HAKIKAT TUJUAN DAKWAH
A.
Pendahuluan
Salah satu kekeliruan banyak orang dalam memahami Islam
sebagai agama adalah bahwa islam dari awal telah berjalan dengan baik dan
berkembang dengan pesat berbagai penjuru dunia, namun pad sisi lain , masih
ditemukan ketidak samaan visi dan persepsi umat islamitu dalam memperjuangkan
masa depannya. Ketidak samaan visi tersebut sekaligus membawa kepada sikap
skeptis, yaitu merasa ragu dan curiga kepada kebenaran hakiki yang terkandung dalam ajarannya.
Antisipasi terhadap kemungkinan adanya sikap skeptis terhadp ajaran islam dan mengetahui arah tujuan dakwah islam serta menjawab berbagai persolan yang muncul dalamislam , diperlukan adanya pemikiran yang mendalam dan kembali kepada prinsip-prinsip dakwah yang tertinggal selama ini. Maka pada makalah ini akan dibahas tentang Hakikat Tujuan Dakwah, Meliputi : Filsafat Tujuan , Fungsi Tujuan, Tahap-Tahap Dalam Mendapai Tujuan
B.
Hakikat
Tujuan Dakwah, meliputi : Filsafat Tujuan, Fungsi Tujuan, Tahap-tahap Dalam Mencapai Tujuan
- Tujuan Dakwah dan Filsafat
tujuan
Tujuan dakwah sebagai komunikasi adalah memberi informasi
tentang agama islam. Tujuian ini bukanlah tujuan final. Perkembangan antar
tabligh dan dakwah tidaklah berakhir dengan wafatnya nabi saw. Tabligh dan
dakwah itu berlansung terus selama masih berdiri langit dan bumi, untuk
menyampaikan informasi mengenai agama islam, agar semua orang memperoleh
pengetahuan tentang agama islam dan mengerti tentang islam. Sebagai bukti
mengerti tidaknya umat ini dengan islam adalah akan terlihat mereka melakukan
kebaikan dan itu sekaligus juga akan mengimbas kepada keluarga dan masyarakat.
Untuk hal ini diperlukan dakwah yang tidak ada henti-hentinya. Hal ini
dilakukan oleh para ulama dan ilmuan sesuai dengan kemampuaanya. Inilah tujuan
pada tahap kewajiban menyampaikan.[1]
Adapun tujuan
final dari dakwah itu untuk mencapai keselamatan dan kesentosaan manusia di
dunia ini dan di akhirat nanti. Maksudnya ialah memperoleh kebahagian di dalam
kehidupan ini dan kehidupan lain dalam dunia yang kekal dan abadi, sesudah
kehidupan di dunia ini.
Tujuan dakwah
tidak ini identik dengan tujuan ilmu dakwah. Bilamana tujuan
dakwah untuk menyampaikan informasi tentang agama islam dan memperkenalkannya
kepada semua umat manusia. Maka ilmu dakwah bertujuan melihat
alternatif-alternatif yang lebih berdaya guna dalam menyebarkan informasi
tersebut. Ilmu berguna untuk mengetahui dan menyediakan jalan, cara-cara untuk
pelaksanan alternatif itu. Dengan kata lain ilmu dakwah mempersoalkan metode
dan sitem terlibat dalam penelitian tentang proses dakwah serta dalam hal
penerapannya dalam kehidupan manusia[2].
