pemangku Tarikat
Syathari. Beberapa orang yang hendak memperolehnya memang banyak yang kecewa.
Satu bagian dari kitab ini yang kental dengan pengajian Tubuh adalah:
Jalan Laa ilaha illallah tubuh, rupa La ilaha illallah tubuh yang halus, artinya
nyawa, pohon laa ilaha illallah
itu hakikat yang betul ...................... [1]
Kitab ini dicetak pada percetakan Tandikek, Padang Panjang, 1929. sebagai yang tertulis pada daur, kitab ini telah diizinkan untuk ditulis kembali
kepada Kunub gelar Raja Bujang,
yang tinggal dilereng
bukit Gurun Panjang, Bayang.
2)
Sya'ir Ihwal Jalan
Sya'ir berisi tentang
nasehat-nasehat budi pekerti
dan sindiran-sindiran terhadap masyarakat dimasanya (awal abad XX) yang mulai jauh dari agama dan meninggalkan kearifan Adat. Syekh Sidi Jamadi memulai
sya'irnya dengan menyebutkan hakikat al-fatihah pembaca sebagai kata pembuka, dan dipesankan untuk selalu terikat
dengan pitua guru dalam hal ini. Kemudian
dalam umpan-umpan berikutnya, Syekh Sidi Jamadi mengungkapkan sesal dan sedihnya
terhadap perilaku masyarakat yang tak lagi memegang teguh agama sebagai yang diajarkan ulama-ulama dahulu, malah mengikut
faham baru dalam beragama dan meninggalkan adat-adat
yang penuh kearifan. Bait syair yang lumayan panjang ini kemudian ditutup dengan nasehatnya kepada kaum muda, yang menyebut golongan ulama tua (dalam hal ini ulama-ulama Ulakan) sebagai
“Kaum Kuno.
Diantara bait sya'ir ini adalah:
…………
Sebelum ada syara' baharu Adat dan syara' ada setuju Labuah tepian memakai malu Mamak dan nenek ada sekutu
Allah-Allah wahai saudara Maka negeri serupa iko [a] Karena dek syara' baru, nyata
Hendak me[r]ubah syara' yang lama
…………
Rupa dulu rupanya bayan
Undang (Adat) dan syara' sama mengikuti Adat memegang dengan pedoman Dusun negeri berupa aman
…………
Pada pikiran hamba yang hina Kalau
membuang agama lama
Jo pangkal adat sama sekata
Jo undang Kompeni demikian juga
Kawan baru saja me[r]ubah
Jo
pangkal adat tidak muthhabaqah
Inilah sebab negeri susah
Mamak dan nenek menjadi bancah [2]
Sya'ir ini dicetak pada percetakan Tandikek, Padang Panjang, tahun 1955. Izin penyalinan telah diberikan oleh pengarang kepada Sialim gelar Sidi Negeri Koto Marapak, Pariaman.
3) Sya'ir Siriah
Karya ini merupakan rangkaian sya'ir
yang berisi tentang pengajian “Nur Muhammad”. Karya ini tampak
menarik untuk ditinjau,
disamping ditulis dengan sastra gaya lama, isinya termasuk padat dengan menguraikan hal ilwal Hakikat Muhammad dengan segala seluk beluknya. Dalam kajian Tarikat Syathariyah dan Tasawwuf muntahi (tingkat tinggi), kaji Nur Muhammad
termasuk pelajaran yang sering dirahasiakan dan hanya diberikan
kepada murid-murid pilihan, sebab bila diumbar kedepan khalayak ramai tentu ada yang belum
bisa memahaminya lantas membatalkannya.
Kutipan pembukaan sya'ir
ini sebagai berikut:
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan nama Allah aku mulai Mengarang nazham mencita diri
Dengan pengenal hati Nurani Muhammad hening hanya Terjali
Baiklah fikir segala tolan Pandanglah bekas kayanya Tuhan
Semua itu hanya gerakan
Dari pada “Muhammad” nyata sekalian
Sekalian jadi daripada “Muhammad” Disanalah Terjali
segala sifat Daripada
Allah punya Qudarat Disanalah
asal Insan mufajat
Sya'ir ini dicetak bersama Sya'ir Ihwal Jalan. Kemudian tersebar dikalangan murid-murid Syekh Sidi Jamadi, Koto Tangah, Padang.
4)
Sya'ir Riwayat Hidup
Rangkaian sya'ir yang cukup panjang ini menguraikan tentang perjalanan pengarang hidup, yaitu Syekh Sidi Jamadi, yang dikenal sebagai Qadhi Batang Kabung. Bukan hanya riwayat lepas, sya'ir ini juga menyebutkan kisah dramatis yang pernah dilalui oleh Syekh Sidi Jamadi. Diantaranya tentang perlakuan kurang menyenangkan Belanda terhadap beliau. Konon dia pernah ditangkap Belanda kemudian di penjara, anehnya para penjaganya melihat
beliau sedang melaksanakan shalat disebuah mesjid,
ketika diperiksa ke penjara beliau tetap duduk tenang.
Karya sya'ir ini ditulis dalam bentuk manuskrip, dan kebanyakan melalui pertarungan tangan dan tersebar dikalangan murid beliau di Koto Tangah.
0 Comment