Pendahuluan
Sepeninggal Rasulullah, selanjutnya
pemerintahan islam di pimpin oleh empat orang sahabat terdekatnya, yaitu Abu
Bakar as-Siddik, Umar ibn al-Khattab, Usman Ibn Affan dan Ali ibn Abi Thalib. Kepemimpinan
para sahabat Rasul ini disebut dengan periode Khulafa’ al- Rasydin.[1]
Masa Khulafau’ al-Rasydin ini berlangsung tidak lebih dari tiga puluh tahun. Meski sangat singkat, namun masa mereka menjadi sangat penting dalam sejarah Islam.Khulafaur Rasydin berhasil menyelamatkan Islam, mengkonsolidasikan dan meletakan dasar-dasar keagungan umat Islam. Khalifah Abu Bakar misalnya, menyelamatkan umat Islam dari perpecahan karena masalah kepemimpinan setelah wafatnya Rasulullah. Ia juga menyelamatkan Isalam dari bahaya besar orang-orang murtad dan nabi-nabi palsu, juga mempertahankan kebenaran Islam. Para khulafaur Rasydin juga mengikuti manhaj rasulullah secara sempurna sesuai dengan jalan lurus yang Allah ridhai untuk hamba-hambanya engan demikian, masa ini dianggap sebagai gambaran paling tepat bagi pelaksanaan hukum Islam dan teladan bagi setiap penguasa yang menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat juga bagi mereka yang menginginkan kebahagiaan untuk rakyatnya.
Pada makalah yang sederhana ini, tidak smua pembahasan tentang khalifah Ar-Rasydin penulis paparkan. Penulis hanya mencoba memaparkan tentang dua khalifah pertama, yaitu Abu Bakar as-Shiddiq dan Umar ibn al- Khattab beserta kebijakan-kebijakan yang mereka jalankan selama masa pemerintahan keduanya menjabat sebagai khalifah.
Pembahasan
I.
Pengertian
Khalifah
Khalifah artinya adalah pengganti.[2]
yakni pengganti Nabi Muhammad SAW yang berkedudukan sebagai kepala negara atau
pimpinan tertinggi umat Islam.Abu al-A’la
al-Maududi, sebagaimana dikutip oleh Maidir Harun menurutnya khalifah
kepala pimpinan tertinggi dalam urusan agama dan dunia, sebagai pengganti
Rasulullah [3]. Lebih
jauh dari itu, Rasyid Ridha mengungkapkan tentang pengertian khalifah, yaitu
khalifah adalah kepala negara islam secara totalitas, demi kemaslahatan agama dan dunia.[4]
Dengan demikian, khalifah adalah pengganti
Rasulullah, pimpinan tertinggi dalam urusan dunia dan agama yang memegang
tanggung jawab atas kemajuan agama islam dan penganutnya berdasarkan
ketentuan-ketentuan syari’at.
II.
Khalifah
Abu Bakar
A.
Biografi
singkat Abu Bakar RA
Dia bernama Abdullah bin Usman bin amir bin ‘Amr bin
Ka’ab bin sa’ad bin Taim. Dia diberi gelar Atiq dan di beri kunyah Abu Bakar. Kemudian
lebih dikenal dengan sebutan Shiddiq, dia dikenal sebagai seorang yang mengerti dengan sisilah keturunan dan
sebagai pelaku bisnis yang banyak melakukan perjalanan ke berbagai pelosok.[5]
Dia adalah sahabat rasulullah sejak masa Jahiliah
dan orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan tua. Dia dianggap orang
kedua dalam islam setelah Rasulullah SAW. Abu Bakar RA memiliki semua sifat yang
mulia, kasih sayang, kemuliaan diri dan keihklasan. Rasulullah SAW sangat
mencintainya dan memperlakukannya sebagai orang mukmin yang hatinya diterangi cahaya keimanan dari
