PERKIRAAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA
1. Proses peramalan
2. Inventarisasi persediaan keterampilan masa datang
3. Proyeksi persediaan keterampilan masa datang
4. Peramalan permintaan staf
Dalam merencanakan kebutuhan Sumber
Daya Manusia
secara efektif, perusahaan
harus memiliki ide yang jelas
tentang apa yang sebenarnya
dibutuhkan dan akan menjadi apa
mereka nantinya. Dalam hal ini
perlu memperhatikan bagaimana
saat ini karyawan tersebut dikembangkan,
seberapa sesuai kemampuan yang
mereka miliki sekarang digunakan, dan bagaimana supply kemampuan saat ini sesuai dengan
kebutuhan nantinya. Pemahaman tentang hal
ini membutuhkan apresiasi terhadap
perubahan kondisi dan antisipasi dampak kejadian masa datang baik pada supply
kemampuan dengan kebutuhan akan kemampuan
terhadap rencana bisnis.
Proses peramalan
merupakan bagian dan proses perencanaan sehingga tidak
menghasilkan jumlah atau
rencana itu sendiri. Secara teknis, peramalan sangat mudah dan sederhana
digambarkan. Akan tetapi dalam prakteknya seringkali sangat kompleks
dan sulit
dikerjakan. Sekali proyeksi dibuat,
mungkin lebih
mudah digunakan,
tetapi belum tentu akurat pada masa datang.
Bab ini menjelaskan tentang teknik peramalan kebutuhan sumber daya manusia, penerapan hasil peramalan, dan potensi kesalahan yang dapat diabaikan. Peramalan dapat dilihat sebagai proses esensial dari estimasi kebutuhan dan ketersediaan ketrampilan yang didasarkan pada keakuratan informasi dan secara umum ditunjukkan oleh tanggung jawab manajer untuk masing-masing unit dalam organisasi. Teknik matematis dan komputer yang dibahas pada bab sesudah ini, hanya merupakan tambahan bukan merupakan pengganti bagi pendekatan kebijakan manajemen dalam menentukan kebutuhan sumber daya manusia masa datang.
1. PROSES PERAMALAN
Peramalan (forcasting)
adalah proses memprediksi kondisi di masa
mendatang yang akan mengarahkan dan
mempengaruhi aktivitas,
perilaku, dan dampak
tindakan operasional. Ramalan memiliki peran
yang penting
untuk dimainkan tidak hanya dalam
fungsi perencanaan saja, tetapi juga
dalam keseluruhan proses manajemen.
Peramalan sering dianggap sebagai
salah satu masukan utama terhadap proses perencanaan organisasional. Meskipun
demikian peramalan hanya akan
sebaik kualitas dan validitas informasi yang digunakan untuk membuat
prediksi. Menilai kualitas dan validitas
informasi adalah perjuangan yang sulit,
karena hal ini biasanya
diperoleh hanya melalui pengalaman
dan waktu yang faktor-faktornya
dapat dipertimbangkan. Peramalan sumber
daya manusia berusaha menentukan sumber daya manusia bagaimana
yang dibutuhkan oleh organisasi
untuk mempertahankan pertumbuhannya
serta memanfaatkan peluang di waktu
mendatang. Peramalan sumber daya manusia tidaklah harus menghasilkan estimasi
yang akurat akan kebutuhan
sumber daya manusia
di masa
depan, agar dapat disebut bermanfaat.
Proses peramalan itu sendiri terlepas dari jumlah yang dihasilkan
memudahkan proses perencanaan. Peramalan menyebabkan
manajer wajib untuk memikirkan masa
mendatang serta mengantisipasi berbagai kejadian
yang kemungkinan
terjadi, meskipun kejadian itu pada
akhirnya tidak seperti
yang diperkirakan semula.
Peramalan akan kebutuhan sumber daya manusia
seringkali dibagi
lagi ke dalam peramalan jangka panjang
dan jangka pendek. Jenis terakhir
ini hampir tidak terhindarkan pada sebagian besar perusahaan, tetapi suatu penelitian atas
589 anggota American Society of Personal Administration mengungkapkan bahwa hanya 32%
melaporkan adanya perencanaan jangka panjang atau kebutuhan
sumber daya manusia dalam organisasi mereka.
