ISLAM PADA MASA KHALIFAH ABU BAKAR SIDDIQ
Sepeninggal Rasulullah, selanjutnya
pemerintahan islam di pimpin oleh empat orang sahabat terdekatnya, yaitu Abu
Bakar as-Siddik, Umar ibn al-Khattab, Usman Ibn Affan dan Ali ibn Abi Thalib. Kepemimpinan
para sahabat Rasul ini disebut dengan periode Khulafa’ al- Rasydin.[1]
Masa Khulafau’ al-Rasydin ini berlangsung tidak lebih dari tiga puluh tahun. Meski sangat singkat, namun masa mereka menjadi sangat penting dalam sejarah Islam.Khulafaur Rasydin berhasil menyelamatkan Islam, mengkonsolidasikan dan meletakan dasar-dasar keagungan umat Islam. Khalifah Abu Bakar misalnya, menyelamatkan umat Islam dari perpecahan karena masalah kepemimpinan setelah wafatnya Rasulullah. Ia juga menyelam
I.
Pengertian
Khalifah
Khalifah artinya adalah pengganti.[2]
yakni pengganti Nabi Muhammad SAW yang berkedudukan sebagai kepala negara atau
pimpinan tertinggi umat Islam.Abu al-A’la
al-Maududi, sebagaimana dikutip oleh Maidir Harun menurutnya khalifah
kepala pimpinan tertinggi dalam urusan agama dan dunia, sebagai pengganti
Rasulullah [3]. Lebih
jauh dari itu, Rasyid Ridha mengungkapkan tentang pengertian khalifah, yaitu
khalifah adalah kepala negara islam secara totalitas, demi kemaslahatan agama dan dunia.[4]
Dengan demikian, khalifah adalah pengganti
Rasulullah, pimpinan tertinggi dalam urusan dunia dan agama yang memegang
tanggung jawab atas kemajuan agama islam dan penganutnya berdasarkan
ketentuan-ketentuan syari’at.
II.
Khalifah
Abu Bakar
A.
Biografi
singkat Abu Bakar RA
Dia bernama Abdullah bin Usman bin amir
bin ‘Amr bin Ka’ab bin sa’ad bin Taim. Dia diberi gelar Atiq dan di beri kunyah
Abu Bakar. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan Shiddiq, dia dikenal sebagai
seorang yang mengerti dengan sisilah
keturunan dan sebagai pelaku bisnis yang banyak melakukan perjalanan ke
berbagai pelosok.[5]
Dia adalah sahabat rasulullah sejak masa
Jahiliah dan orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan tua. Dia
dianggap orang kedua dalam islam setelah Rasulullah SAW. Abu Bakar RA memiliki
semua sifat yang mulia, kasih sayang, kemuliaan diri dan keihklasan. Rasulullah
SAW sangat mencintainya dan memperlakukannya sebagai orang mukmin yang hatinya diterangi cahaya keimanan dari
Allah. Abu Bakar wafat setelah sakit keras dan dia wafat pada 22 jumadil Akhir
13 H(12 Agustus 634 M). Jenazahnya di kuburkan di samping kuburan Nabi Saw.[6]
B. Latar belakang
pengangkatan Khalifah Abu Bakar.
Setelah Rasulullah saw. Wafat pada bulan
Rabiul Awal 11 H, kaum Muslimin merasakan bencana besar yang menimpa mereka.
Namun, Abu bakar ash- Shiddiq r.a.
menemui mereka dan menyampaikan pidatonya yang terkenal : “ Wahai
sekalian manusia, barangsiapa yang menyembah Muhammad maka sesungguhnya ia
telah wafat. Akan tetapi, barangsiapa yang menyembah Allah maka sesungguhnya
Dia Maha hidup dan tidak akan mati.”
Mereka yang mendengar pidato Abu bakar, Segera mereka mendapatkan hidayah kembali. Mereka melihat siapa orang
yang pantas menjadi Khalifah sepeninggal Nabi saw. Mereka mendatangi Saqifah
Bani Saidah untuk memilih Abu bakar ash-Shiddiq r.a. Baiat tersebut merupakan
baiat khusus. Adapun, baiat umum terjadi ketika kaum Muslimin berkumpul di
Masjid Nabi di Madinah. Umar ibn Khatab r.a. beradiri untuk mengajak
orang-orang guna membaiat Abu bakar
sebagai Khalifah dengan alasan :
Abu bakar adalah orang yang pernah menjadi Khalifah (pengganti) Nabi saw
dalam mengimami kaum Muslimin pada saat
Rasulullah sakit, Abu bakar adalah orang yang paling dekat dengan Rasulullah dank arena
kepionirannya diantara para sahabat. Kaum Muslimin mendukung Umar dan mereka membaiat Abu bakar sebagai Khalifah. Sejak saat itu,
Abu bakar menjadi khalifah pertama bagi kaum Muslimin.