Allah. Abu Bakar wafat setelah sakit keras dan dia wafat pada 22 jumadil Akhir
13 H(12 Agustus 634 M). Jenazahnya di kuburkan di samping kuburan Nabi Saw.[6]
B. Latar belakang pengangkatan Khalifah Abu Bakar.
Setelah
Rasulullah saw. Wafat pada bulan Rabiul Awal 11 H, kaum Muslimin merasakan
bencana besar yang menimpa mereka. Namun, Abu bakar ash- Shiddiq r.a. menemui mereka dan menyampaikan pidatonya
yang terkenal : “ Wahai sekalian manusia, barangsiapa yang menyembah Muhammad
maka sesungguhnya ia telah wafat. Akan tetapi, barangsiapa yang menyembah Allah
maka sesungguhnya Dia Maha hidup dan tidak akan mati.” Mereka yang mendengar pidato Abu bakar,
Segera mereka mendapatkan hidayah
kembali. Mereka melihat siapa orang yang pantas menjadi Khalifah sepeninggal
Nabi saw. Mereka mendatangi Saqifah Bani Saidah untuk memilih Abu bakar
ash-Shiddiq r.a. Baiat tersebut merupakan baiat khusus. Adapun, baiat umum
terjadi ketika kaum Muslimin berkumpul di Masjid Nabi di Madinah. Umar ibn
Khatab r.a. beradiri untuk mengajak orang-orang guna membaiat Abu bakar sebagai Khalifah dengan alasan : Abu bakar adalah orang yang
pernah menjadi Khalifah (pengganti) Nabi saw dalam mengimami kaum
Muslimin pada saat Rasulullah sakit, Abu
bakar adalah orang yang paling dekat
dengan Rasulullah dank arena kepionirannya diantara para sahabat. Kaum Muslimin
mendukung Umar dan mereka membaiat Abu bakar sebagai Khalifah. Sejak saat itu,
Abu bakar menjadi khalifah pertama bagi kaum Muslimin.
Pemilihan sekaligus pembai’atan Abu
bakar sebagai khalifah pertama pengganti Rasulullah terdapat beberapa faktor
yang melatar belakangi yaitu seperti dikemukakan oleh Mudjab Mahali sebagai
berikut :
1.
Abu
Bakar adalah sahabat Nabi yang tertua, besar pengorbanannya kepada Islam dan
Rasul baik secara moril dan materil
2.
Abu
bakar adalah seorang yang berkedudukan tinggi(bangsawan) dikalangan kaumnya,dermawan, jujur dan bijaksana.
3.
Pada
waktu Rosul sakit dan menjelang wafatnya, Abu bakarlah yang diserahi tugas
sebagai imam solat berjamah,disamping banyak pula tugas-tugas Rosulullah yang
diamanatkan kepadanya dikala Rosulullah sedang uzur/berhalangan
Uraian diatas memberikan suatu pemahaman
bahwa tuntutan situasi dan kondisi setelah wafatnya Rosulullah merupakan faktor
utama yang mendorong umat islam pada waktu itu untuk memilih salah seorang
diantara mereka yang layak untuk menjadi khalifah, dengan didasarkan kepada
beberapa pertimbangan itulah, maka
pilihan sebagian besar umat islam jatuh kepada Abu Bakar.
C.
Peradaban Islam masa
Abu bakar
1.
Aspek Politik
dan Pemerintahan .
Pemerintah Abu bakar lebih banyak melanjutkan
apa yang telah dirintis oleh Rasulullah.Di masa awal pemerintahan Abu
Bakar, diwarnai dengan berbagai kekacauan dan pemberontakan, seperti munculnya
orang-orang murtad, aktifnya orang-orang yang mengaku diri sebagai nabi (nabi
palsu), pemberontakan dari beberapa kabilah Arab dan banyaknya orang-orang yang
ingkar membayar zakat.[7]
Melihat hal yang demikian maka Abu Bakar didalam kepemimpinannya
membuat kebijakan-kebijakan sebagai berikut :
a.
