Hadits tentang azab kubur
A. PENDAHULUAN
Al-Qur’an merupakan pedoman bagi umat Islam yang pertama, sedangkan Sunnah merupakan pegangan yang kedua setelah al-Qur’an. Seandainya dalam beberapa hal yang tidak dijelaskan secara terperinci dalam al-Qur’an maka sunnah yang menjelaskannya. Begitu juga halnya dengan permasalah tentang metafisika yaitu yang berkaitan dengan masalah azab kubur, akal tidak akan mampu menjangkau alam itu, sehingga tidaklah tepat menggunakan akal untuk membenarkan atau menolak suatu pendapat yang berkaitan dengan metafisika. Percaya dan menerima baik seluruh informasi yang disampaikan Allah dan Rasul-Nya. Memang harus percaya bukan karena mengetahui tetapi justru karena tidak mengetahui. Maka dalam penulisan ini penulis ingin menjelaskan, memaparkan serta mengupas lebih lanjut secara ekplisit bagaimana sebenarnya azab kubur, apakah azab kubur itu memang benar-benar ada.
B. PENGERTIAN AZAB KUBUR
Azab adalah pembalasan atau hukuman Allah SWT bagi hamba-hamba-Nya yang melanggar peraturan-Nya atau hukum-Nya. Istilah azab ini sering diidentikkan dengan ikab (hukuman) walaupun terdapat perbedaan antara keduanya. Ikab dilihat dari sisi bahwa Allah akan menghukum perbuatan hamba-hamba-Nya yang menyimpang dari ketentuannya, sedangkan azab dilihat dari sisi bentuk ikab Allah itu sendiri. Dengan kata lain ikab adalah nama bagi hukuman Allah, sedangkan azab adalah bentuk dari hukuman Allah. Sedangkan Kubur adalah lubang ditanah tempat menguburkan mayat atau tempat pemakaman jenazah.
Adapun yang dimaksud dengan azab kubur adalah hukuman atau ganjaran yang diberikan oleh Allah SWT bagi hamba-hamba-Nya yang melanggar peraturan-Nya yang terjadi di alam kubur atau alam sesudah kematian.
C. HADIS TENTANG AZAB KUBUR
1338. Telah menceritakan kepada kami 'Abdan dia berkata telah mengkhabarkan kepadaku ayahku dari syu'bah dia berkata saya mendengar al-Asy'ats dari ayahnya dari masruq dari 'Aisyah : bahwasanya seorang perempuan yahudi mendatanginya. kemudian dia menyebutkan tentang azab kubur. maka aisyah berkata kepadanya : mudah-mudahan Allah Swt melindungi dari azab kubur, maka 'Aisyah bertanya Rasulullah SAW tentang azab kubur. maka dia bersabda (( betul , ada azab kubur . Gandarun menambahkan (( Azab kubur memang benar-benar ada)
1339-Telah menceritakan kepada kami Yahya ibn Sulaiman dia berkata telah menceritakan kepada kami Ibn Wahab di berkata telah mengkhabarkan kepada kami Yunus dari ibn Syihab dia berkata telah mengkhabarkan kepada kami 'Urwah ibn Az-Zubair bahwasanya dia mendengar Asma' binti Abu Bakar berkata : Rasulullah saw berdiri ketika sedang berkhotbah , dia menyebutkan tentang fitnah kubur yang ada bagi setiap orang. tatkala itu disebutkan orang-orang muslim benar-benar terkejut ( Takut).