Menurut Syaikh Hasan Al-Banna bahwa tujuan dakwah dibagi
kepada dua : pertama tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.[3]
a. Tujuan jangka
Pendek: partisipasi dalam pengabdian masyarakat dan pelayan
sosial. pertama. Perbaikan individu :
memperbaiki dirinya sendiri hinga menjadi orang yang kuat fisiknya, kukuh
akhlanya, luas wawasannya, mampu berusaha , selamat akidahnya, benar ibadahnya
, berjihad melawan dirinya sendiri, disiplin dengan waktunya , teratur
dalamurusannya,dan bermanfaat bagi orang lain. Kedua. Membangun keluarga: pembentukan keluarga muslim, yaitu
dengan mengkondisikan anggota keluarganya agar menghormati fikrahnya, menjaga etika
islam dalamsetiap aktivitas kehidupan rumah tangganya, memilih istri yang baik
dan menjelaskan kepadanya hak dan kewajibannya, mendidik anak-anak dan
pembantunya dengan didikan yang baik, serta membimbing mereka dengan
prinsp-prinsipislam, juga merupakan kewajiban masing-masing kita secara
pribadi., ketiga : membimbing
Masyarakat : membimbing masyarakat dengan menyebarkan dakwah, memerangi
sifat-sifat tercela kemungkaran , mendorong sifat-sifat utama , amar ma’ruf,
bersegera mengerjakankebaikan , mengiring opini umum kepada fikrah islamiyah ,
dan selalu mewarnai praktek kehidupan dengannya, adalah kewajiban yang harus
ditunaikan olh setiap kita sebagai pribadi , merupakan kewajiban jamaah sebagai
lembaga aktif[4].
b. Tujuan Jangka
Panjang: Reformasi dan perubahan total. Adapun tujuan pokok
daripada dakwah itu sendiri yang dikehendaki dan diperjuangkan perwujudannya
adalah perubahan secara total dan integral , yang unsur kekuatan seluruh
umatnya bahu-membahu, memberikan perhatian berusaha melakukan perombakan di
berbagai sektor kehidupan secara total berusaha program ini didukung oleh para
penguasa . agar negara islam hidup kembali , agar hukumnya tegak kembali , agar
berdiri pemerintahan Islam yang didukung sepenuhnya oleh umat islam, yang
diatur kehidupannya oleh syariat islam yang Allah perintahkan kepada Nabi-Nya
untuk diwujudkan Allah swt berfirman:
kemudian kami jadikan kamu berada di
atas suatu syariat (peraturan) dari urusan agama itu, maka ikutilah syariat itu
janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui(Al-Jatsiyah :
18).
a. Perbaikan pemerintahan dan penegakkan daulah di atas
prinsip Islam memperbaiki keadaan pemerintah sehingga menjadi pemerintah islam
yang sesungguhnya, dengan memainkan perannya sebagai pelayan umat dan pekerja demi
kemaslahatan mereka.bagaimana pemerintah islamitu ? menurut ustad Hasan
Al-Banna terdiri dari kaum muslimin yang menunaikan kewajiban-kewajiban islam,
tidak terang-terangan berbuat maksiat dan konsisten menerapkan hukum serta
ajarn islam.
b. Mengembalikan Kekhalifaan (penyatuan Umat Islam): umat
islam berkeyakinan bahwa khilafah adalah simbol kesatuan islam dan fenomena
ikatan antar bangsa Muslim. Ia merupakan identitas islam yang kaum muslimin
harus memikirkannya dan menaruh perhatian untuk merealisasikannya.
c. Perwujudan Kepemimpinan: untuk mewujudkan tujuan ini
perlunya membebaskan umat. Akan tetapi ingatlah selalu bahwa disana ada dua
tujuan pokok yakni agar negara Muslim terbebas dari setiap penjajahan asing dan
di negeri yang bebas ini tegak sebuah pemerintahan islam yang merdeka.
d. Proklamasi Kepemimpinan Dunia.: tentang penyebaran cahaya
Islam dan petunjuknya bagi manusia kepada kabajikan dan kebenaran. Dan
penegakkan kepemimpinan dunia dengan penyebaran dakwah islam di seluruh negeri[5]
sehingga Allah swt berfirman :
Sehingga tidak ada fitnah lagi dan agama itu hanya untuk
Allah belaka (Al-Baqarah :
193)
Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya (At-Taubah :32)
2.
Filsafat Tujuan
Tujuan filsafat Dakwah adalah dapat memberikan pemahaman
yang bersifat universal tentang suatu unit ajaran islam secara mendalam,
mendasar dan radikal sampai keakar-akarnya, sehingga akhirnya dapat membawa
kepada kebenaran yang hakiki.