Masalah yang paling membingungkan dalam meramalkan
permintaan sumber daya manusia adalah memperkirakan huhungan antara permintaan
terhadap sumber daya manusia
dengan keluaran (out put) - barang dan jasa - yang dihasilkan
oleh perusahaan. Peramalan baik permintaan
SDM maupun
suplai internal
yang tersedia hendaknya meliputi: pengalaman,
kemampuan, jenis kelamin. Organisasi
yang berbeda
mempunyai kebutuhan yang berbeda, sehingga ramalan haruslah dibuat sesuai dengan organisasi tersebut.
Jumlah rincian yang dibutuhkan
dapat bervariasi dengan ukuran organisasi,
akurasi informasi yang tersedia, dan
rencana khusus yang telah diperhitungkan.
Perhitungan ini mempengaruhi peramalan dalam beberapa hal yaitu: (1) tipe organisasi,
perusahaan manufaktur cenderung lebih kompleks dibandingkan perusahaan jasa,
(2) ukuran
organisasi,
semakin besar organisasi
semakin besar karyawan yang
dibutuhkan, (3) penyebaran organisasi,
semakin tersebar secara geografis semakin sukar
melakukan peramalan SDM karena adanya tekanan pasar tenaga kerja,
(4) akurasi informasi,
ketepatan informasi akan memudahkan
melakukan peramalan
SDM yang mendekati akurasi, sehingga
memudahkan dalam memberikan judgment.
Proses peramalan paling tidak
memperhatikan enam hal
yaitu:
1. Memahami lingkungan dan kondisi organisasi,
meliputi: suplai tenaga kerja eksternal, paksaan
hukum, ekonomi, desain tugas
dan struktur
organisasi. Perubahan teknologi, pola
produktivitas, dan kecenderungan yang ada, filosofi
dan
kebijakan manajemen,
tujuan dan perencanaan. Pola perputaran
dan mobilitas tenaga kerja.
2. Analisis SDM saat ini (tenaga kerja yang tersedia),
data demografi, data penilaian, interes tenaga kerja, pengalaman dan pendidikan.
3. Persediaan tenaga kerja (SDM) yang diproyeksikan di masa depan, pengurangan, mobilitas, penggunaan skill,
perubahan produktivitas.
4. Analisis
keperluan SDM
saat ini,
posisi otorisasi,
struktur organisasi, perpaduan
pekerjaan, kriteria perencanaan.
5. Keperluan
SDM untuk
masa yang
akan datang,
perubahan organisasi, anggaran, perubahan
perencanaan dalam aktivitas/operasional.
6. Forcasting diperlukan/ditampilkan, kebutuhan
rekrutmen, kebutuhan latihan dan
pengembangan, perencanaan suksesi
dan mobilitas, perubahan
kebijakan, perubahan
jabatan dan organisasional.
Gambar 1. Alur proses peramalan
Mengapa Melakukan Peramalan
Dalam abad
21 organisasi harus dapat merespon
banyak kejadian yang disebabkan oleh
perubahan kekuatan lingkungan yang mempengaruhi organisasi. Karena sebagian besar perubahan melibatkan manusia dan akan mempengaruhi
manusia, perubahan ini
membawa implikasi utama pada pengelolaan SDM dan menimbulkan isu signifikan bagi pihak
yang terkait
dengan SDM. Untuk dapat membahas
implikasi ini dengan efektif,
organisasi perlu
memahami perubahan tersebut dan memaharni proses perubahannya.
Implikasi utama terhadap
pengelolaan SDM pada abad
21 ditandai oleh:
(1) Perubahan yang terus berlangsung ke arah strategi
yang berfokus/berorientasi kepada konsumen dan
kualitas yang menyeluruh (total
quolity),
(2)
Restrukturisasi organisasional dan terus
berlangsungnya upaya perampingan perusahaan dan pemutusan hubungan kerja,
(3) Inisiatif untuk merespon terhadap tuntutan angkatan
kerja yang semakin
beragam (Schuller
&
Susan,
1997).
Perubahan organisasi akibat ke
tiga hal tersebut memerlukan persyaratan SDM
masa depan yang harus diantisipasi dan dipenuhi melalui kegiatan peramalan dan
perencanaan.