1340- Telah menceritkan kepada kami ’Iyas ibn walid dia berkata telah menceritkan kepada kami 'Abdu al-'Ala dia berkata telah menceritkan kepada kami Sa'id dari Qatadah dari anas ibn malik bahwasanya dia menceritakan kepada mereka , bahwasanya Rasulullah Saw bersabda: ( bahwsanya seorang hamba jikalau telah diletakkan dalam kuburanya dan karib kerabatnya telah meninggalkanya, sesunguhnya mayyit tersebut benar-benar telah mendengar detak sandal mereka. dua orang malaikat mendatangi dan duduk disamping mayyit tersebut, keduanya berkata : apa yang kamu ketahui tenatng seorang laki-laki yang bernama muhammad? adapun jikalau dia orang mukmin maka dia menjawab: saya bersaksi bahwasanya dia adalah seorang hamba Allah dan utusan Allah SWT. maka dikatakan kepada mayyit tersebut, lihatlah kepada tempat dudukmu yang berasal dari api neraka ini, Allah telah menukarnya dengan tempat duduk dari sorga. mereka berdua memperlihatkan semuanya. Qatadah berkata : telah disebutkan kepada kami bahwasanya kuburanya telah dilapangkan . kemudian kembali kepada hadits anas dia berkata :( adapun jikalau yang ditanya orang kafir dan munafiq : apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini, maka dia menjawab tidak tahu, saya mengatakan apa yang dikatakan oleh manusia. maka dia diatanya lagi : kamu telah tidak tahu dan tidak mau membaca ) maka dia dipukul dengan martil yang berasal dari besi panas. maka dia berteriak kesakitan , tidak ada seorangpun yang di dunia mendengarnya.
D. Pemahaman hadis
Maka seorang perempuan Yahudi mendatanginya sekali lagi , disebutkan kepadanya tentang azab kubur akan tetapi dia tidak mengakuinya , disandarkan kepada pengingkaranya yang pertama, maka Nabi Saw mengajarknya bahwasanya sesunguhnya wahyu diturunkan untuk menguatkanya. Karmani berkata : ini bermakna bahwasanya rasulullah saw berlindung secara sembunyi-sembunyi, tatkala di melihat aisyah yang merasa aneh ketika dia mendengar itu dari seorang perempuan yahudi, baru dia mengumumkanya. sepertinya dia tidak hanya mencukupkan riwayat dari az-Zuhri yang telah kami sebutkan kitab shahih muslim, dan telah ada terdahulu dalam bab التعوذ من عذاب القبر dalam kusuf , dari jalur 'Amrah dari 'Aisyah ( bahwasanya seorang wanita Yahudi datang dan bertanya kepadanya. kemudian 'Aisyah berkata kepadanya ( mudah-mudahan Allah swt melindungi dari azab kubur)maka 'Aisyah bertanya kepada Rasulullah SAW ( apakah manusia diazab dalam kuburan mereka) Rasulullah SAW bersabda ( berlindunglah kepada Allah SWT dari itu ) kemudian pada besoknya ketika sedang berkendaraan terjadi gerhana matahari , maka dia menyebutkan hadits pada yang terakhirnya ( kemudian nabi Saw memerintahkan manusia untuk berlindung dari azab kubur) pernyataan ini sesuai dengan periwayat Az-Zuhri, bahwasanya Rasulullah SAW tidak mengetahui perihal yang itu. dan yang lebih jelas darinya adalah Apa yang diriwayatkan Ahmad berdasarkan syarat imam Bukhari dari Sa’id ibn Amru ibn Sa’id Al-Umawiy dari ‘Aisyah ( bahwasanya seorang perempuan yahudi menjadi pembantunya , dia tidak membuat kebaikan sesautu apapun untuk ‘Aisyah kecuali perempuan yahudi tersebut berkata kepada Aisyah : semoga Allah melindungimu dari azab kubur. Maka Aisyah berkata kepada rasulullah saw : wahai Rasulullah apakah didalam kubur ada azab? Dia bersabda : yahudi tersebut telah berdusta , tidak adab azab kecuali azab pada hari