Kebenaran hakiki tersebut terimplementasi dalam sikap
kesehariannya sebagai seorang Islam. Lebih jauh bertujuan memberikan kepuasan
bagi seseorang yang sekaligus dapat membawa seseorang kepada kebahagian jiwa
yang amat berharga. Juga mengantarkan sesorang sampai kepada kepercayaan
keagamaan benar yang , yang kalau sebelumnya hanya diterima secara dogmatis dan
obsolut, maka pada akhirnya bukan hanya mitologis semata, tetapi juga diterima
melalui kerangka fikiran yang rasional dan juga akan memberi arti penting dalam
menyadari otoritas dirinya sebagai makhluk yang berdimensi dalam memahami diri
dan miliknya.[6]
Pendapat lain juga mengatakan filsafat tujuan dari dakwah itu untuk mengajar seluruh kemanusiaan kepada sistem islam, membimbing kepada cara hidup Islam , kepada ajaran yang baik, karena tanpa Islam manusia tidak mungkin mendapatkan kebahagian. Tugasi ini bukan tugas juz’iyah, bukan tugas sampingan dan bukan sebahagia-sebahagian, bukan hanya untuk mencapai tujuan-tujuan terbatas dalam aspek politik, sosial, dan ekonomi saja, bukan saja terbatas pada daerah, bangsa tertentu, akan tetapi tugas ini merupakan meliputi segenap sisi kehidupan demi kebaikan seluruh manusia sejagat yang paling sempurna dan bermanfaat. Bukankah Rasululah saw. Diutus untuk membawa rahmat ke seluruh alam[7]
3.
Fungsi Tujuan
Merupakan satu kesatuan antara yang satu dengan yang
saling membutuhkan/terkait dan merupakan komponen dakwah . Sebagaiman kalau
kita lihat fungsi tujuan dalam proses dakwah merupakan faktor yang paling
penting dan sentral dimana tujuan itulah dilandaskan segenap tindakan dalam
rangka usaha kerja sama, tujuan adalah merupakan landasan utama , bahkan
sesuatu yang senantiasa memberikan inspirasi dan motivasi yang memyebabkan
mereka bersedia melakukan tugas-tugas yang diserahkan kepada mereka, begitu
pula dalam tindakan-tindakan kontrol dan evaluasi, pendek kata adalah kompas
pedoman yang tidak boleh diabaikan dalam proses penyelenggaraan dakwah.
Prosesing dakwah untuk mencapai dan mewujudkan tujuan utama, sebagaimana telah disampaikan sebelumnya yang mencakup aktivitas yang sangat luas. Segenap segi atau bidang kehidupan tidak ada satupun yang terlepas dari aktivitas dakwah , agar aktivitas/kegiatan dakwah dalam segala segi kehidupan itu dapat dilakukan secara efektif perlulah ditetapkan dan dirumuskan nilai-nilai atau hasil-hasil yang harus dicapai oleh aktivitas dakwah pada masing-masing segi atau bidang itu. Inilah yang disebut sebagai fungsi tujuan[8]
4.
Tahapan-tahapan
Dakwah
Setiap dakwah
harus melalui tiga tahap (marhalah), yaitu :
- Tahap
penerangan (ta’rif) atau tahap propaganda, memperkenalkan, menggambarkan
ide (fikrah) dan menyampaikannya kepada khalayak ramai dan setiap lapisan
masyarakat .
- Tahap
pembinaan dan pembentukan (Takwin) yaitu tahap pembentukan, memilih
pendukung, menyiapkan pasukan, mujahid dan mujahidah dakwah serta mendidiknya.
Mereka dipilih dari orang-orang yang telah menyambut seruan dakwah.
- Tahap
pelaksanaan (tanfidz) yaitu tahap beramal, berusaha dan bergerak mencapai
tujuan [9]
Ketiga
tahapan tersebut selalu bergandengan dan harus disesuaikan satu sama lainnya,
karena kekuatan dan kesatuan dakwah bergantung pada kekompakn seluruh tahap
tersebut. Oleh karena itu para pendukung dakwah dalammelancarkan dakwahnya
harus memilikh dan membentuk anggota dakwah, dan dalam waktu yang sama dia
bergerak melaksanakan apa yang dapat dilaksanakan.