Mengapa peramalan perlu dilakukan? Untuk menjawab pertanyaan ini paling tidak harus melihat bahwa keberadaan organisasi tidak mungkin dilepaskan dari kondisi lingkungan eksternal, kondisi organisasi sendiri serta kondisi tenaga kerja yang kenyataannya senantiasa berubah.
Para manajer hendaknya
mempertimbangkan beberapa
faktor bila akan meramal kebutuhan
personil dan sudut pandangan praktis, tuntutan
untuk produk atau
jasa adalah
yang tertinggi, dengan demikian dalam
sebuah perusahaan manufaktur,
penjualanlah yang pertama diperhitungkan. Kemudian volume dari produksi
yang dituntut untuk memenuhi
tuntutan penjualan ini ditentukan.
Akhirnya staf yang dubutuhkan
untuk mempertahankan volume keluaran (output)
ini diperkirakan. Selain untuk produksi
atau tuntutan penjualan, juga harus dipertimbangkan:
(1) Perputaran yang diperhitungkan sebagai akibat dari
pengunduran diri atau PHK,
(2) Mutu dan sifat
karyawan dalam hubungannya dengan apa yan
dilihat sebagai kebutuhan yang berubah
dari organisasi,
(3) Keputusan untuk meningkatkan mutu produk atau jasa atau masuk ke dalam pasar baru,
(4)
Perubahan
teknologis dan
administratif yang mengakibatkann produktivitas
semakin
bertambah dan
(5) Sumber daya keuangan yang tersedia.
Periode waktu dalam Peramalan
Untuk dapat mengevaluasi teknik yang tepat dalam meramal
kebutuhan SDM, sangat membantu apabila kita membagi kebutuhan dan persediaan
SDM dalam
tiga batasan
waktu
yaitu jangka pendek, menengah, dan jangka panjang seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini
Tiga Batas Peramalan SDM
|
Short range |
Intermediated range |
Long range |
D
E M A N D |
Authorized
employment (including growth, changes, and turnover) |
Operating needs form budgeting and plans |
In some organization
the sames as intermediate range in other, and increased
awareness of changes in environment and technology
essentially jugdment |
S U P P L Y |
Employee
census less
expected losses plus expected promotions from subordinate groups |
Manpower
vacancies aexpected from individual promotability date derived
from development plans |
Management expectations of changing characteristics
of employess
and future availabe manpower |
NET NEEDS |
Numbers and kinds of
employess needed |
Numbers, kinds, dates, and levels
of needs |
Management
expectation of future conditions affecting immediate decisions |
Segmentasi
Cara lain
yang dapat membantu menyederhanakan peramalan adalah dengan cara
mensegmentasikan SDM
yang akan diramalkan kebutuhannya.
Segmentasi yang diambil dapat
menurut tingkatannya, atau menurut segmentasi
tenaga kerjanya, tergantung dari model organisasi. Sebagai contoh untuk organisasi
besar dimana aktifitas SDM seperti
rekrutment, pengembangan, dan penugasan
semuanya desentralis, maka peramalan secara
menyeluruh tidak diperlukan.
Seni atau Ilmiah?
Seperti disampaikan
pada bab
awal, dimana peramalan lebih bersifat seni, akan
tetapi pada saat yang bersarmaan
metode ilmiah juga digunakan dalam
proses peramalan. Masalah yang muncul
selanjutnya adalah seberapa banyak tingkat kebijakan dan seberapa
banyak tingkat ilmiah yang digunakan dalam penerapan proses.
Teknik peramalan kebutuhan
SDM dapat
bersifat sangat subyektif atau sangat abstrak,
dan kompleks. Meskipun model
sederhana yang melibatkan estimasi manajerial atau tebakan
atas perubahan staff mungkin
tersedia (dan dapat akurat) pada suatu tempat, teknik yang
lebih tinggi juga cukup penting, dan akurat untuk
lainnya (sebagai contoh, skedul
beban kerja, penyusunan
staff militer, atau
penjadwalan staff penerbangan).
2. INVESTASI PERSEDIAAN KETRAMPILAN MASA
DATANG
Untuk dapat mengetahui
persediaan dan kebutuhan SDM masa depan, diperlukan adanya
inventorisasi ketrampilan yang ada saat ini.
