Syekh Janan Thaib ialah seorang ulama yang sangat terkemuka terutama
dalam upaya mengembangkan pendidikan Islam. Beliau pernah melanjutkan pelajarannya di perguruan tinggi al- Azhar – Kairo. Dapat dikatakan beliau, salah satu diantara pelajar Minangkabau yang belajar agama bukan hanya di Mekah pada awal abad XX itu. Setelah menyelesaikan pelajarannya di Mekah, beliau menurut
informasi Azra, menetap
di Mekah dan mendirikan sebuah Madrasah yang terlukis sebagai sekolah yang penuh Nasionalisme dengan bangsa Indonesia, Madrasah itu adalah Madrasah
al-Indonesia.
Dalam menulis ,
beliau juga terkemuka. Satu diantara karyanya yang sampai ke tangan kita saat ini ialah sebuah polemis kitab sebagai apologetis terhadap kaji Sifat 20 yang saat itu mulai digoyahkan oleh beberapa orang ulama Muda di Minangkabau. Identifikasi karya itu ialah:
Al-Muqmatus Shakhram fi Raddi 'ala man Ankara Ilmal Kalam bi Kalami Malayu al-Syahir
Karya ini apologetis terhadap pengajian Sifat 20. Pengajian
Tauhid Sifat 20 sendiri merupakan pengetahuan wajib 'ain bagi si mukallaf, hal demikian telah berjalan sedari dahulu. Dimana para ulama terkemuka, seperti as-sanusi telah merumuskan pengetahuan akidah tentang sifat-sifat Allah ke dalam 20 sifat. Namun pada awal abad XX ditemui sebahagian kecil malin
yang mengingkari hal tersebut, salah satunya ialah terbitnya Nazham Aqidah Lima puluh tulisan Haji Muhammad Karim Sumpur Minangkabau. Dalam karya yang berbentuk sya'ir ini dicelalah pengajian yang telah menetapkan itu. Dikatakan bahwa orang yang mengaji sifat 20 sebagai orang yang menyalahi al-Qur'an dan Sunnah, telah mengekor saja pada Asy'ari dan as-Sanusi. Hal ini tentu membuat heboh pula dikalangan masyarakat. Bukan hanya kaum Tua, tetapi juga kaum Muda bersandar pada pengajian
tersebut. Beberapa Majalah mengangkat tema yang sama untuk membantah tulisan Haji Muhammad Karim ini. Salah satunya berupa sya'ir dalam Majalan al-Mizan, yang ditulis oleh Labai Sidi Rajo Sungai Puar, mencela si-Haji yang mengingkari satu bagian ilmu Tauhid
yang telah disepakati bersama .
kelebihan Nazham Aqidah Lima Puluh ini sampai kepada pelajar- pelajar di Mesir. Diantaranya kepada Syekh Janan Thaib yang kala itu menimba ilmu di al-Azhar.
Setelah menelaah dengan
seksama, Syekh Janan Thaib mengarang
satu masalah untuk menyatakan kerancuan Nazham Aqidah Lima Puluh, dengan judul al-Muqmatus Shakhram fi Radd 'ala man ankara Ilmal Kalam .
Pembelaan Syekh Janan Thaib begitu menarik untuk disimak. Dalam Risalahnya inilah beliau membuka
kepalsuan hujjah Haji Muhammad Karim tersebut. Dengan referensi yang handal dan dalil yang cukup beliau mengemukakan bahwa belajar Sifat 20 merupakan kewajiban, sebagai yang telah berlaku selama ini. beliau, Syekh Janan Thaib, juga membersihkan nama Imam Asy'ary dan Imam Sanusi yang kadung dicela dalam
Nazham itu.
Beliau kemukakanlah bahwa celaan Haji Muhammad Karim ini hanyalah isapan jempol yang tak sepantasnya diucapkan kepada ulama-ulama Ahlussunnah .
Dalam muqaddimah , Syekh Janan Thaib berujar:
Amma Ba'd, adapun kemudian dari pada itu maka berkatalah faqir yang hina lagi banyak taqshir,
Janan Thaib bin Haji Muhammad
Thaib bin Haji Muhammad 'Ali Minangkabau Bukittinggi, yaitu pada tahun 1340 waktu faqir menuntut ilmu di dalam negeri Mesir pada Jami'ul
Azhar as-Syarif telah sampai kepada faqir satu buah kitab Nazham bahasa Melayu yang menyatakan melarang mengaji dan belajar sifat 20 yaitu “Aqidah
Lima Puluh” karangan
Haji Muhammad Karim Negeri Sumpur Minangkabau tinggal di Surau Pagai Bandar. Dan setelah faqir membaca dari awalnya hingga akhirnya memperoleh faqir akan demikian
kitab dipenuhi dengan beberapa fitnah dan syubhat,
dan berani betul muallaf itu hingga menjadikan mu'allaf itu akan ilmu Kalam dan pengajiannya daripada Bid'ah yang dicela dan menafikan mu'allaf
itu akan demikian
ilmu daripada ilmu Syara'……… [1]
Risalah ini dicetak di Mesir, pada Mathba'ah Taufiq al-Adabiyah- Kairo, tahun 1910, atas nafkah Datuak Bandaro dan Haji Ahmad Chalidi. Penerbitan kitab ini kemudian
disahkan oleh ulama- ulama Mekah, dan tersebar
di Minangkabau. Salah satu toko buku kala itu yang menjualnya ialah Toko Haji Jalaluddin Thaib Fort de Kock.
[1] Syekh Janan Thaib Bukittinggi,al-Muqmatus Shakhram fi Raddi ' ala Man Ankara ilmal Kalam(Mesir: Mathba'ah Taufiq al-Adabiyah, 1910) hal. 3
0 Comment