Melaksanakan
pemerintahan yang demokrasi, untuk menjaga stabilitas dan keamanan dalam
pemerintahannya, maka Abu baker membuka pintu seluas-luasnya kepada rakyat
untuk menyampaikan aspirasi dengan cara yang Islami dan memberikan peluang
kepada seluruh lapisan masyarakat untuk mengkitik pemerintah dalam melaksanakan
tugasnya.
b.
Melaksanakan
pemerintahan seadil-adilnya.dengan kebijakannya melaksanakan roda pemerintahan
dengan keadilan dan kesabaran didukung oleh keyakinan yang kuat sehingga beliau
dapat meredam gejolak-gejolak yang timbul ditengah masyarakat.
c.
Memerangi
Orang murtad
Munculnya orang-orang murtad
disebabkan oleh keyakinan mereka terhadap ajaran Islam belum begitu mantap, dan
wafatnya dan wafatnya Rasulullah SAW menggoyahkan keimanan mereka. Mereka
beranggapan bahwa kaum Quraisy tidak akan bangun lagi setelah Nabi Muhammad SAW
wafat. Dan mereka merasa tidak terikat lagi dengan agama Islam lalu kembali
kepada ajaran agama sebelumnya.[8]
d.
Memerangi Orang yang enggan membayar zakat
Orang-orang yang enggan membayar zakat
hanyalah karena kelemahan iman mereka. Terhadap semua golongan yang membangkang
dan memberontak itu Abu bakar mengambil tindakan tegas. Ketegasan ini didukung
oleh mayoritas umat
e. Memerangi nabi-nabi palsu
Tentang orang-orang yang mengaku diri nabi
sebenarnya telah ada sejak masa rasulullah SAW, tetapi kewibawaan Rasulullah
SAW menggetarkan hati mereka untuk melancarkan aktivitasnya. Diantara nabi
palsu seperti Musailamah Al Kadzab dari Bani Hanifah, Tulaihah bin Khuwailid
dari Bani As'ad Saj'ah Tamimiyah dari Bani Yarbu, dan Aswad Al Ansi dari Yaman.
Mereka
mengira, bahwa Abu Bakar adalah pemimpin yang lemah, sehingga mereka berani
membuat kekacauan. Pemberontakan kabilah disebabkan oleh anggapan mereka bahwa
perjanjian perdamaian yang dibuat bersama Nabi Saw. bersifat pribadi dan
berakhir dengan wafatnya Nabi Saw., sehingga mereka tidak perlu lagi taat dan
tunduk kepada penguasa Islam yang baru. Untuk menumpas seluruh pemberontakan,
ia membentuk sebelas pasukan masing-masing dipimpin oleh panglima perang yang
tangguh, seperti Khalid bin Walid, Amr bin Ash, Ikrimah bin Abu Jahal, dan
Syurahbil bin Hasanah. Dalam waktu singkat seluruh kekacauan dan pemberontakan
yang terjadi dalam negeri dapat ditumpas dengan sukses.
2.
Pengumpulan
ayat-ayat Alquran.
Abu bakar menjalankan pemerintahan Islam
sesudah Rasulullah dihadapkan kepada peristiwa- peristiwa besar berkenaan
dengan kemurtadan sebagian orang arab. Karena itu ia segera menyiapkan dan
mengirimnya untuk memerangi orang-orang murtad tersebut. Peperangan Yamamah
yang terjadi pada 12 H melibatkan sejumlah besar sahabat yang hafal Alquran.
Dalam peperangan ini tujuh kan puluh dari qari dari para sahabat gugur. Melihat kenyataan ini Umar bin Khatab sangat
khawatir, lalu ia menghadap Abu bakar dan mengajukan usul kepadanya agar mengumpulkan
dan membukukan Alquran karena dikhawatirkan akan musnah, sebab peperangan
Yamamah banyak membunuh para Qari.