Pemilihan sekaligus pembai’atan Abu bakar sebagai khalifah pertama
pengganti Rasulullah terdapat beberapa faktor yang melatar belakangi yaitu
seperti dikemukakan oleh Mudjab Mahali sebagai berikut :
1.
Abu Bakar
adalah sahabat Nabi yang tertua, besar pengorbanannya kepada Islam dan Rasul
baik secara moril dan materil
2.
Abu bakar
adalah seorang yang berkedudukan tinggi(bangsawan) dikalangan kaumnya,dermawan, jujur dan bijaksana.
3.
Pada waktu
Rosul sakit dan menjelang wafatnya, Abu bakarlah yang diserahi tugas sebagai
imam solat berjamah,disamping banyak pula tugas-tugas Rosulullah yang
diamanatkan kepadanya dikala Rosulullah sedang uzur/berhalangan
Uraian diatas memberikan suatu pemahaman bahwa tuntutan situasi
dan kondisi setelah wafatnya Rosulullah merupakan faktor utama yang mendorong
umat islam pada waktu itu untuk memilih salah seorang diantara mereka yang
layak untuk menjadi khalifah, dengan didasarkan kepada beberapa
pertimbangan itulah, maka pilihan
sebagian besar umat islam jatuh kepada Abu Bakar.
C.
Peradaban
Islam masa Abu bakar
1. Aspek Politik dan Pemerintahan .
Pemerintah Abu bakar lebih banyak melanjutkan
apa yang telah dirintis oleh Rasulullah.Di masa awal pemerintahan Abu
Bakar, diwarnai dengan berbagai kekacauan dan pemberontakan, seperti munculnya
orang-orang murtad, aktifnya orang-orang yang mengaku diri sebagai nabi (nabi
palsu), pemberontakan dari beberapa kabilah Arab dan banyaknya orang-orang yang
ingkar membayar zakat.[7]
Melihat hal yang demikian maka Abu Bakar didalam kepemimpinannya
membuat kebijakan-kebijakan sebagai berikut :
a.
Melaksanakan
pemerintahan yang demokrasi, untuk menjaga stabilitas dan keamanan dalam
pemerintahannya, maka Abu baker membuka pintu seluas-luasnya kepada rakyat
untuk menyampaikan aspirasi dengan cara yang Islami dan memberikan peluang
kepada seluruh lapisan masyarakat untuk mengkitik pemerintah dalam melaksanakan
tugasnya.
b. Melaksanakan pemerintahan seadil-adilnya.dengan kebijakannya melaksanakan roda pemerintahan dengan keadilan dan kesabaran didukung oleh keyakinan yang kuat sehingga beliau dapat meredam gejolak-gejolak yang timbul ditengah masyarakat.
c.
Memerangi
Orang murtad
Munculnya orang-orang murtad
disebabkan oleh keyakinan mereka terhadap ajaran Islam belum begitu mantap, dan
wafatnya dan wafatnya Rasulullah SAW menggoyahkan keimanan mereka. Mereka
beranggapan bahwa kaum Quraisy tidak akan bangun lagi setelah Nabi Muhammad SAW
wafat. Dan mereka merasa tidak terikat lagi dengan agama Islam lalu kembali
kepada ajaran agama sebelumnya.[8]
d.
Memerangi Orang yang enggan membayar zakat
Orang-orang yang enggan membayar zakat
hanyalah karena kelemahan iman mereka. Terhadap semua golongan yang membangkang
dan memberontak itu Abu bakar mengambil tindakan tegas. Ketegasan ini didukung
oleh mayoritas umat
e. Memerangi nabi-nabi palsu
Tentang orang-orang yang mengaku diri nabi
sebenarnya telah ada sejak masa rasulullah SAW, tetapi kewibawaan Rasulullah
SAW menggetarkan hati mereka untuk melancarkan aktivitasnya. Diantara nabi
palsu seperti Musailamah Al Kadzab dari Bani Hanifah, Tulaihah bin Khuwailid
dari Bani As'ad Saj'ah Tamimiyah dari Bani Yarbu, dan Aswad Al Ansi dari Yaman.
