(PEMBUKA-PEMBUKA SURAT)
A.
Pengertian Fawatih Al-Suwar
Secara bahasa فواتح السوار
merupakan terdiri dari dua kata, yaitu kata فواتح dan
السوار ,
kata فواتح adalah bentuk jamak dari kata فاتح
yang berarti permulaan, pembukaan, pendahuluan, sedangkan kata السور jamak dari سورة yang mengandung arti المنزلة حمع سور (turun, kumpulan surat). Maksudnya adalah
kumpulan dari sejumlah ayat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan sudah
ditentukan jumlahnya.[1]
Sedangkan secara istilah fawatih al-suwar
adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang bentuk-bentuk huruf, kata atau kalimat
permulaan surah-surah Al-Qur’an.[2]
B.
Kegunaan Fawatih Al-Suwar
Adapun kegunaan dari
pada fawatih as-Suwar adalah :
- Sebagai peringatan kepada Nabi Muhammad
SAW, Allah mengetahui bagian-bagian waktu dimana Nabi sebagai seorang
manusia kadang-kadang sibuk, maka dari itu Jibril menyampaikan Firman
Allah seperti Alif Lam Mim, Ha Mim dan lainnya, dengan suara
Jibril supaya Nabi menerima dan memperhatikannya.[3]
Akan tetapi, pendapat di atas dibantah oleh Rasyid Ridha. Menurutnya, Nabi
selalu siap menanti kedatangan wahyu. Peringatan itu menurutnya ditujukan
kepada orang-orang musyrik Mekkah dan Ahli Kitab Madinah agar mereka
tertarik mendengar Al-Qur’an dan hati mereka menjadi lunak kepada Nabi.[4]
- Menarik perhatian bagi orang-orang
musyrik, di saat orang-orang musyrik menganjurkan supaya tidak
mendengarkan Al-Qur’an di waktu Nabi membacanya, Allah berkehendak untuk
menarik perhatian mereka dan mendatangkan kepada mereka sesuatu yang tidak
mereka ketahui yang menjadi sebab agar mereka diam dan mendengarkan apa
yang dibacakan Nabi. Maka apabila mereka mendengar huruf muqotho’ah ini
mereka merasa heran dan menyuruh teman-temannya untuk mendengarkan bacaan
Nabi.[5]
- Memperindah dan menyempurnakan
bentuk-bentuk penyampaian, sebagai sarana pujian dan dipandang untuk
merangkum semua materi yang akan disampaikan lewat kata-kata awal, dalam
hal ini surat al-Fatihah dapat digunakan sebagai ilustrasi dan suatu
pembuka yang merangkum keseluruhan pesan ayat dan surat yang terdapat
dalam Al-Qur’an.
C.
Macam-macam Fawatih Al-Suwar
Dalam Al-Qur’an
terdapat sepuluh macam bentuk Fawatih al-Suwar, macam-macam bentuk itu ialah
sebagai berikut:[6]
1.
Pembukaan surat dengan lafaz pujian الثناء
Dalam Al-Qur’an terdapat empat belas surat
yang diawali dengan lafaz yang mengandung pujian kepada Allah SWT, dan lafaz
sanjungan ini ada dua bentuk, yaitu :
a.
إثبات
yaitu sanjungan kepada Allah SWT dengan mempergunakan kata-kata yang
menetapkan sifat-sifat terpuji bagi Allah SWT. Seperti pemakaian katanya
adalah الحمد , ada lima surat dalam Al-Qur’an yang
dimulai dengan kata الحمد yaitu Qs. Al-Fatihah,
Al-An’am, Al-Kahfi, As-Saba’, Al-Fatir.
Kemudian juga yang termasuk dalam kategori
إثبات
adalah yang dimulai dengan kata تبارك
yang terdapat dalam dua surat yaitu Al-Furqan dan Al-Mulk.
b.
