Syekh Abdul Jalil yang bergelar Angku Mudo di Bonjol adalah salah satu ulama terkemuka, meski beliau jarang disebut oleh peneliti-peneliti di kemudian hari, namun dimasanya
` dia termasuk tokoh yang berpengaruh.
Beliau pernah mengarungi berbagai tempat untuk menuntut ilmu, diantaranya Pattani Thailand kepada Syekh Daud al Fatany yang merupakan ulama besar yang lama berdiam
di Mekkah, pengarang
dari kitab Daw`u Siraj fi Qisah Isra' wal Mi'raj . Selain di Fatani Syekh Abdul Jalil juga pernah belajar ke Timur Tengah seperti Mekah, India dan Istanbul Turki. [1] Beliau merupakan seorang ulama yang ahlih dalam
ilmu tauhid dan falaq, semuanya itu bisa kita lihat pada karya-karya tulisnya. Pernah terjadi pertemuan ulama-ulama
besar di Matur, Agam , maka beliaulah salah seorang ulama yang mempunyai andil dalam pertemuan tersebut. [2]
Layaknya seorang ulama yang kondang beliau juga memiliki banyak murid, beliau se-zaman dengan Syekh Sa'id al Khalidi Bonjol. Syekh Abdul Jalil juga terkenal
dengan kesufiannya meskipun dia bukan orang tarekat. Hal ini dipertegas dengan penuturan saksi mata mengenai kisah-kisah kharijul lil 'adah (luar akal sehat manusia), misalnya pernah satu kali dia memasukkan tangannya ke dalam pasir, setelah mengeluarkan tangannya
dari pasir ternyata
dalam genggamannya ada emas.
Tercatat beliau mempunyai beberapa karangan yang cukup potensial dalam bidang keagamaan, kebanyakan karya itu dicetak di percetakan Kahamy, Bukittinggi. Diantaranya yang dapat kita temui ialah
1. Libasul Iman
Kitab ini berbicara tentang masalah fiqih yang terdiri dari 14 fasal, dimulai dengan berbicara tentang udara, apa-apa saja macamnya . Setelah
saya pindah ke pembicaraan tentang
najis, hadas, berwudhu', mandi, syarat sebelum masuk shalat beserta hukumnya. Semua masalah ini dikaitkan dengan air yang menjadi dasar pembicaraan pada kitab ini. Karya ini dicetak pada Direkri Kahamy Bukit Tinggi tanpa menyebutkan tahun terbit.
2.Syamsul Bayan _
Kitab ini berbicara mengenai kajian Tauhid, mencakup sifat dua puluh berikut akidah keimanan lainnya. Menarik dari kitab ini bahwa pada bagian-bagian tertentu diberi penjelasan yang mendalam, sehingga jadilah karya ini menjadi kajian yang padat dalam berbicara Tauhid, misalnya mengenai permasalah wahdatul wujud yang kontroversial tersebut, memberinya pandangan yang cukup tajam. Karya ini dicetak pada percetakan Kahamy Bukittinggi tanpa menyertakan tahun.
3. Sirajul Iman: Membicarakan hokum Islam dari pada rukun syarat sah dan batal halal dan haram dan lain-lain
Risalah ini secara spesifik berbicara
mengenai hukum-hukum yang wajib diketahui mukallaf, dimulai dengan pengetahuan dasar mengenai syahadat, kemudian masalah bersuci, shalat hingga perkara terakhir dari rukun Islam, yaitu haji.
Kitab ini dicetak pada percetakan Kahamy, Bukittinggi, pada tahun 1373 H.
Selain tiga masalah ini, tercatat 7 karya lain yang belum teridentifikasi pada buku ini, diantaranya:
1.
Kisah Nabi Yusuf, 2 jilid tebal, masih dalam bentuk manuskrip.
2.
Al-Manaq
3. Beberapa karya mengenai Falaq, dan lainnya.
[1] Karya pengembaraan beliau tersebut, beliau menguasai banyak bahasa, disebutkan bahwa beliau menguasai 15 bahasa, terutama bahasa Arab dan India.
[2] Disayangkan, buku otobiografi beliau yang masih dalam bentuk manuskrip, berikut
bundel karya-karyanya, terbakar
2 hari setelah lebaran 'Ied, 2011. sehingga
sebahagian besar riwayatnya penulis terima secara lisan dari Bapak Kurni (Bonjol, 3 Oktober 2011)
0 Comment