Tahapan ini tidak akan terwujud dengan sempurna, kecuali harus mlalui sususnan yang tgertib. Sebab suatu pembentukan misalnya tidak akan berjalan secara sempurna tanpa lebih dahulu malalui tahapan pengenalan dan pemahaman yang baik dan benar. Begitu juga suatu pelaksanan tidak mungkin lengkap dan sempurna tanpa melalui prosestahao pembentukan (pembinaan) dasar pendidikan yang sempurna pula.
- Pengenalan (At-Ta’rif)/ penerangan/
penyebaran ide
Tahap pengenalan ini sangat mendasar , sebab merupakan
langkah awal dalam perjalanan dakwah. Setiap kesalahan atau penyimpangan yang terjadi dalam
peringkat pengenalan dan pemahaman ini akan membawa akibat buruk dan menjadikan
perjalanan dakwah terpeleset jauh dan garis edarnya. Allah berfirman dalamsurat
Al-An’am : 153 artinya:
“Ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan
yang lain, karena jalan-jaln itu mencerai-beraikan kamu dari jaln-Nya yang
demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa” (Qs Al-An’am : 153) .
Pada masa
Rasulullah saw. Islam telah disempurnakan perkembangan dan penyampaiannya
menurut bentuknya yang baik dan benar, bersih dari segala campuran, kekurangan
dan penyelewengan. Jibril membawa turun wahyu Allah kepada umat manusia dengan
amanah danbenar. Akhirnya islammenjadi sempurna dalambentuk orisinal dan suci.
Walau islam dalam sejarahnya terus menerus dihadapkan kepada berbagai tantangan, tipu daya dan gangguan yang mencoba membutruhkan, menghapuskan dan mencerai-beraikannya dari satu bagian ke bagian yang lain yang dilakukan oleh musuh-musuh islam, atau berupa penyelewengan-penyelewengan dari para ekstrimis-ektrimis dari kalangan kaum mmuslimin sendiri. Namun Allah tetap memelihat kitab (Al-quran) dan menjaminnya dengan pasti. Disamping itu banyak sekali ulama-ulama yang menulis mengumpulkan hadis-hadis Rasulullah saw. Yang menulis dan menepisnya dari segala macam pemalsuan. Maka Ta’rif yang merupakan salah satu tahapan dakwah yang menjadi sasaran adalah Totalitas dakwah dan menjadi seorang Dai yang berpegang pada uslub dakwah.
- Totalitas
Dakwah
Ketika
menyampaikan Dakwah dan peringatan, kita harus mengemukakan keuniversalan islam
dengan lengkap, utuh, total dan menyeluruh tanpa memisah-misahkan antara satu
bagian dengan bagian lainnya, atau menghapuskan satu bagian dari
keseluruhannya, sebab islama dalah penutup segala agama.
Islam adalah agama yang istimewa, universal, lengkap, sempurna dan mencakup seluruh persoalan hidup manusia duniawi dan ukhrawi dalam keselarasan dan keharmonisan yang unik.
- Da’i
dan uslub Dakwah
Untuk
mewujudkan cita-cita dalam memperkenalkan dan mengembangkan dakwah, seorang dai
harus memiliki sifat-sifat asasi dan ia harus berpegang pada uslub atau cara
yang benar dan baik dalam melaksanakan dakwahnya.
Diantara
sifat utama dan asasi bagi seseorang pendakwah ialah harus menjadi contoh,
teladan dan model yang baik bagi islam yang didakwahkannya. Dia harus
melaksanakan semua rukun islam, mengikuti sunnah dan cara hidup Rasulullah saw,
menjahui segala macam subhat dan yang meragukan, menjahui segala yang haram,
senantiasa mengingat Allah dalam suatu persoalan kecil atau besar. Dalam rumah
tangganya, semua anggota keluarganya harus turut komitmen dengan seluruh ajaran
islam dan menjaga serta melaksanankan ajaran islam dan tatakaramnya.