تنزية
yaitu penggunaan kata sebagai awal surat yang menunjukkan bersihnya
Allah SWT dari sifat-sifat tercela, contohnya dalam surat yang menggunakan
kata-kata Tasbih. Ada tujuh surat di dalam Al-Qur’an yang dimulai dengan Tasbih,
yaitu Al-Isra’, Al-Hadid, Al-Hasyar,
As-Shaf, Al-Jumu’ah, At-Taghobun, Al-A’la.
2.
Pembukaan surat dengan lafaz النداء
(panggilan)
Ada sepuluh surat di dalam Al-Qur’an yang
dimulai dengan lafaz seruan dengan berbagai bentuk:
a.
Sebagian seruan ditunjukkan untuk orang yang beriman
dengan menggunakan يأيها الذين امنوا , bentuk seruan seperti ini terdapat dalam
tiga surat yaitu Al-Maidah, Al-Mumtahanah dan Al-Hujarat.
b.
Ada juga Nida yang ditujukan secara khusus untuk
Nabi Muhammad dengan kalimat يأيها النبي ,
model pembukaan surat yang semacam ini terdapat dalam tiga surat, yaitu
Al-Ahzab, At-Tholaq dan At-Tahrim, juga kalimat spesifik yang ditujukan kepada
Nabi yaitu dengan menggunakan يأيها المدثر
pada surat Al-Muddatssir dan
يأيها المزمل
pada surat Al-Muzammil.
c.
Seruan yang ditujukan kepada manusia secara umum
dengan kata يأيها الناس
yang terdapat dalam dua surat, yaitu An-Nisa’ dan Al-Hajj.
3.
Pembukaan surat dengan jumlah Khabariyyah (kalimat
berita)
Ada dua puluh tiga surat yang dimulai dengan
jumlah Khabariyyah, yaitu surat Al-Anfal, At-Taubah, An-Nahl, Al-Anbiya,
Al-Mukminun, An-Nur, Az-Zumar, Muhammad, Al-Fath, Al-Qomar, Ar-Rahman,
Al-Mujadalah, Al-Haqqah, Al-Ma’arij, Nuh, Al-Qiyamah, ‘Abasa, Al-Balad,
Al-Qadar, Al-Bayyinah, Al-Qari’ah, Al-Takatsur dan Al-Kautsar.
4.
Pembukaan surat dengan huruf Qasam (sumpah)
Ada lima belas surat yang dimulai dengan huruf
qasam, yakni surat As-Shaffat,
Adz-Dzariat, At-Thur, Al-Najm, Al-Mursalat, An-Naziat, Al-Buruj, At-Thoriq, Al-Fajr, As-Syamsi,
Al-Lail, Ad-Dhuha, At-Tin, Al-Adiyat
dan Al-Ashri.
5.
Pembukaan dengan huruf syarat
Ada tujuh surat yang dimulai dengan huruf
syarat: surat Al-Waqi’ah,
Al-Munafiqun, At-Takwil, Al-Infithor, Al-Insyiqoq, Az Zalzalah dan Al-Nashr.
6.
Pembukaan surat dengan Amar (perintah)
Ada enam surat yang dimulai dengan amar,
yaitu surat Jin, Al-Alaq,
Al-Kafirun, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas.
7.
Pembukaan surat dengan bentuk Istifham
(pertanyaan)
Ada enam surat yang dimulai dengan Istifham,
yaitu surat Al-Insan, An-Naba,
Al-Ghosyiyah, Al-Insyroh, Al-Fiil dan Al-Ma’un.
8. Pembukaan surat dengan lafaz do’a. Ada tiga surat
yang dimulai dengan bentuk seperti ini, yaitu surat Al-Muthoffifin, Al-Humazah
dan Al-Lahab.
9.
Pembukaan surat dengan Ta’lil (ilat)
Pembukaan surat Al-Qur’an yang dimulai
dengan ta’lil hanya ada satu surat yaitu surat Al-Quraisy.
10. Pembukaan surat yang
dimulai dengan huruf Muqatha’ah (huruf potong)
Ada dua puluh sembilan surat yang dimulai
dengan huruf Muqatha’ah. Bentuk-bentuk huruf Muqatha’ah itu adalah :
a.