Inventori diperlukan untuk mengetahui
secara pasti kualitas maupun kuantitas SDM
yang dimiliki
organisasi. Hal ini dapat
membantu menunjukkan perencanaan kebutuhan masa datang, memahami permasalahan potensial yang mungkin muncul
dan permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan penyusunan staff
masa datang,
dan memperkirakan pengurangan atau mobilitas masa datang.
Pada bagian
ini kita
akan membahas data penting pada
inventori SDM, analisis
dan pelaporan dasar, dan karakteristik sistem informasi yang dipakai.
Elemen-elemen Data
Data penting untuk perencanaan
SDM meliputi
data individu dan data organisasional. Beberapa
elemen data yang
diperlukan dalam menginventorisasi persediaan SDM yaitu:
Data individu termasuk
• Umur
• Jenis Kelamin
• Ras
• Pendidikan
Data perusahaan termasuk:
• Tanggal direktur
• Sumber
perekrutan
• Status
pegawai (tetap, sementara, dll)
• Posisi
yang dipegang
• Data penilaian kerja saat ini
Untuk
dapat menganalisis pencapaian karir,
dan upah, beberapa elemen data harus tersedia antara lain :
Dari karir dan upah :
• Tingkat upah atau tingkat kinerja
• Posisi menurut tingkatan upah
• Rata-rata pendapatan
Data pengembangan karir
• Ketrampilan khusus
• Ketertarikan (ketrampilan, fungsi, atau target yang
diinginkan)
• Pengalaman
pelatihan terakhir
• Tingkat pendidikan dan spesialisasi yang
dimiliki
• Target
posisi pada pencapaian posisi karir
• Rating untuk dipromosikan, potensi, atau kesiapan
Analisis dan Pelaporan Dasar
Pengumpulan data dapat dikatakan
merupakan pekerjaan yang relatif mudah. Akan tetapi untuk menyusun pelaporan
yang dapat dipakai untuk mempermudah manajemen dalam membuat perencanaan adalah hal lain.
Untuk dapat
menyusun pelaporan yarig mempermudah dan bermanfaat bagi manajemen,
maka pelaporan tersebut harus
disusun menurut item berikut yaitu:
1. Daftar nama pegawai, yang didalamnya berisi nama pekerja, posisi, umur, jenis kelamin, unit dalam organisasi, dan data lainnya.
2. Stafing
saat ini,
tabulasi numeris dari posisi masing-
masing unit, level atau grade dan stafing aktual saat
ini.
3. Distribusi
pegawai, tabulasi berdasarkan umur,
jenis kelamin, kebangsaan, suku,
lama
bekerja, dan
faktor laiimya.
4. Penilaian kinerja,
tabulasi berdasarkan rating dari penilai, persentasi peningkatan kinerja tahunan, level atau
grade gaji, urutan kinerja terbaik,
peningkatan kinerja tertinggi
yang pernah diraih.
5. Posisi
jabatan, posisi dan lamanya memegang posisi
tersebut, pengindikasian mudah tidaknya diganti.
6. Posisi yang ditawarkan, penawaran posisi saat ini.
7. Pegawai baru.
8. Pengurangan pegawai, pensiun, pensiun dini,
mengundurkan diri, dipecat, dll.
9. Penugasan kemhali, perpindahan posisi didalam
organisasi.
10. Perubahan pekerjaan.
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Dasar dari pengambilan keputusan yang tepat mengenai sumberdaya manusia ditentukan oleh ketepatan informasi sumberdaya manusia yang dibutuhkan. Informasi sumberdaya manusia harus mampu mendukung dalam pengambilan keputusan. Konsep seperti ini dikenal dengan nama decision support system (DSS). Dengan menggunakan PC atau terminals, para manajer dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan mulai dari penerimaan karyawan, promosi, penggajian maupun pembuatan kebijakan yang menyangkut sumberdaya manusia.
HRIS sebagai
suatu system juga terdiri dari
bagian- bagian antara lain input (aplikasi
pekerjaan pada departernen keuangan,
sebagai contoh), proses (persetujuan penerimaan karyawan dari departernen
HR); output
(pemberian persetujuan pada departemen
keuangan), teknologi (PC), data base (data-data karyawan), dan control (password
atau umpan balik berupa
laporan hasil dari departemen keuangan).
HRIS merupakan
sub system dari Manajemen information
system yang lebih besar dari organisasi,
yang didalamnva juga
termasuk akuntansi,
produksi, dan fungsi marketing.