Mereka
mengira, bahwa Abu Bakar adalah pemimpin yang lemah, sehingga mereka berani
membuat kekacauan. Pemberontakan kabilah disebabkan oleh anggapan mereka bahwa
perjanjian perdamaian yang dibuat bersama Nabi Saw. bersifat pribadi dan
berakhir dengan wafatnya Nabi Saw., sehingga mereka tidak perlu lagi taat dan
tunduk kepada penguasa Islam yang baru. Untuk menumpas seluruh pemberontakan,
ia membentuk sebelas pasukan masing-masing dipimpin oleh panglima perang yang
tangguh, seperti Khalid bin Walid, Amr bin Ash, Ikrimah bin Abu Jahal, dan
Syurahbil bin Hasanah. Dalam waktu singkat seluruh kekacauan dan pemberontakan
yang terjadi dalam negeri dapat ditumpas dengan sukses.
2.
Pengumpulan
ayat-ayat Alquran.
Abu bakar menjalankan pemerintahan Islam
sesudah Rasulullah dihadapkan kepada peristiwa- peristiwa besar berkenaan
dengan kemurtadan sebagian orang arab. Karena itu ia segera menyiapkan dan
mengirimnya untuk memerangi orang-orang murtad tersebut. Peperangan Yamamah
yang terjadi pada 12 H melibatkan sejumlah besar sahabat yang hafal Alquran.
Dalam peperangan ini tujuh kan puluh dari qari dari para sahabat gugur. Melihat kenyataan ini Umar bin Khatab sangat
khawatir, lalu ia menghadap Abu bakar dan mengajukan usul kepadanya agar mengumpulkan
dan membukukan Alquran karena dikhawatirkan akan musnah, sebab peperangan
Yamamah banyak membunuh para Qari.
Disegi lain Umar merasa Khawatir juga
kalau-kalau juga terjadi peperangan di tempat-tempat lain akan membunuh banyak
Qari pula sehingga Alquran akan hilang dan musnah, Abu bakar menolak usulan itu
dan berkeberatan melakukan apa yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah. Tetapi Umar tetap
membujuknya, sehingga Allah membukakan hati Abu bakar untuk menerima usulan Umar
tersebut. Kemudian Abu bakar memerintahkan
Zaid bin Tsabit mengingat beberapa hal :
a.
Kedudukannya
dalam Qiraat dan penulisan Alqu’ran
b.
Pemahaman dan
kecerdasannya
c.
Kehadirannya
pada pembacaan yang terakhir kali.
Abu
–bakar menceritakan kekhawatirannya dan
usulan Umar pada Zaid bib tsabit . Pada mulanya Zaid menolak seperti halnya Abu
bakar sebelum itu. Keduanya lalu bertukar pendapar, sampai akhirnya Zaid
menerima dengan lapang dada perintah penulisan Alquran.
Zaid bib Tsabit pun memulai tugas tersebut,
dalam tugas tersebut ia dibantu oleh sahabat-sahabat lainnya seperti Ubay bin
Kaab, Usman bin Afan dan Ali bin abi Thalib.[9] Dalam pengumpulan nas-nas
al-Quran tersebut ia bersandar pada hafalan yang ada dalam hati para Qurra dan
catatan yang ada pada penulis. Setelah Abu bakar wafat, al-Quran disimpan pleh
Khalifah Umar, dan setelah Umar wafat, Al-quran tersebut disimpan oleh Hafsah
istri Rasulullah.Saw.
3.
Pengiriman
pasukan ke Syria, Palestina, Hims,
Yordania dan Parsia.
Negeri Syiria pada waktu
itu dikuasai oleh Romaw Timur di bawah Kaisar Hiraclius. Pada masa Nabi sudah
pernah dikirim pasukan Islam yang dipimpin oleh Usamah, kemudian pasukan itu
disempurnakan Abu bakar dan di Syiria Abu bakar memperoleh kemenangan.
Selain itu, Khalifah Abu Bakar juga mengirim
pasukan militernya yang lain k eke wilayah Palestina yan dipimpin oleh Amru bin
ash dan ke Yordania ang dipimpin oleh Syurahbil bin Hasanah.
Pada waktu Abu bakar mengirim pasukannya ke
Persia, saat itu di Persia ada 3
Kekuatan militer yaitu :
1.
Pasukan
bangsa Asli Persia
2.
Pasukan
Romawi yang bertugas di Persia
3.