kiamat. Kemudian setelah itu dia berdiam diri. Pada suatu hari dia keluar pada pertengahan hari dan dia menyeru manusia dengan suaranya yang tinggi : wahai sekalian manusia berlindunglah kepada Allah dari azab kubur, sesungghnya azab kubur memang benar-benar ada) dalam hal ini bahwasanya Rasulullah SAW hanya mengetahui azab kubur tatkala dia berada di kota Madinah , pada akhir urusan sebagaimana yang telah disebutkan pada pembahasan sholat kusuf. Ada musykilah dalam hal itu bahwasanya ayat yang terdahulu adalah makkiyyah yaitu firman Allah dalam al-Qur’an surat Ibrahim : 27
Artinya : Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu(kata yang baik), dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.(al-Qur’an surat Ibrahim :27)
Demikian juga halnya dengan ayat yang terdahulu yaitu firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat al-Ghafir : 46
Artinya : Neraka diperlihatkan kepada mereka pagi dan petang…
Dan jawabanya , bahwasanya azab kubur hanya diambil dari yang pertama dengan metode pemahaman pada kebenaran orang tidak disifati dengan keimanan , demikian juga dengan yang tertulis pada yang lain pada hak keluarga fir’aun dan sesungguhnya menyusul mereka siap yang saja yang memilki penetapan kafir kepada mereka. Maka yang diingkari Nabi SAW adalah terjadinya azab kubur kepada ahli tauhid , kemudia Nabi SAW mengajarkan bahwasanya yang demikian itu terjadia atas siapa saja yang dikehendaki Allah SWT , maka dia menguatkanya dan dia sangat tegas mengajarkan dan menunjuki umatnya untuk berlindung dari azab kubur. Maka hilanglah kontradiksi dengan izin Allah SWT. Di dalam hadits ini ada petunjuk bahwasanya azab kubur tidak hanya khusus untuk umat ini saja berbeda halnya dengan masalah yang ada pertikaian didalamnya . Karmani akan menyebutkanya di akhir bab.
Sabdanya ( dia berkata , ya , ada azab kubur ) yang seperti ini adalah untuk menyatakan banyak. Didalam riwayat Al-Humawiy ada tambahan ( حق ) bukanlah suatu hal yang baik karena pengarang berkata diakhir jalur ini : Gandarun menambahkan ( azab kubur memang benar-benar ada ) maka nampak jelas bahwasanya lafadz ( حق) tidak ada dalam periwayatan ‘abdan dari bapaknya dari syu’bah, bahwasanya itu hanya ada dalam riwayat Gandarun dari Syu’bah dan dia juga seperti itu. Dan yang telah memuat jalur Gandarun adalah imam An-Nasai dan al-Ismailiy juga seperti itu. Abu daud Al-Thayalisi dalam musnadnya yang dari Syu’bah juga memuat seperti itu( peringatan ) dan terdapat dalam firmanya ( Gandarun menambahkan sampai akhir) dan satu-satunya dalam periwayatan Abi Dzar , itu terjadi dalam sebahagian nuskhah saudaraku hadits Asma’ bintu abi Bakar dan dia tersalah. Yang kelima adalah hadits Asma’ binti Abi Bakar dia meriwatkanya dengan ringkas selain dengan lafaz (قام ) Imam An-Nasiy dan Al-Ismailiy telah memuat dari jalur yang dikeluarkan oleh imam Bukhari dan dia menambahkan setelah sabdabya ( ضجة ) . telah selesailah antara saya dan antara yang saya pahami pada akhir sabda Rasulullah SAW . tatkala mereka telah terdiam dari hiruk pikuk mereka , saya berkata kepada seorang laki-laki yang berada di dekatku : artinya mudah-mudahan allah swt memberkatimu , apa perkataan Rasulullah SAW pada akhir firmanya ? di berkata : Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya kamu seklaian dalam waktu dekat akan mendapatkan fitnah kubur dan fitnah dajjal .