Fungsi khusus dari HRIS adalah
untuk pengambilan keputusan bagi fungsi sumberdaya manusia dengan lebih efektif dan efisien.
Inputs
lnformasi tentang
pegawai, kebijakan perusahaan,
dan informasi terkait lainnya
harus dimasukkan kedalam system agar dapat dipergunakan. Informasi tersebut
biasanya dimasukkan dari
document kedalam
PC yang
tersambung
dengan mainframe.
Sebagai satu contoh jika salah
satu departemen membutuhkan karyawan, maka departemen
tenaga kerja akan dengan mudah
mendapatkan informasi yang tepat tentang
calon karyawan jika input data
sudah dimasukkan kedalam system.
Transformation / Proses
Pada bagian ini
terdiri dari
hardware dan
software yang didalamnya juga memuat instruksi-instruksi tentang apa
yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan kapan
mengerjakannya. Computer dan software
yang dipergunakan
tergantung dari
kebutuhan dan kemampuan masing-masing organisasi. Untuk
perusahaan kecil dapat menggunakan PC dan standart database. Sedangkan
untuk perusahaan besar atau
perusahaan multinasional mungkin menggunakan
mainframe computer.
Sebagai contoh fungsi dari transformation misalnya, dengan kita memasukkan jam kerja karyawan, maka system akan mengelolanya mulai dari gaji kotor karyawan tersebut, pajak yang ditanggung, sampai pada gaji bersih yang akan diterimanya.
Outputs
Outputs dalam
hal ini
adalah hasil yang dibutuhkan misalnya slip gaji karyawan, absensi karyawan, promosi, dll.
Syarat dari output yang berkualitas yaitu:
• Accurate. Informasi yang diberikan harus benar-benar
merefleksikan apa yang dilaporkannya.
• Significant and
rclevant. Informasi
yang dihasilkan
harus berguna dan dapat dipergunakan,
serta tepat waktu.
• Comprehensive. Informasi yang dihasilkan harus
benar-benar menggambarkan
masalah yang ada dan
memberikan kemungkinankemungkinan solusinya.
• Readable and visual impact. Informasi yang dihasilkan harus mudah dimengerti.
• Consistent in fornlat. Untuk informasi yang sejenis,
user akan mendapatkan
laporan yang sama.
Feedback
Feedback berfungsi
untuk meyakinkan bahwa system telah memberikan informasi yang dibutuhkan atau memberikan
informasi tentang kekurangan
dari system tersebut.
Wages and salaries
Struktur gaji, rencana kenaikan gaji, dan sejarah gaji.
Benefit
• EEO compliance: informasi
pada penerimaan karyawan, pengerahan, dan kenaikan pangkat.
• Labor relations:
data kontrak
karyawan, informasi keluhan, dan daftar masa kerja pegawai
• Training
and development:
infonnasi tentang program- program
pelatihan, daftar pegawai yang
sedang rnengikuti pelatihan,
dll.
• Health and safety: informasi tentang kecelakaan
kerja dan karyawan yang mengalami
kecelakaan kerja, biaya
atas kecelakaan kerja, dan data lain yang dibuhillkan
oleh pemerintah nranpun perusahaan asuransi. Management
successior/career planning:
informasi tentang skill, specialisasi, prestasi, dan kemungkinan promosi.
• HR planning:
proyeksi tentang
kebutuhan pada
masa
yang akan datang. Staffing:
• HR data management: informasi
dasar pegawai seperti
gaji, jenis pekerjaannya, dll.
• Monitoring and reporting HR policy: komponen DSS.
• General organizational data: struktur organisasi,
level
Manajemen, informasi tentang fungsi-fungsi khusus.
• Demographics: informasi tentang keadaan, pendidikan,
dan umur pegawai.
• External
database: informasi
tentang organisasi
lain atau trend perekonomian.
HRIS dapat digunakan untuk membantu mempermudah pekerjaan
departemen SDM pada khususnya dan seluruh
organisasi pada umumnya untuk mensejalankan antara strategi
organisasi dengan
strategi SDM. Dengan menggunakan HRIS, pengambil keputusan akan
membuat keputusannya dengan lebih cepat dan tepat serta dapat mengurangi
biaya- biaya yang harus dikeluarkan perusahaan.