Ada yang terdiri dari satu huruf, ini terdapat dalam
tiga surat yaitu surat Shad, Qaf dan Al-Qalam.
b.
Ada yang terdiri dari dua huruf, ini terdapat dalam
sepuluh surat, yaitu surat Al-Mukmin, Fussilat, As-Syuro, Az-Zuhruf,
Ad-Dhukhon, Al-Jatsiyah, Al-Ahqab,
Thaha, Yasin dan An-Naml.
c.
Ada yang teridiri dari tiga huruf, ini terdapat
dalam tiga belas surat, enam surat dimulai dengan alif lam mim, yaitu surat
Al-Baqarah, Ali Imran, Al-Ankabut, Ar-Rum, Luqman, As-Sajadah. Lima surat
dimulai dengan Tho sin Mim dalam surat As-Syu’aro dan Al-Qashash.
d.
Ada yang terdiri dari empat huruf, yaitu surat
Al-A;raf yang dimulai dengan huruf Alif Lam Mim Shod dan surat Ar-Ra’du yang
dimulai dengan Alif Lam Mim Ro.
e.
Ada yang terdiri dari lima huruf, ini terdapat satu
surat yaitu surat Maryam yang dimulai dengan Kaf Ha Ya’Ain Shad.
D.
Perbedaan Pendapat Ulama Tentang Fawatih Al-Suwar
Para ulama berbeda
pendapat mengenai kemampuan manusia mengetahui makna huruf muqaththa’ah (huruf
potong) yang terdapat di awal beberapa surat. Adapun diantara pendapat mereka
adalah :
a. Menurut Ibn Abbas, berdasarkan riwayat Ibn Abi
Hatim, huruf-huruf itu menunjukkan nama Tuhan. Alif Lam Mim, yang
terdapat dalam pembukaan surat Al-Baqarah, ditafsirkan dengan Ana Allah A’lam
(Akulah Tuhan Yang Maha Tahu). Alif Lam Ra’ ditafsirkan dengan Ana Allah Ara
(Akulah Tuhan Yang Maha Melihat).[7]
b.
Menurut Sayyid Al-Quthub, huruf-huruf itu
mengingatkan bahwa Al-Qur’an disusun dari huruf-huruf yang lazim dikenal oleh
bangsa Arab, yaitu tujuan Al-Qur’an pertama kali diturunkan. Dalam pandangannya
pula, misteri dan kekuatan huruf-huruf itu terletak pada kenyataan bahwa
meskipun huruf-huruf itu begitu lazim dan sangat dikenal, manusia tidak akan
dapat menciptakan gaya dan diksi yang sama dengannya untuk membuat kitab
seperti Al-Qur’an.[8]
c. Huruf-huruf tersebut adalah termasuk kepada ayat
mutasyabihat, dan yang mengetahui tentang maksud hanyalah Allah SWT. Maka itu
itulah sebabnya kebanyakan buku tafsir membuat komentar setelah ayat tersebut
dengan ungkapan “Allah a’lam bimuradih (hanya Allah yang lebih mengetahui
maksudnya). Diantara ulama yang berpendapat demikian adalah Sufyan Ats-Tsauri dan Asy-Sya’bi.[9]
d. Huruf-huruf
ini disebutkan di awal surat untuk menjadi penjelas kemu’jizatan Al-Qur’an,
serta bahwa makhluk lemah dari melawan (mendatangkan tandingan) yang semisal
ini, sekalipun dia hanya tersusun dari huruf-huruf ejaan yang saling berkaitan
sehingga menyusun sebuah kalimat. Pendapat ini disebutkan oleh sekelompok
peneliti, diantaranya Ar-Razi, Al-Qurthubi dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
Al-Hafizh Al-Mizzi juga berpendapat demikian.[10]
e.