Pasukan
bangsa arab yang anti Islam
Untuk menghadapi tiga kekuatan tersebut
Khalifah Abu bakar mengirim panglima Khalid bin Walid beserta pasukannya dengan
tugas dan kewajiban sebagai berikut.
a.
Memperluas
daerah Islam ke Timur dengan jalan menaklukan
Persia.
b.
Di daerah
yang sudah dikuasai harus didudukkan
seorang amir untuk mengatur daerah tersebut dengan peraturan Islam.
D.
Akhir
pemerintahan Abu Bakar.
Abu
Bakar wafat setelah sakit keras . Ia wafat pada tahun ke 13 H, malam selasa,
tanggal 23 Jumadil Akhir pada usia 63 tahun. Masa khilafahnya 2 tahun, 3 bulan
dan 3 hari. Ia dikubur di rumah Aisyah ra di samping Rasulullah Saw.
Menjelang wafatnya, Abu Bakar meminta pendapat sejumlah para sahabat generasi pertama yang tergolong ahli syura.Mereka seluruhnya sepakat untuk mewasiatkan khilafah sesudahnya kepada Umar bin Khatab ra.Dengan demikian Abu-bakar adalah orang pertama yang mewasiatkan khilafah sepeninggalnya kepada Umar bin Khatab.
III.
KHALIFAH
UMAR IBN AL-KHATTAB
A.
Biografi
singkat Umar Ibnu Khatab
Namanya adalah Umar ibn Khattab ibn Nafil ibn Abdul Uzza ibn Rabbah.Ia dilahirkan di Makkah tiga belas tahun setelah Rasulullah SAW. Ia adalah sosok yang sangat menjaga harga diri dan seorang pemberani yang gagah perkasa. Umar ibn Khattab masuk Islam pada tahun kelima dari kerasulan. Islamnya Umar mempunya pengaruh besar bagi dakwah Islam. Hal ini tergambar dalam riwayat ibn al-Atsir dari Abdullah ibn Mas’ud. Bahwasanya ia berkata: Islamnya Umar merupakan penaklukan dan hijrahnya ke Madinah merupakan suatu kemenangan, begitu juga terpilihnya menjadi khalifah merupakan rahmat.[10]
B
. Latar belakang
belakang pengangkatan Khalifah Umar bn Khatab.
Umar Ibn Khattab diangkat menjadi
Khalifah setelah wafatnya khalifah abu bakar ,Yaitu tahun 634 M- 644/13
H-23.Sebelum meninggal Abu bakar
menunjuk Umar ibn Khatab sebagai penggantinya . Kendatipun hal ini
merupakan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya, tampaknya penunjukkan ini
bagi Abu bakar merupakan hal yang wajar untuk dilakukan.
Adapun factor yang mendorong Abu
bakar menunjuk Umar bin Khatab menunjuk Umar binKhatab menjadi khalifah adalah sebagai berkut :
1.
Kekhawatiran peristiwa yang sangat menegangkan di Tsaqifah
Bani Sa’idah yang nyaris menyeret umat umat Islam ke jurang perpecahan akan
terulang kembali, bila tidak menunjuk seorang yang menggantikannya.
2.
Kaum Anshar dan Muhajirin
saling mengklaim sebagai golongan yang berhak menjadi Khalifa.
3.
Umat Islam pada saat itu
baru saja selesai menumpas kaum murtad dan pembangkang.[11]
Sementara sebagian pasukan Mujahidin sedang bertempur di luar kota Madinah melawan tentara Persia di satu
pihak dan terntara Romawi di pihak lain.[12]
Jadi berdasarkan hal tersebut itulah Khalifah
Abu bakar mengangkat Umar Bin Khatab menjadi Khalifah.
C. Kemajuan
Perdaban Islam Pada masa Umar Ibn Khatab.
Diantara perkembangan yang ada pada masa
Khalifah Umar adalah :
1. Aspek Politik dan pemerintahan.
Kemajuan politik dan pemerintahan
pada masa umar adalah:
1. mengangkat
dewan hakim
2. membuat
badan permusyawaratan para sahabat
3.. membuat Badan keuangan untuk daerah-daerah, karena wilayah kekuasaan islam semakin luas,beliau mengangkat juga gubernur .