Hadits ini telah disebutkan terdahulu dalam kitab al-Ilm dan kitab gerhana matahari ( kusuf) dari jalur Fatimah binti Al-Mundzir dari Asma’ dari Yahya , di dalamnya ada tambahan salah seorang diantara kamu akan di datangi dan dia akan ditanya : apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini )) al-Hadits , dia tidak menjelaskan pemahaman diantara semua riwayat ini siapa nama laki-laki yang disebutkan hadits ini . dia meriwayatkanya dari jalur Fatimah juga , dalam dia bersabda ( tatkala dia berkata amma ba’du , wanita anshar telah tersalah , bahwasanya dia datang untuk mendiamkan dan Aisyah memberi pemahaman , dia berkata ( dia menggabungkan diantara periwayatan –periwayatan yang berbeda ini , bahwasanya dia butuh minta pemahaman sebanyak dua kali , bahwasanya tatkala fatimah telah berbicara tidak nyata baginya minta pemahaman yang kedua , dan tidak terhenti pemahaman atas nama laki-laki ini saja sampai saat sekarang ini. Ahmad mempunyai jalur dari Muhammad ibn Al-Mukadir dari Asma’ hadits marfu’ ( tatkala manusia masuk kedalam kuburanya jikalau dia seorang mukmin amalanya disembunyikan sampai datang malaikat mendatanginya , dia bertanya tentang shalat dan puasa. Maka malaikat menyerunya : duduklah . dan dia duduk. Maka dia berkata : apa yang kamu ketahui tentang laki-laki yang bernama Muhammad ? dia menjawab: saya bersaksi bahwasanya dia adalah utusan Allah SWT. Berdasarkan itu dialah hidup dan berdasarkan itulah dia mati ) al-Hadits dan perkataan yang menyempurnakan hadits tersebut akan datang sesudahnya . dan telah terdahulu perkataan atas faedah-faedah haidts asma’ dalam kitab al-Ilm, dan telah terjadi nasikh disebahagian disini ( gandarun menambahklan : azab kubur ) dan dia telah tersalah karena ini hanya ada pada bahagian akhir dari hadits ‘Aisyah yang sebelumnya , adapun hadits asma’ tidak ada periwayatan gandarun padanya . yang keenam hadits-hadits dalam dalam bab hadits anas. Dan telah terdahulu dengan sanad ini dalam bab ( Detakan sandal) dan Abdul ‘Ala yang disebutkan di dalamnya adalah ibn Abdul ‘Ala As-Samiy dengan Muhmalah Al-Bahsriy dan Sa’id ibn Abi ‘Arubah.
Sabdanya ( sesungguhnya jikalau seorang hamba jika di letakkan dalam kuburanya ) . ini telah terjadi pengurangan dalam periwayatnya. Dan yang pertamanya adalah disisi abi daud dari jalur ‘Abdul Wahhab ibn ‘Atha’ dari Sa’id dengan sanad ini ( sesunguhnya Nabi SAW mendatangi Bani Najjar dan dia mendengar sebuah suara, maka dia berkata : dia terkejut maka dia berkata : kuburan siapa ini ?mereka berkata : wahai Rasulullah SAW inilah adalah kuburan orang-orang yang meninggal di zaman jahiliyyah . maka Rasulullah saw bersabda : berlindunglah kamu sekalian dari azab kubur dan dari fitnah masih al-dajjal . mereka berkata : dan itu apa wahai Rasulullah SAW dia berkata : sesungguhnya dia adalah seorang hamba . maka dia menyebutkan hadits ini . maka nampak faedah menjelaskan sabab wurud hadits.
Sabdanya (dan sesunguhnya mayyit mendengar derapan langkah sandal mereka ) muslim menambahkan (jikalau mereka berpaling ) dan dalam riwayat yang lain ( dua orang malaikat mendatanginya) Ibn Hibban dan imam Turmidzi menambahkan dari jalur Sa’id al-Maqbari dari Abi Hurairah (dua orang berwarna hitam kehijau-hijauaan salah salah darinya disebut dengan munkar dan satu orang lagi nankir) dan dalam riwayat Ibnu Hibban ( keduanya disebut mungkar dan nangkir) imam Ath-Thabraniy menambahkan dalam kitab Al-Ustah dari jalur yang lain dari Abi Hurairah, mata mereka berdua seperti api yang menyala dari tembaga dan tanduk mereka seperti tanduk sapi suara mereka seperti petir ) dan yang sebagainya Abdur Razaq mempunyai hadits mursal dari Amru ibn Dinar dan dia menambahkan ( dua tanduk mereka berlubang dan kedua rambut mereka.
Ibn Al-Jauziy menambahkan dalam kitab ( al-Maudhu’at) sebuah hadits dalamnya ( sesunguhnya mereka memilik buah rumman , dan buah tersebut sangat-besar ) sebagain ahli fiqih menyebutkan bahwasanya nama kedua orang yang bertanya tersebut adalah mungkar dan angkir . dan dua orang yang bertanya tersebut adalah makhluk yang maha patuh, pemberi khabar gembira dan petakut.