Rasyid Ridha berpendapat bahwa huruf-huruf tersebut
ialah tanbih yang dihadapkan kepada orang-orang musyrik di Mekkah.[11]
f. Al-Kuwaibi berkata: huruf-huruf tersebut merupakan
tanbih bagi Nabi, mungkin suatu waktu Nabi sibuk dan sebagainya.[12]
Dari beberapa pendapat
di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa fawatih al suwar dengan huruf-huruf
muqatho’ah merupakan kemukjizatan Al-Qur’an karena ia tidak bisa ditandingi
oleh siapapun, bahkan orang Arab sendiri meskipun ia hanya tersusun dari
huruf-huruf muqatho’ah, ia berguna sebagai peringatan, memperindah bahasa,
menarik perhatian orang musyrik agar mereka memusatkan perhatiannya kepada Al-Qur’an
yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.
Huruf-huruf muqatho’ah
ini juga merupakan ayat-ayat mutasyabihat artinya Allah saja yang mengetahui
secara pasti maksud dari pada ayat tersebut, namun boleh saja menafsirkannya
selama tidak bertentangan dengan aturan yang telah ditentukan.
Huruf-huruf muqatha’ah
juga memiliki perbedaan yang lain dari segi penempatannya yang berulang-ulang
pada surat yang berlainan, dan ada yang hanya dipakai dalam satu surat,
misalnya Nun sedangkan huruf muqatho’ah yang dipakai secara
berulang-ulang dalam permulaan surat contohnya, Alif Lam Mim, Alif
Lam Ra, Ha Mim, kemudian akan ditemukan bahwa surat-surat yang
dimulai dengan huruf yang sama, isi dan karakteristisnya hampir sama pula dan
hal itu tidak dijumpai pada surat-surat yang lain.[13]
E.
Peranan Fawatih Al-Suwar
Dalam Memahami
Pesan-pesan Al-Qur’anbanyak
para mufassir yang hanya memperkirakan makna dari pada huruf-huruf pada awal surat.
Hal ini disebabkan keterbatasan pemahaman dan latar belakang pengetahuan mereka
sehingga untuk makna yang hakiki dari ayat tersebut dikembalikan kepada Allah
SWT.
Dalam sebuah riwayat, Abu Bakar pernah
berkata:
في كل كتاب سروسوه في القر أن أو اءل السور
Artinya : Pada tiap-tiap kitab itu ada rahasia, dan rahasia dalam Al-Qur’an adalah permulaan-permulaan suratnya.
Adapun peranan Fawatih
al-Suwar dalam memahami pesan-pesan Al-Qur’an
adalah untuk menarik perhatian manusia agar mendengarkan dan memahami isi Al-Qur’an.
Karena biasanya manusia selalu tertarik terhadap sesuatu yang asing atau unik,
yang belum pernah didengar. Huruf-huruf itu jelas merupakan sesuatu yang asing
bagi masyarakat Arab, mereka tidak pernah menggunakannya dalam berkomunikasi
antar sesama mereka. Maka itulah sebabnya, setelah huruf potong itu selalu
diiringi oleh ayat-ayat yang bercerita tentang Al-Qur’an.[14]
Sebagaimana dikatakan
oleh Rasyid Ridha bahwa letak keindahan pembicara adalah ketika ia menyadarkan
perhatian pendengarnya, sebelum melontarkan uraiannya, agar mereka dapat
menangkap dan menguasai pembicaraannya.[15]
Pendapat lain adalah
bahwa huruf-huruf itu berfungsi sebagai tanbih (peringatan). Dalam
tradisi Arab, ucapan yang digunakan sebagai peringatan adalah ha tanbih.
Maka demikian pula Al-Qur’an. Karena isi surat yang diawali huruf-huruf itu
pada umumnya berisi tentang Al-Kitab dan kenabian, dua hal yang paling pokok
dalam Islam, maka Allah SWT perlu memperingatkan orang-orang musyrikin Arab
Mekkah terlebih dahulu agar mereka dapat memahami dan menerima
kandungan-kandungan Al-Qur’an.
Baca Juga;/.......