Dan salah satu faktot terpenting didalam dakwah adalah keikhlasan dan kebulatan tekad seseorang dai semata-mata karena Allah dan dakwah Allah, seorang muslim yang bergerak di bidang dakwah harus mempunyai bacaan luas, mengikuti segala macam peristiwa dan pergolakan yang terjadi, mmengikuti perkembangan kondisi dan situasi, dan mengetahui berbagai aliran dan ideolagi modern. Dan juga seorang dai harus memahami tingkat dan kedudukan mad’u (orang yang diseru) berbicara dengan mereka sesuai dengan tingkat kecerdasannya, karena dengan itu akan memudahkan mereka untuk menyambut apa yang diserukannya dan mereka tidak bosan mendengar ucapan seorang da’i
- Tahap (Takwin)
Pembentukan dan Pembinaan
Tahap penerangan dan proganda atau tahap perkenalan ide,
jika tidak diiringi dengan tahap pembentukan dan pembinaan (takwin) atau
pemilihan pendukung dan pembela seperti gologan Ansar dan Hawariyun, dan
mempersiapkan pasukan atau laskar serta mengatur taktik barisan dari kalangan
orang-orang yang diseru (mad’u), kemungkinan akan menjadikan segala usaha yang
telah dikorbankan pada tahap penerangan dan pengenalan ide dakwah akan menjadi
sia-sia, bahkan akan hilang tanpa bekas.
Banyak dikalangan kaum muslimin yang diseru sekarang ini
akan dilahirkan dan dibesarkan dalam suatu masyarakat yang jauh dari jiwa
Islam, menjadikan suatu masyarakat yang akan dikuasi oleh adt istiadat dan
tradisi yang telah hancur , yang telah meresap dan bersatu dalam diri dan
kehidupan mereka. Jadi
bagi seorang da’I yang menyeru manusia kejalanAllah, memanggil manusia untuk
hidup secara islami, harus memperhatikan dengan serius dan bereusaha
sunguh-sunguh dalam membersihkan diri mereka dari segala tradisi Islam yang
suci, akhlak Islam dan membentuk hidup manusia menurut karakter Islam , serta
mengembalikan kehidupan mereka menurut cara-cara kehidupan yang islami.
a.
Individu Muslim
yang dikehendaki
Umat islam
dewasa ini jumlahnya banyak, tetapi kualitasnya sangat rendah dibanding dengan
kulitas umat Islam generasi pertama di zaman Rasulullah saw. Umat Islam dewasa
ini tidak mampu mengubah bentuk dan suasana yang telah rusak. Oleh karena itu
mereka tidak mampu membangun dan mendirikan daulah Islamiyah. Kualitas manusia
muslim sekarang tidak mampu menghapus kebathilan dan mewujudkan kebenaran
melainkan dengan pertolongan Allah swt.sebagaimana dalam surat Ar-Ra’du: 17:
“Demikianlah
Allah membuat perumpamaan (bagi ) yang benar dan yang bathil. Ada pun buih itu
akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya ada pun yang memberi
manfaat kepada manusia maka ia tetap di bumi demikianlah Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan” (Qs.
Ar-Ra’du 17).
Mempersiapkan seorang kader yang ideal dalam mutu, kualitas dan penampilannya memrlukan usaha-usaha yang serius, tekun dan kontiniu, penuh kesabaran dan ketabahan yang utuh. Umat Islam demikianlah yang sangup dan mampu membangun rumah tangga. Oleh karena itu Imam Syahid Hasan Al-Banna telah memberiakan perhatian sewajarnya kepada individu muslim dan berusaha mempersiapkannya. Langkah-langkah ini jelas mengikuti sunnah Rasulullah saw. Yang telah mempersiapkan angkatan mukmin pertama yang dikader dalam madrasah Rasullullah saw. Sebagai cikal bakal angkatan mukmin yang dapat membangun Daulah Islamiyah yang kuat, teguh dan agung.
b.