Disegi lain Umar merasa Khawatir juga
kalau-kalau juga terjadi peperangan di tempat-tempat lain akan membunuh banyak
Qari pula sehingga Alquran akan hilang dan musnah, Abu bakar menolak usulan itu
dan berkeberatan melakukan apa yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah. Tetapi Umar tetap
membujuknya, sehingga Allah membukakan hati Abu bakar untuk menerima usulan Umar
tersebut. Kemudian Abu bakar memerintahkan
Zaid bin Tsabit mengingat beberapa hal :
a.
Kedudukannya
dalam Qiraat dan penulisan Alqu’ran
b.
Pemahaman
dan kecerdasannya
c.
Kehadirannya
pada pembacaan yang terakhir kali.
Abu
–bakar menceritakan kekhawatirannya dan
usulan Umar pada Zaid bib tsabit . Pada mulanya Zaid menolak seperti halnya Abu
bakar sebelum itu. Keduanya lalu bertukar pendapar, sampai akhirnya Zaid
menerima dengan lapang dada perintah penulisan Alquran.
Zaid bib Tsabit pun memulai tugas tersebut,
dalam tugas tersebut ia dibantu oleh sahabat-sahabat lainnya seperti Ubay bin
Kaab, Usman bin Afan dan Ali bin abi Thalib.[9] Dalam pengumpulan nas-nas
al-Quran tersebut ia bersandar pada hafalan yang ada dalam hati para Qurra dan
catatan yang ada pada penulis. Setelah Abu bakar wafat, al-Quran disimpan pleh
Khalifah Umar, dan setelah Umar wafat, Al-quran tersebut disimpan oleh Hafsah
istri Rasulullah.Saw.
3.
Pengiriman
pasukan ke Syria, Palestina, Hims,
Yordania dan Parsia.
Negeri Syiria
pada waktu itu dikuasai oleh Romaw Timur di bawah Kaisar Hiraclius. Pada masa
Nabi sudah pernah dikirim pasukan Islam yang dipimpin oleh Usamah, kemudian
pasukan itu disempurnakan Abu bakar dan di Syiria Abu bakar memperoleh
kemenangan.
Selain itu, Khalifah Abu Bakar juga mengirim
pasukan militernya yang lain k eke wilayah Palestina yan dipimpin oleh Amru bin
ash dan ke Yordania ang dipimpin oleh Syurahbil bin Hasanah.
Pada waktu Abu bakar mengirim pasukannya ke
Persia, saat itu di Persia ada 3
Kekuatan militer yaitu :
1.
Pasukan
bangsa Asli Persia
2.
Pasukan
Romawi yang bertugas di Persia
3.
Pasukan
bangsa arab yang anti Islam
Untuk menghadapi tiga kekuatan tersebut
Khalifah Abu bakar mengirim panglima Khalid bin Walid beserta pasukannya dengan
tugas dan kewajiban sebagai berikut.
a.
Memperluas
daerah Islam ke Timur dengan jalan menaklukan
Persia.
b.
Di
daerah yang sudah dikuasai harus
didudukkan seorang amir untuk mengatur daerah tersebut dengan peraturan Islam.
D.
Akhir pemerintahan Abu Bakar.
Abu Bakar wafat setelah
sakit keras . Ia wafat pada tahun ke 13 H, malam selasa, tanggal 23 Jumadil
Akhir pada usia 63 tahun. Masa khilafahnya 2 tahun, 3 bulan dan 3 hari. Ia
dikubur di rumah Aisyah ra di samping Rasulullah Saw.
Menjelang wafatnya, Abu
Bakar meminta pendapat sejumlah para sahabat generasi pertama yang tergolong
ahli syura.Mereka seluruhnya sepakat untuk mewasiatkan khilafah sesudahnya
kepada Umar bin Khatab ra.Dengan demikian Abu-bakar adalah orang pertama yang
mewasiatkan khilafah sepeninggalnya kepada Umar
bin Khatab.
III.
KHALIFAH
UMAR IBN AL-KHATTAB
A.