2. Bidang Militer dan Perluasan Wilayah.
Walaupun Abu bakar telah wafat, namun Umar bin
Khatab tidak serta merta membuat kebijakan baru yang sama sekali bertentangan
dengan kebijakan pendahulunya, namun beliau juga melanjutkan kebijakan yang
telah yang telah dipersiapkan oleh Abu bakar .Kebijakan yang tetap dilanjutkan adalah kebijakan dalam masalah militer, yaitu
pengiriman Pasukan perang ke Persia yang dipimpin oleh panglima perang al
Mutsanna.[13].
Selain hal di atas, Umar bin Khatab melakukan terobosan-terobosan baru
dalam kebijakan militer,seperti mendorong mantan pemberontak dalam perang
riddah untuk ikut dalam penyerangan ke wilayah Sasaniyah. Kemudian melakukan
pemberhentian Khlaid bin Walid dari jabatannya sebagai panglima tertinggi dalam
pasukan Islam dan sebagai penggantinya ia menunjuk Abu Ubaidah bin Jarrah[14]
Selanjutnya di bidang perluasan wilayah, Umar
bin Khatab melakukan penaklukkan beberapa Negara Islam, antara lain :
a. Menakklukkan
Damaskus.
Dibawah
pimpinan khalid Ibn Walid, pasukan Islam bergerak ke Damaskus. Saat pasukan
islam masuk ke damaskus prajurit Islam dalam keadaan mabuk – mabukan sehingga
dengan mudah dapat ditaklukkan.Sementara panglima Abu Ubaidah bersama
pasukannya juga sukses menaklukkan daerah sekitar syam. Dan di daerah tersebut Khalifah umar
memerintahkan Khalid iIbn Walid dan Abu ubaidah agar memberi kebebasan beragama
kepada penduduknya.
b.
Membebaskan Baitul Maqdis
Saat
itu baitul maqdis dikuasai oleh kerajaan romawi, maka khalifah umar ibn Khattab
mengirim bala tentaranya dibawah pimpinan Amr Ibn Ash.
Pasukan Romawi yang dipimpin
Artabun tidak mampu menghadapi pasukan Islam, setelah pasukan romawi
dikepung selama 4 bulan mereka menyerah.
-
c. Menaklukkan Persia
Khalifah Umar mengirim pasukannya ke Persia
dibawah pimpinn Khalid Ibn Walid yang dibantu oleh Mutsanna Ibn Haritsah, akan
tetapi Khalid ibn walid diperintahkan untuk membantu pasukan Abu ubaidah di
romawi dan Mutsanna tetap di Persia. Dengan begitu kekuatan kaum muslimin di
Persia berkurang dan tidak dapat menaklukkan Persia.
Setelah romawi tunduk pada Islam Khalifah
Umar mengirimkan kembali pasukan Islam ke Persia berjumlah 8000 orang dibawah
pimpinan Sa’ad Ibn Abi Waqosh, dan bertemu dengan pasukan Persia dengan
kekauatan 30000 pasukan, namun kaum muslimin memperoleh kemenangan yang
gemilang.
-
d.
Menaklukkan Mesir
Mesir
saat itu dikuasai oleh tentara Romawi, maka khalifah umar mengirim pasuknnya ke
mesir dibawh pimpinn Amr ibn Ash.
Dibeberapa daerah kaum muslimin mendapat
kemenangan, namuan di Ummu Dunain, kaum muslimin tidak dapat menundukkan
kekuatan tentara Romawi, maka Amr Ibn Ash memint bantuan kepada khalifah umar
Ibn Khattab. Kemudian khalifah umar mengirim pasukannya yang berjumlah 4000
orang dimana terdapat Zubai, Ubadah Ibn Shamit, dan Al Miqdad Ibn Aswad., dan
kaum muslimin harus berjuang menghadapi lawan yang berjumlah dua puluh ribu
orang maka Amr ibn ash mengatur siasat perang.
3.
Aspek Sosial Masyarakat, yaitu diadakannya :
a. jawatan
pos yang akan menyampaikan berita dari kota madina ke daerah – daerrah lainnya,
begitu juga sebaliknya.
b. Perbaikan
jalan – jalan umum juga mendapat perhatian , memberi santunan anak yatim ,
orang tua dan wanita menyusui, khalifah umar juga menetapkan tanggal 1 muharram
sebagai tahun baru Hijriyah
4.
Pemahaman dan Pembaharuan
pemikiran bidang agama.