👉WAHYU DAN RUANGLINGKUPNYA
👉NUZUL AL-QUR’AN DAN PENGUMPULAN AL-QUR’AN PADA MASA NABI
👉PENGUMPULAN AL QUR’AN PADA MASA KHULAFA AL RASYIDIN
👉EJAAN ATAU RASM AL-QUR’AN
👉I’JAZUL QURAN
👉NASAKH dan MANSUKH
👉AYAT-AYAT MUHKAMAT DAN MUTASYABIHAT
👉AYAT-AYAT MAKKIYAH DAN MADANIYYAH
👉HURUF dan QIRAAT TUJUH
👉ASBABUN NUZUL QUR'AN
👉SUMPAH (QASAM) DALAM AL-QUR’AN
👉PEMBUKA-PEMBUKA SURAT DALAM ALQURAN
👉PERUMPAMAAN DALAM AL-QUR’AN
👉KISAH KISAH DALAM AL-QUR’AN
👉KISAH KISAH DALAM AL-QUR’AN
KESIMPULAN
Fawatih al-Suwar adalah
suatu ilmu yang mengkaji tentang bentuk-bentuk huruf, kata atau kalimat
permulaan surah-surah Al-Qur’an, yang mana di dalam Al-Qur’an ada sepuluh macam
bentuk Fawatih al-Suwar yaitu:
1.
Pembukaan surat dengan lafaz pujian الثناء
2.
Pembukaan surat dengan lafaz النداء
(panggilan)
3.
Pembukaan surat dengan jumlah Khabariyyah (kalimat
berita)
4.
Pembukaan surat dengan huruf Qasam (sumpah)
5.
Pembukaan dengan huruf syarat
6.
Pembukaan surat dengan Amar (perintah)
7.
Pembukaan surat dengan bentuk Istifham
(pertanyaan)
8.
Pembukaan surat dengan lafaz do’a.
9.
Pembukaan surat dengan Ta’lil (ilat)
10. Pembukaan surat yang
dimulai dengan huruf Muqatha’ah (huruf potong)
Para ulama berbeda pendapat mengenai kemampuan manusia mengetahui makna huruf muqaththa’ah (huruf potong) yang terdapat di awal beberapa surat. Fawatih al suwar dengan huruf-huruf muqatho’ah merupakan kemukjizatan Al-Qur’an karena ia tidak bisa ditandingi oleh siapapun, bahkan orang Arab sendiri meskipun ia hanya tersusun dari huruf-huruf muqatho’ah, ia berguna sebagai peringatan, memperindah bahasa, menarik perhatian orang musyrik agar mereka memusatkan perhatiannya kepada Al-Qur’an yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.
[1]Hasan Zaini dan Radhiatul Hasnah, ‘Ulum
Al-Qur’an, (Batusangkar: STAIN Batusangkar Press, 2011), h. 165
[2]Kadar M. Yusuf, Studi Al-Qur’an,
(Jakarta: Amzah, 2010), h. 55
[3]Hasan Zaini dan Radhiatul Hasnah, Op.cit.,
h. 174
[4]Rosihan Anwar, Ulumul Qur’an,
(Bandung: Pustaka Setia, 2004), h. 139
[5]Hasan Zaini dan Radhiatul Hasnah, Op.cit.,
h. 174
[6]Ibid., h. 166-169
[7]Rosihan Anwar, Op.cit, h. 137
[8]Ibid., h. 138
[9]Kadar M. Yusuf, Op.cit., h.
58
[10]Muhammad bin Jamil, Bagaimana
Kita Memahami Al-Qur’an, (Terj. Muhammad Qawwam, Abu Luqman), Judul Asli:
Kaifa Nafhamu Al-Qur’ana Anwa’u At-Tafsiri wa Syarhu ba’dhi Ayi Al-Qur’ani,
(Malang: Cahaya Tauhid Press, 2006), h. 335
[11]Hasan Zaini dan Radhiatul Hasnah, Op.cit.,
h. 169
[12]Ibid, h. 169
[13]Ibid, h. 172
[14]Kadar M. Yusuf, Op.cit., h.
59
[15]Rosihan Anwar, Op.cit., h.
138
0 Comment