Biografi
singkat Umar Ibnu Khatab
Namanya adalah Umar ibn
Khattab ibn Nafil ibn Abdul Uzza ibn
Rabbah.Ia dilahirkan di Makkah tiga belas tahun setelah Rasulullah SAW. Ia
adalah sosok yang sangat menjaga harga diri dan seorang pemberani yang gagah
perkasa. Umar ibn Khattab masuk Islam pada tahun kelima dari kerasulan.
Islamnya Umar mempunya pengaruh besar bagi dakwah Islam. Hal ini tergambar
dalam riwayat ibn al-Atsir dari Abdullah ibn Mas’ud. Bahwasanya ia berkata: Islamnya
Umar merupakan penaklukan dan hijrahnya
ke Madinah merupakan suatu kemenangan, begitu
juga terpilihnya menjadi khalifah merupakan rahmat.[10]
B . Latar belakang belakang pengangkatan Khalifah Umar bn Khatab.
Umar Ibn Khattab diangkat menjadi Khalifah setelah
wafatnya khalifah abu bakar ,Yaitu tahun 634 M- 644/13 H-23.Sebelum meninggal
Abu bakar menunjuk Umar ibn Khatab sebagai
penggantinya . Kendatipun hal ini merupakan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya,
tampaknya penunjukkan ini bagi Abu bakar merupakan hal yang wajar untuk
dilakukan.
Adapun factor yang mendorong Abu bakar menunjuk Umar
bin Khatab menunjuk Umar binKhatab
menjadi khalifah adalah sebagai berkut :
1.
Kekhawatiran peristiwa yang sangat menegangkan di Tsaqifah
Bani Sa’idah yang nyaris menyeret umat umat Islam ke jurang perpecahan akan
terulang kembali, bila tidak menunjuk seorang yang menggantikannya.
2.
Kaum Anshar dan
Muhajirin saling mengklaim sebagai golongan yang berhak menjadi Khalifa.
3.
Umat Islam pada
saat itu baru saja selesai menumpas kaum murtad dan pembangkang.[11]
Sementara sebagian pasukan Mujahidin sedang bertempur di luar kota Madinah melawan tentara Persia di satu
pihak dan terntara Romawi di pihak lain.[12]
Jadi
berdasarkan hal tersebut itulah Khalifah Abu bakar mengangkat Umar Bin Khatab
menjadi Khalifah.
C.
Kemajuan Perdaban Islam Pada masa Umar
Ibn Khatab.
Diantara perkembangan yang ada pada masa
Khalifah Umar adalah :
1. Aspek Politik dan pemerintahan.
Kemajuan politik dan pemerintahan pada masa umar
adalah:
1. mengangkat
dewan hakim
2. membuat
badan permusyawaratan para sahabat
3.. membuat Badan keuangan untuk daerah-daerah,
karena wilayah kekuasaan islam semakin luas,beliau mengangkat juga gubernur .
2. Bidang Militer dan Perluasan Wilayah.
Walaupun Abu bakar telah wafat, namun Umar bin
Khatab tidak serta merta membuat kebijakan baru yang sama sekali bertentangan
dengan kebijakan pendahulunya, namun beliau juga melanjutkan kebijakan yang
telah yang telah dipersiapkan oleh Abu bakar .Kebijakan yang tetap dilanjutkan adalah kebijakan dalam masalah militer, yaitu
pengiriman Pasukan perang ke Persia yang dipimpin oleh panglima perang al
Mutsanna.[13].
Selain hal di atas, Umar bin Khatab melakukan terobosan-terobosan baru
dalam kebijakan militer,seperti mendorong mantan pemberontak dalam perang
riddah untuk ikut dalam penyerangan ke wilayah Sasaniyah. Kemudian melakukan
pemberhentian Khlaid bin Walid dari jabatannya sebagai panglima tertinggi dalam
pasukan Islam dan sebagai penggantinya ia menunjuk Abu Ubaidah bin Jarrah[14]
Selanjutnya di bidang perluasan wilayah, Umar
bin Khatab melakukan penaklukkan beberapa Negara Islam, antara lain :
a. Menakklukkan
Damaskus.