Agar tujuan HRIS dapat diperoleh, dibutuhkan piranti system yang sejalan baik berupa hardware maupun software dan didukung dengan kemampuan untuk memakai system tersebut. Besar kecilnya piranti system tergantung dari kebutuhan dan kemampuan tiap-tiap organisasi. Dan didukung dengan adanya system control yang baik agar kerahasiaan informasi dapat dijaga.
3. PROYEKSI PERSEDIAAN
KETRAMPILAN
MASA
DATANG
Setelah menginventori staff saat ini dan memiliki
informasi tentang penerimaan
masa sebelumnya, perpindahan, dan pengurangan, langkah selanjutnya dalam
peramalan SDM adalah memproyeksikan perubahan inventori tersebut untuk
masa datang. Disini membutuhkan adanya tabel/gambaran
yang jelas tentang kondisi mendatang
tentang:
• Pekerjaan permanen dijadikan temporer
• Penugasan kembali
• Perpindahan antar unit
• Pemecatan dan pensiun
Cara yang
dapat dipakai untuk lebih memperbaiki
metode peramalan adalah dengan lebih fokus path proyeksi
perubahan pada klasifikasi pekerjaan, lokasi, unit-unit
organisasi, klasifikasi
pekerja (umur, masa kerja,
dll), atau level pekerja. Estimasi yang
dilakukan juga dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik statistik; untuk mengetahui
aliran pekerja baik masuk, pindah,
atau keluar.
Proyeksi Turnover
Faktor perubah utama dalam supply tenaga kerja adalah berkurangnya jumlah pekerja. Pekerja keluar kerena beberapa alasan seperti: pensiun, mengundurkan diri karena mendapatkan pekerjaail lain, dan mengundurkan diri karena rendahnya nilai kinerja. Biasanya, tingkat turnover dilaporkan sebagai rasio keluarnya karyawan pada periode waktu tertentu.
Mobilitas Karyawan
Turnover didalam perusahaan atau mobilitas karyawan juga
dibutuhkan untuk menyusun proyeksi persediaan
ketrampilan masa datang. Data
yang diperoleh dapat diambil dari pola
mobilisasi karyawan masa sebelumnya dan kebijakan mobilisasi saat ini. Mobilisasi
karyawan dapat terjadi sebagai
akibat perlunya peningkatan ketrampilan karyawan, atau perlunya mengisi suatu posisi atau jabatan. Oleh sebab itu, cara
peramalan mobilitas karyawan
adalah dengan menganalisis rencana pengembangan
karyawan dan rating kesiapan karyawan untuk dipromosikan.
Pemanfaatan skill dan waktu karyawan
Banyaknya orang dalam daftar gaji tidak secara langsung merefreksikan kapabilitas yang mereka pergunakan
dalam pencapaian tujuan organisasi. Dengan semakin meningkatnya
biaya personel dan adanya pekerja
yang ingin mendapatkan pekerjaan yang
lebih menantang, kita memerlukan cara
untuk memanfaatkan karyawan
semaksimal mungkin. Tiga pertanyaan utama pada aspek ini adalah:
a. Apakah para karyawan menghabiskan waktunya secara tepat? Dapatkah pekerjaan direlokasi untuk meyakinkan efektifitas pemanfaatan skill? Dapatkah pekerjaan direstrukturisasi?
b. Apakah rata-rata produktifitas
berubah? Apakah
penyusunan staff saat ini
sudah sesuai untuk pencapaian output sesuai yang direncanakan?
Apakah pertumbuhan karyawan melebihi perkembangan output kita?
c. Apakah penyusunan staff yang kita lakukan sudah sesuai dengan skill yang tersedia? Apakah ketrampilan yang ada belum dipergunakan secara tepat? Apakah ada kehilangan ketrampilan?
4. PERAMALAN PERMINTAAN STAFF
Apabila kita
tidak mengetahui permintaan staff, maka kita tidak dapat mengetahui persediaan staff.
Asumsi kita disini adalah kebutuhan staff dalam perencanaan sumberdaya manusia untuk masa datang akan sama dengan kebutuhan saat
ini, atau
paling tidak berbeda tetapi dapat
diprediksi. Asumsi ini masuk
akal untuk
permintaan jangka pendek. Akan tetapi untuk jangka panjang atau dalam kondisi
lingkungan yang berubah cepat seperti
pertumbuhan yang tinggi dari organisasi,
diperlukan adanya teknik peramalan.