Sabdanya ( keduanya duduk ) Ada tambahan dalam hadits al-Barra , ruhnya telah kembali kepada jasadnya , sebagaiman yang telah berlalu dalam hadits-hadits yang ada dalam bab ini. Ibn Hibban menambahkan dari jalur Abi Salamah dari Abi Hurairah , jikalau dia seorang mukmin ada pahala shalat atas kepalanya , zakat disamping kananya , puasa disamping kirinya dan perbuatan kebaikan di kakinya : dikatakan kepadanya : duduklah maka dia duduk seperti sepertiga matahari ketika terbenam) Ibn Hibban menambahkan dari hadits Jabir ( dia duduk dan dia menyentuh keningnya dan dia berkata : tinggalakanlah aku, aku akan shalat)
Sabdanya ( maka mereka berdua berkata : apa yang kamu ketahui tentang laki-laki yang bernama Muhammad ) abu daud menambahkan di awalnya ( apa yang telah kamu sembah ? jilakau Allah SWT menunjukinya maka dia berkata : saya adalah seorang yang ahli ibadah kepada Allah SWT. Dan di katakan kepadanya : apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini )) dan Ahmad mempunyai hadits dari ‘Aisyah ( apa yang kamu ketahui tentang laki-laki yang ada diantara kamu sekalian ) dan dia juga punya hadits dari Abi sa’id ( jikalau dia mukmin maka dia berkata : saya bersaksi bahwasanya tidak tuhan melainkan Allah SWT dan bahwasanya Muhammad adalah adalah seorang hamba dan utusannya . dan dikatakan kepadanya : kamu benar. Abu Daud menambahkan dia tidak menanya lagi selain dari yang dua itu. Dan dalam hadits Asma’ binti Abu Bakar yang telah berlalu dalam bab al-Ilm dan thaharah dan yang lainya : ( adapun orang mukmin atau orang yang yakin dia berkata : Muhammad adalah utusan Allah SWT , telah datang kepada kami dengan penjelasan dan petunjuk , maka kami menerima , beriman dan mengikutinya . maka di katakan kepadanya : tidurlah dalam keadaan tenang). dan dalam hadits Abi Sa’id ibn Manshur ( di katakan kepadanya : tidurlah seperti tidur penganten) , maka dia tidur seperti tidur penganten yang tidak bangun lagi sampai Allah SWT membangkitkanya dari tempat berbaringya itu. ) Ibn Hibban dan Ibn Majah memilki hadits dari Abi Hurairah dan Ahmad dari hadits ‘Aisyah , dan dia berkata :( atas keyakinanmu dan karenanya kamu mati dan karenanya kamu dibangkitkan insya Allah )
Sabdannya ( maka di katakan kepadanya : lihatlah tempat dudukmu yang berasal dari api neraka ini ) dalam riwayat Abi Daud ada tambahan ( maka di katakan kepadanya : ini adalah rumahmu yang berasal dari neraka , akan tetapi Allah SWT telah menjagamu dan merahmatimu maka Allah Swt menukar rumahmu yang dari dari neraka dengan rumah yang dari sorga , maka dia berkata : tinggalkan aku saya akan pergi ke keluargaku , maka dikatakan kepadanya : diamlah ) dan dalam hadits Abi Sa’id yang ada pada Ahmad ( ini adalah tempatmu, kalau kamu kufur kepada tuhanmu ) Ibn Hibban dan Ibn Majah memiliki hadits dari jalur Abi Hurairah dengan sanad shahih ( maka di kakatan kepadanya : apakah kamu telah melihat Allah SWT ? maka dia berkata tidak pantas bagi seorang melihat Allah SWT , maka Allah SWT melapangkan untuknya sebelum melihat neraka , dia melihat kepadanya keduanya yang saling manghantam , maka dikatakakan kepadanya : lihatlah bagaimana Allah SWT melindungimu )) akan datang pada kahir dalam buku al-Riqaq dari jalur lain dari Abi Hurairah (( tidak akan masuk sorga salah seorang diantara kecuali kalau telah diperlihatkan tempat duduknya dari api neraka, kalau dia salah pasti dia akan berbekal pahala bersyukur)) dan disebutkan kebalikanya.