Dalam pemahaman terhadap agama Umar tetap memakai konsep
beragama seperti yang diajarkan
Rasulullah, dalam setiap aspek umar selalu menjadikan Alqur’an dan hadis
sebagai rujukan utama.Namun untuk pembangunan Islam banyak mengalami perubahan,
banyak terjadinyaekspansi dan meluasnya
peta Islam ke seluruh wilayah. Salah satu penyebab berkembangnya wilayah Islam
karena Umar ibn Khatab memerintahkan Khalid ibn walid dan Abu ubaidah agar
member kebebasan beragama kepada penduduknya dan adanya perlakuan Ijtihat.[15]
D. Akhir pemerintahan
Umar.
Pemerintahan Umar ibn
Khatab berakhir dengan wafatnya Khalifah Umar Ibn Khattb pada tanggal 1 Muharram 23 H ( 644 ) . Beliau
wafat akibat tikaman, saat menjalankan sholat subuh oleh Fairuz atau Abu Lulu
karena Dendam tak beralasan. Beliau menjadi khalifah selama 10 tahun. Dan
dimakamkan di madinah disamping makam Rasulullah dan Abu Bakar As – Siddiq.
IV.
Kesimpulan Dan Penutup
Dari uraian-uraian terdahulu dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut: Kedua khalifah, baik Abu Bakar, maupun Umar
ibn Khattab merupakan dua khalifah yang telah berhasil menyelamatkan Islam,
mengkonsolidasikan dan meletakkan dasar-dasar bagi keagungan umat Islam
sepeninggal Rasulullah.
Khalifah Abu Bakar, menyelamatkan
umat Islam dari perpecahan karena masalh pergantian kepemimpinan setelah
wafatnya rasulullah. Ia juga menyelamatkan Islam dari bahaya besar orang-orang murtad dan nabi-nabi palsu.
Peperangan dan penaklukan yang terjadi pada masanya, meski terhitung sedikit namun
menjadi titik awal bagi kesuksesan penaklukan serta penyebaran islam yang
dilakukan oleh khalifah setelahnya.
Sementara Umar ibn Khattab, ia berhasil meletakkan
dasar-dasar pemerintahan islam yang demokratis. Dimasanya berbagai kebijakkan
baru terlahir, baik kebijakan dibidang militer, struktur pemerintahan dan
kebijakan dibidang ekonomi. Peperangan dan penaklukan yang terjadi dimasanya
telah membuat islam tersebar kebanyak wilayah di luar Madinah, wibawa Islam
terangkat, dan duniapun mulai melihat Islam sebagai sebuah kekuatan adidaya
yang disegani dan diperhitungkan.
👉ISLAM PADA MASA KHALIFAH ABU BAKAR SIDDIQ
👉PERANG SALIB
DAFTAR PUSTAKA
Ghilyun ,burhan,Naqdu al-Siyasah;al-Daulah wa al-din,Beirut,al-Muwassisiyah
al-arabiyah li al- Drasat wa al-Nasr,1993.
Shadily,Hasan dkk,Ensiklopedi Indonesia jilid III,Jakarta,Ikhtiar Baru-Van
Hoeve),1982
Wahhab Al-Bukhari,Abdul,Al-Khulafa’ ar-Rasydin,Dar al-Fikr,tt
Al-Usairy,Ahmad,Tarikh al-Islami, Terjamahan Samson Rahman,Jakarta,Akbar Media Eka
Sarana ,2003
Hakim al-afifi,Abdul,Mausu’ah Alf Huduts Islami,terjemahan Irwan
Kurniawan,Bandung,Pustaka Hidayah,2002
Hasan,Ibrahim,Tarikh al-Islam As-siyasi wa ats-tsaqafi wa al-ijtima’,terjemahan
H.A Bahauddin,Jakarta,Kalam Mulia,2002
Supriadi ,Dedi, Sejarah Peradaban Islam
, Jakarta, Kalam Mulia, 2001
Harun,Maidir,Khilafah dan masyarakat Islam Modern,Padang IAIN IB Pre
ss,2006
[1] Burhan Giliyun,Naqdu
al-siyasah;al daulah wa al- din,
[2] Hassaan Shadily
dkk,Ensiklopedi
[3] Maidir Harun,Khalifah
dan Masyarakat Islam modrn,
[4] Ibid,hal.10
[5] Ahmad al-Usairy,Tarikh
al-Islami,Terjemahan Samson Rahman,
[6]Abdul Wahhab zl-Bukari, al-Khulafa’ ar-Rasyidun,
[10] Hasan Ibrahim Hasan,
Tarikh al-Islam as-Siyasi wa ats-Tsaqafi wa al-Ijtima’ terjemahan H.A.
Bahauddin,
0 Comment