Untuk dapat
membuat ramalan kebutuhan masa datang
dan menyesuaikan antara kebutuhan
dengan persediaan SDM kita membutuhkan:
1. Pengetahuan tentang
tujuan masa datang dan mengetahui indikator apa yang ingin dicapai (pendapatan, output, voielme, dil).
2. Rencana organisasi
3. Pengetahuan
terhadap aktifitas dan kebutuhan pekerjaan
4. Apresiasi terhadap perubahan teknologi dan produktifitas
Analisis Permintaan saat ini
Pendekatan yang
paling sering digunakan dalam peramalan adalah dengan
analisis permintaan
staff
saat ini.
Struktur organisasi dan definisi
pekerjaan (ditunjukkan dalam deskripsi
pekerjaan) menipakan awal logis untuk
menganalisis permintaan
staff.
Banyak perusahaan
menggunakan alokasi lowongan dan kontrol
prosedur sebagai dasar pengaturan staff dan modifikasi pekerjaan dan struktur organisasi. Disini
para eksekutif
atau komite
bertanggung jawab mereview
rekomendasi posisi baru atau perubahan
organisasi
termasuk penambahan staff. Ketika
ada suatu posisi
lowong, maka pada
saat itu
juga perlu
dilihat apakah posisi tersebut masih perlu untuk diisi
atau sudah dapat dihilangkan.
Kebijakan Peramalan
Untuk mengestimasi permintaan masa datang, seseorang
harus membuat kebijakan. Analisis matematis dan data yang
banyak mungkin sangat berguna, akan tetapi,
keputusan tentang bagaimana penentuan staff
merupakan keputusan manusia.
Biasanya pendekatan yang biasa dipakai adalah proses estimasi “bottom-up”, pada model ini, biasanya perlu disesuaikan dengan anggaran dan prosedur kontrol posisi. Pada banyak instansi hal tersebut tidak bersifat perencanaan formal, tetapi direpresentasikan dalam autorisasi aktual pada posisi baru, perubahan pada judul atau isi suatu pekerjaan, penarikan dan penerimaan, dan posisi yang belum ditempati.
Manajer pada unit lokal
adalah orang yang paling mengetahui kebuthunan staff unitnya. Kualitas kebijakan
dari manajer ini
tergantung dari
kemampuan estimasinya. Beberapa cara
yang paling
sening digunakan dalam membuat keputusan model bottom-up adalah:
•
Rules of thumb untuk pengisihan staff
•
Perbandingan dengan unit lain
• Rasio atau panduan standar dalam rflengisi staff, biasanya
berdasarkan tipe posisi atau operasional Informasi tentang
isi
pekerjaan, yang didasarkan oleh analisis pekerjaan
Metode kedua yang seringkali dipakai yaitu “ask and find
out”
pendekatan ini bersifat formal, proses perencanaannya
sistematis, tetapi sangat tergantung pada kebijakan
subyektif dan pengetahuan manajer unit. Faktor “Asking”
pada peramalannya meliputi :
Posisi baru
yang dibutuhkan, posisi yang perlu
diganti atau dihilangkan perubahan pada posisi
yang saat ini ada, jabatan ganda, dll.
Teknik terakhir adalah
“Delphi technique”. Pada teknik ini, dalam melakukan peramalan kebutuhan,
menggunakan masukan dari beberapa
manajer atau ahli sesuai
dengan kebutuhan. Inti dari
pendekatan ini adlah upaya mencari
alternatif jawaban melalui pengumpulan
ide tanpa
mempertahankan pemberi ide atau para manajer dan para ahli tersebut.
Hal ini
dilakukan untuk menghindari adanya dominasi pendapat atau ide apabila dipertemukan.
Gambar berikut
ini menunjukkan
proses perencanaan
Kepegawian: tiga tahap Peramalan
akan kebutuhan SDM seringkali
dibagi ke dalam peramalan jangka
panjang dan jangka pendek. Kegiatan
peramalan permintaan SDM
dapat digambarkan sebagai berikut :
manajemen tahap dua bisa di baca di artikel dengan judul Kerangka kerja manajemen
0 Comment