Dibawah pimpinan khalid Ibn Walid, pasukan
Islam bergerak ke Damaskus. Saat pasukan islam masuk ke damaskus prajurit Islam
dalam keadaan mabuk – mabukan sehingga dengan mudah dapat ditaklukkan.Sementara
panglima Abu Ubaidah bersama pasukannya juga sukses menaklukkan daerah sekitar
syam. Dan di daerah tersebut Khalifah
umar memerintahkan Khalid iIbn Walid dan Abu ubaidah agar memberi kebebasan
beragama kepada penduduknya.
b. Membebaskan Baitul Maqdis
Saat
itu baitul maqdis dikuasai oleh kerajaan romawi, maka khalifah umar ibn Khattab
mengirim bala tentaranya dibawah pimpinan Amr Ibn Ash.
Pasukan Romawi yang dipimpin Artabun tidak mampu menghadapi
pasukan Islam, setelah pasukan romawi dikepung selama 4 bulan mereka menyerah.
- c. Menaklukkan Persia
Khalifah Umar mengirim pasukannya ke Persia
dibawah pimpinn Khalid Ibn Walid yang dibantu oleh Mutsanna Ibn Haritsah, akan
tetapi Khalid ibn walid diperintahkan untuk membantu pasukan Abu ubaidah di
romawi dan Mutsanna tetap di Persia. Dengan begitu kekuatan kaum muslimin di
Persia berkurang dan tidak dapat menaklukkan Persia.
Setelah romawi tunduk pada Islam Khalifah
Umar mengirimkan kembali pasukan Islam ke Persia berjumlah 8000 orang dibawah
pimpinan Sa’ad Ibn Abi Waqosh, dan bertemu dengan pasukan Persia dengan
kekauatan 30000 pasukan, namun kaum muslimin memperoleh kemenangan yang
gemilang.
-
d.
Menaklukkan Mesir
Mesir
saat itu dikuasai oleh tentara Romawi, maka khalifah umar mengirim pasuknnya ke
mesir dibawh pimpinn Amr ibn Ash.
Dibeberapa daerah kaum muslimin mendapat
kemenangan, namuan di Ummu Dunain, kaum muslimin tidak dapat menundukkan
kekuatan tentara Romawi, maka Amr Ibn Ash memint bantuan kepada khalifah umar
Ibn Khattab. Kemudian khalifah umar mengirim pasukannya yang berjumlah 4000
orang dimana terdapat Zubai, Ubadah Ibn Shamit, dan Al Miqdad Ibn Aswad., dan
kaum muslimin harus berjuang menghadapi lawan yang berjumlah dua puluh ribu
orang maka Amr ibn ash mengatur siasat perang.
3.
Aspek Sosial Masyarakat, yaitu diadakannya :
a. jawatan
pos yang akan menyampaikan berita dari kota madina ke daerah – daerrah lainnya,
begitu juga sebaliknya.
b. Perbaikan
jalan – jalan umum juga mendapat perhatian , memberi santunan anak yatim ,
orang tua dan wanita menyusui, khalifah umar juga menetapkan tanggal 1 muharram
sebagai tahun baru Hijriyah
4.
Pemahaman dan
Pembaharuan pemikiran bidang agama.
Dalam pemahaman terhadap agama Umar tetap memakai konsep
beragama seperti yang diajarkan
Rasulullah, dalam setiap aspek umar selalu menjadikan Alqur’an dan hadis
sebagai rujukan utama.Namun untuk pembangunan Islam banyak mengalami perubahan,
banyak terjadinyaekspansi dan meluasnya
peta Islam ke seluruh wilayah. Salah satu penyebab berkembangnya wilayah Islam
karena Umar ibn Khatab memerintahkan Khalid ibn walid dan Abu ubaidah agar
member kebebasan beragama kepada penduduknya dan adanya perlakuan Ijtihat.[15]
D. Akhir pemerintahan Umar.
Pemerintahan Umar ibn
Khatab berakhir dengan wafatnya Khalifah Umar Ibn Khattb pada tanggal 1 Muharram 23 H ( 644 ) . Beliau
wafat akibat tikaman, saat menjalankan sholat subuh oleh Fairuz atau Abu Lulu
karena Dendam tak beralasan. Beliau menjadi khalifah selama 10 tahun. Dan
dimakamkan di madinah disamping makam Rasulullah dan Abu Bakar As – Siddiq.