Ciri utama seorang Da’i
Seorang da’i harus memiliki tingkat pemahaman yang tinggi terhadap agamanya, pemahamanya yang menyeluruh, lengkap dan orisinil terhadap kitabullah dan sunnahturrasul. Dan ia harus memiliki keikhlasan yang besar untuk menjadi laskar dakwah, aqidah dan ideologi, bukan laskar yang mengejar keuntungan dan tujuan dari materi semata-mata, dan bukan pula angkatan yang semata-mata mengejar kepentingan diri sendiri. Ia akan mengutamakan kerja dari pada berbicara. Apa yang dikatakannya itulah yang ia kerjakan setelah lebih dahulu mengenal secara pasti jalannya dan mengikhlaskan niatnya karena Allah semata-mata.
c.
Perkataan, perbuatan dan amal
Ada pula
orang yang hanya berbicara, tetapi ia bukan seorang pekerja, dan pemimpin
kerja, bukanpula sebagai seorang dai, dan seorang dai saja bukan berarti ia sebagai dai yang bijaksana serta mampu
menelurkan kemenangan dengan pengorbanan sedikit.
Ini sesuai apa yang dikatakan dan dijelaskan oleh Imam syahid Hasan Al-Banna : “sesungguhnya banyak orang yang mampu berkata, tetapi sedikit dari mereka yang mampu bertahan dalam beramal dan bekerja. Banyak pula dari sedikit itu yang mampu bertahan pada waktu beramal, tetapi sedikit dianatara mereka yang mampu memikul beban dakwah yang berat dan sukar. Para dai inilah meruapakan angkatan pilihan yang sedikit jumlahnya, tetapi menjadi pembela dan menjadi ansarullah.
c.
Tahap
Pelaksanaan (tanfidz)
Pada tahap ini seorang kader dakwah sudah mampu
melakswanakan dan mengamalkan nilai-nilai islam secara total. Dakwah dalam
tahapan ini adalah jihad, tanpa kenal sikap plin-plan, kerja terus-menerus
untuk mengapai tujuan akhir, dan kesiapan dalam menanggung cobaan dan ujian
yang tidak mungkin bersabar atasnya kecuali orang-orang yang tulus.[10] Menurut Syaikh
Hasan al-Banna menyebutkan bahwa dakwah ini terdiri dari bebrapa tahap, yakni :
ta’rif, Takwin, dan tanfidz. Dengan inilah kita mengantarkan umat islamdari
satu tahap ke tahapan lain dari satu kondisi ke kondisi lain, sehingga dapat
mengantarkan mereka ke tujuan.
Baca Juga;//..................................
👉HAKIKAT METODE DAKWAH BI AL-HIKMAH
👉HAKIKAT METODE DAKWAH
👉PERKEMBANGAN AKTIVITAS DAKWAH DALAM ALQUR’AN
👉KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP DAKWAH DAN FILSAFAT
👉HAKIKAT METODE DAKWAH MAUIZAH AL-HASANAH
👉PANDANGAN FILSAFAT DAKWAH TERHADAP ILMU PENGETAHUAN
👉HAKIKAT TUJUAN DAKWAH
👉Hakikat Metode Dakwah Mujadalah Billati Hiya Ahsan
👉HAKEKAT MEDIA/ ALAT DAKWAH
👉HAKIKAT DAN PESAN DAKWAH
👉HAKIKAT KEPEMIMPINAN UMAT
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Hamid, Al-Ghazali Abdul, Merentas Jalan Kebangkitan islam, Solo: Intermedia, 2001
Hasnawirda, Ilmu
Dakwah, Padang: IAIN Imam Bonjol Press, 1999
Hawwa, Sa’id, membina
Angkatan Mujahid, Jakarta: Intermedia, 1999
Masyhur, Syaikh Mushthafa, Fiqh Dakwah, Jakarta: Al-Itishom Cahaya Umat, 2005
Salmadanis, Filsafat
Dakwah, Jakarta: Surau, 2003
Team Dosen Fak Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang, Capita Selekta Ilmu Dakwah I Jakarta:
Kartika Insan Lestari, 2003
[1] Team Dosen Fak
Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang, Capita Selekta Ilmu Dakwah I (Jakarta:
Kartika Insan Lestari, 2003) h. 119.
[9] Syaikh
Mushthafa Masyhur, Fiqh Dakwah (Jakarta:
Al-Itishom Cahaya Umat, 2005), h. 13-14
0 Comment