Syekh Abdul Wahid atau yang lebih akrab dengan gelaran
“Beliau Tabek Gadang” ialah salah seorang ulama Minangkabau yang masyhur terbilang pada zamannya. Selain terkenal sebagai pimpinan Madrasah yang cukup besar saat itu di Tabek Gadang, beliau juga termasuk
salah satu sesepuh
dari Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah). Dalam biografi yang kami terima,
beliau menyebut tiga sekawan dalam membentengi faham Tua, di samping Syekh Sulaiman
ar-Rasuli dan Syekh Muhammad Jamil Jaho.
Syekh Abdul Wahid lahir pada tahun 1878. Ayah beliau ialah salah seorang ulama yang masyhur dalam ilmu Hakikat, yaitu Syekh Muhammad Shaleh Padang Kandih (w. 1912) yang dikenal
dengan nama “Beliau Munggu”. Waktu kecilnya, Syekh Abdul Wahid, mula-mula didikan ayahnya. Kemudian diserahkan mengaji ke Limbukan, kepada Syekh Amran Limbuka dan Tuanku Mudo Marah. Setelah
cukup lama di sana, Syekh Abdul Wahid kemudian belajar
kepada Syekh Muhammad
Thayyib Umar Sungayang, yang merupakan salah seorang murid ayahnya. Dari Sungayang, Syekh Abdul Wahid mengaji ke Lubuk Ipuah, sebuah daerah yang tak jauh dari kampungnya, yaitu kepada Syekh Abdul Hamid (w. 1923). Selanjutnya Syekh Abdul Wahid mengaji kepada Syekh Muhammad Sa'ad al-Khalidi Mungka Tuo (w. 1922), disana Syekh Abdul Wahid memperoleh ijazah dalam Tarikat
Naqsyabandiyah. Kemudian Syekh Abdul Wahid melanjutkan pelajarannya ke Mekah al-Mukarramah. [1]
Setelah kembali dari Tanah Suci, Syekh Abdul Wahid di kampungnya dibuatkan
oleh penduduk sebuah
surau tempat mengajar halaqah . Surau inilah yang menjadi cikal bakal sebuah pusat pendidikan layaknya pesantren di jawa, Madrasah Tarbiyah
Islamiyah, yang kemudian
masyhur seantero Minangkabau. Madrasah beliau terletak
diseberang kolam ikan yang besar (minang: Tobek Gadang ), sehingga Syekh Abdul Wahid dimasyhurkan dengan “Beliau Tabek Gadang”. Madrasah
ini kemudian banyak memainkan peranan penting dalam mencetak ulama-ulama, dari Madrasah ini pulalah keluar khalifah-khalifah Tarikat Sufiyyah di pedalaman Minangkabau, sebab Madrasah Tabek Gadang juga menjadi sentra Tarikat Naqsyabandiyah yang terkemuka.
Syekh Abdul Wahid dikenal sebagai sosok yang teguh memegang prinsip, sangat disiplin dan memiliki pribadi yang kuat. Sebab membentengi Mazhab Syafi'i, i'tiqat Ahlussunnah wal Jama'ah, serta Tarikat Sufiyah Mu'tabarah, Syekh Abdul Wahid bersama rekan-rekan sesama ulama mendirikan organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Dan dalam organisasi ini beliau mendapat posisi sebagai penasehat Tarikat Sufiyah bersama dengan Syekh
Arifin Arsyadi Batu Hampar.
Tak banyak pengungkapan perihal aktifitas tulis beliau, sebab banyak kitab-kitab tersebut raib serta dibakar dimasa revolusi. Satu diantaranya yang kita temui berupa satu risalah ringkas mengenai Tauhid yang diidentifikasi sebagai berikut:
Kitab Aqa'idul Iman
Risalah ini berisi tentang penjelasan Akidah-akidah Iman, yang mencakup hukum-hukum yang berhubungan
dengan akal dan adat, dilanjutkan dengan pembahasan sifat 20 beserta pembagiannya. Penulisannya, tampak merupakan hal baru kala itu , sebab karya ini ditulis dalam bentuk raqam (berrupa skema pembaca ) yang memudahkan memahami dalam karya ini. Setelah menjelaskan sifat 20, karya ini ditutup dengan bacaan-bacaan shalat.
Risalah ini dicetak pada percetakan Limbago, Payakumbuh, tahun 1906.
[1] Lihat Apria Putra, Ulama-ulama Luaknan Bungsu…,op. cit; Tim Islamic Centre, Riwayat Ulama…,op. cit.,hal. 111-119
0 Comment