IV.
Kesimpulan Dan Penutup
Dari uraian-uraian terdahulu dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut: Kedua khalifah, baik Abu Bakar, maupun Umar
ibn Khattab merupakan dua khalifah yang telah berhasil menyelamatkan Islam,
mengkonsolidasikan dan meletakkan dasar-dasar bagi keagungan umat Islam
sepeninggal Rasulullah.
Khalifah Abu Bakar, menyelamatkan
umat Islam dari perpecahan karena masalh pergantian kepemimpinan setelah
wafatnya rasulullah. Ia juga menyelamatkan Islam dari bahaya besar orang-orang murtad dan nabi-nabi palsu.
Peperangan dan penaklukan yang terjadi pada masanya, meski terhitung sedikit namun
menjadi titik awal bagi kesuksesan penaklukan serta penyebaran islam yang
dilakukan oleh khalifah setelahnya.
Sementara
Umar ibn Khattab, ia berhasil meletakkan dasar-dasar pemerintahan islam yang
demokratis. Dimasanya berbagai kebijakkan baru terlahir, baik kebijakan
dibidang militer, struktur pemerintahan dan kebijakan dibidang ekonomi.
Peperangan dan penaklukan yang terjadi dimasanya telah membuat islam tersebar
kebanyak wilayah di luar Madinah, wibawa Islam terangkat, dan duniapun mulai
melihat Islam sebagai sebuah kekuatan adidaya yang disegani dan diperhitungkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ghilyun ,burhan,Naqdu
al-Siyasah;al-Daulah wa al-din,Beirut,al-Muwassisiyah al-arabiyah li al-
Drasat wa al-Nasr,1993.
Shadily,Hasan dkk,Ensiklopedi Indonesia jilid III,Jakarta,Ikhtiar Baru-Van
Hoeve),1982
Wahhab Al-Bukhari,Abdul,Al-Khulafa’ ar-Rasydin,Dar al-Fikr,tt
Al-Usairy,Ahmad,Tarikh
al-Islami, Terjamahan Samson Rahman,Jakarta,Akbar Media Eka Sarana ,2003
Hakim al-afifi,Abdul,Mausu’ah Alf Huduts Islami,terjemahan Irwan
Kurniawan,Bandung,Pustaka Hidayah,2002
Hasan,Ibrahim,Tarikh
al-Islam As-siyasi wa ats-tsaqafi wa al-ijtima’,terjemahan H.A
Bahauddin,Jakarta,Kalam Mulia,2002
Supriadi ,Dedi, Sejarah Peradaban Islam ,
Jakarta, Kalam Mulia, 2001
Harun,Maidir,Khilafah
dan masyarakat Islam Modern,Padang IAIN IB Pre
ss,2006
[1] Burhan Giliyun,Naqdu
al-siyasah;al daulah wa al- din,
[2] Hassaan Shadily dkk,Ensiklopedi
[3] Maidir Harun,Khalifah dan
Masyarakat Islam modrn,
[4] Ibid,hal.10
[5] Ahmad al-Usairy,Tarikh
al-Islami,Terjemahan Samson Rahman,
[6]Abdul Wahhab zl-Bukari,
al-Khulafa’ ar-Rasyidun,
[10] Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh
al-Islam as-Siyasi wa ats-Tsaqafi wa al-Ijtima’ terjemahan H.A. Bahauddin,
0 Comment