Sabdanya ( Qatadah berkata : disebutkan kepada kami bahwasanya kuburannya dia dilapangkan kuburanya ) Muslim menambahkan dari jalur Syaiban dari Qatadah 70 hasta , dan diisi dengan hijau-hijauan sampai hari mereka di bangkitkan ) dan terbatas ini saja tambahan ini juga bersambung dengan hadits Qatadah . dan dalam hadits Abi Sa’id dari jalur yang lain yang dimiliki oleh Ahmad ( dan kuburanya di lapangkan ) dan Tirmidzi dan Ibn Hibban memiliki hadits jalur dari Abi Hurairah ( maka di lapangkan kuburanya sepanjang 70 hasta ) Ibnu Hibban memambahkan ( 70 hasta ) . dan dia juga memiliki jalur lain yang bersalah dari Abi Hurairah ( dilapangkan kuburanya sepanjang 70 hasta ) dan kuburannya diterangi seperti cahaya bulan pada malam bulan purnama ) dan dalam hadits dari Bara’ ada hadits yang panjang ( maka menyerulah seorang penyeru dari penduduk langit : sesungguhnya telah benar hambaku , maka tempat tidurnya dari sorga dan bukakanlah untuknya pintu dari sorga dan pakaikanlah kepadanya pakaian dari sorga . dan dia berkata , ruhnya datang dan kembali dalam keadaan baik, dan kuburanya dilapangklan sejauh mata memandang) Ibn Hibban menambahkan dari jalur yang lain dari periwayatan Abi Hurairah (( maka bertambah baik keadaanya dan dalam keadaan senang, cambuk dikembalikan kepada tempatnya dan ruhnya menjadi bertiup seperti burung serta mengantung dipohon yang ada di sorga.)
Sabdanya ( dan Adapun orang munafik dan kafir ) seperti inilah dalam jalur ini dengan waw ‘athaf , dan telah terdahulu dalam bab ( detakan sandal ) denganya ( adapun orang kafir atau munafik ) dengan keraguan , dan dalam dalam riwayat Abi Daud ( dan sesunguhnya orang kafir jikalau dia diletakkan ) dan seperti inilah kepunyaan dari hadits Abi Hurairah, dan seperti inilah dari Al-Barra’ dalam hadits yang panjang, dan dalam Abi Sa’id kepamnyaan Ahmad ( jikalau dia seorang kafir atau seorang munafik , dengan keraguan , dan dia mempunyai hadits dari Asma’ (( dan jikalau dia seorang yang durhaka atau seorang yang kafir ) dan kitab shahih mereka dari hadits mereka berdua (( dan adapun Orang munafik atau orang ragu )) dan dalam hadits Jabir kepunyaan ‘Abd Al-Razaq dan hadits Abi Hurairah punya Turmidzi ( adapun orang munafik ) dan dalam hadits ‘Aisyah milik Ahmad dan Abi Hurairah kepunyaan Ibn Majah (( dan adapun laki-laki yang jelek ) dan Thabraniy memiliki hadits dari hadits Abi Hurairah (( dan jikalau orang –orang yang meragui ) riwayat-riwayat ini memiliki perbedaan lafdaz dan dia tergabung bahwasanya setiap orang kafir dan munafik dia di Tanya , dan di dalamnya ada komentar atas orang yang menduga bahwsanya ada pertanyaan hanya terjadi atas orang yang mengganggap dirinya benar-benar beriman dan jikalau dia orang bathil , dan sandaran mereka dalam hal itu adalah apa yang diriwayatkan oleh ‘Abd Al-Razaq dari jalur Ubaid ibn ‘Umair salah seorang pembesar tabi’in dia berkata : sesungguhnya yang di uji adalah dua orang laki-laki “ mukmin dan munafik , dan adapun orang kafir maka dia ditanya tentang muhammad dan dia tidak mengetahuinya )) dan ini adalah hadits mauquf. Dan hadits-hadits bahwasanya orang kafir ditanya , haditsnya marfu’ serta banyak jalurnya adalah shahih dan lebih diprioritaskan untuk diterima . dan turmidzi memastikan hakim bahwasanya orang kafir akan ditanya , dan terjadi perbedaan bagi anak-anak yang belum dewasa , maka imam Al-Qurthubi memastikan bahwasanya dia akan ditanya , dan dia menukilkan dari Abu Hanifah, dan telah memastikan juga dari kalangan Syafi’iyyah bahwasanya dia akan ditanya , dan kemudian mereka berkata : dia tidak disunnahklan untuk di talqinkan . dan telah terjadi perbedaan juga pada Nabi apakah dia juga ditanya , dan adapun malaikat maka tidak ada seorang yang mengetahuinya , dan yang jelas bahwasanya dia ditanya dengan pertanyaan yang khusus sesuai dengan kapasitasnya untuk di uji. Dan Ibn Abd Al-Birr lebih cendrung kepada pendapat yang pertama, dan dia berkata : hadits-hadits menunjukkan bahwasanya ujian dinisbahkan kepada ahlul qiblat, dan adapun orang kafir yang durhaka maka dia tidak ditanya tentang agamanya. Ibn Al-Qayyim mengomentari dalam ( kitab ar-Ruh ) dan dia berkata : dalam Al-Qur’an dan sunnah bahwasanya pertanyaan ada bagi orang kafir dan orang muslim , firman Allah Ta’ala
فلنسألن الذي إليهم ولنسألن مرسلين
dan firma Allah ta'ala
فوربك لنسألن أجمعين
لكن untuk meniadakan , dia berkata : sesunguhnya pertanyaan ini hanya untuk pada hari kiamat
Sabdanya ( saya tidak mengetahui ) dan dalam riwayat Abi Daud yang disebutkan (( dan bahwasanya orang kafir jikalau dialetakkan dalam kuburanya maka dua orang malaikat mendatanginya , maka dia berkata : apa yang kamu sembah )) dan dalam kebanyakan hadits ( maka keduanya berkata apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini ) dalam dalam hadits Al-Barra’ ( maka keduanmya berkata kepadanya : siapa tuhanmu ? maka dia berkata : hah hah saya tidak tahu, apa agamamu , maka dia berkata : hah – hah saya tidak tahu, maka keduanya berkata kepadanya : apa yang kamu ketahu tentang laki-laki yang diutus diantara kamu sekalian ? maka dia berkata : hah hah saya tidak tahu )) dan ini adalah redaksi hadits yang paling sempurna.
Sabdannya ( saya mengatakan apa yang dikatakan manusia )dalam hadits Asma’ (( saya mendengar manusia mereka berkata sesuatu maka saya mengatakanya )) dan seperti ini dalam kebanyakan hadits .
Sabdanya : ( saya tidak mengetahui dan tidak membaca ) seperti inilah dalam kebanyakan riwayat-riwayat dengan mutsanna yang di fathahkan sesudahnya lam yang di fathahkan dan dibawahnya bebaris sukun, Tsa’lab berkata : perkataanya : (( kamu telah membaca ) asalnya تلوت , artinya kamu tidak paham dan membaca al-Quran, dan makna kamu tidak tidak tahu dan tidak mengikuti siapa yang orang yang mengetahui , akan tetapi dikatakan dengan ya’ untuk mempersaudarakan دريت . dan Ibn Al-Sakith berkata : perkataanya : ( تليت )) bermakna mengikuti dan tidak ada maknanya , dan di katakan yang benarnya adalah وئتليت dengan dua hamzah.
Meminta pengetahuan kemudian kamu tidak tahu , Az-Zuhriy berkata : الالو bermakna kesungguhan dan dengan kekurangan dan bermakna kesanggupan dan Ibn Qutaibah menceritakan dari Yunus ibn Habib bahwasanya riwayat yang benar (( kamu tidak mengetahui dan kamu tidak membaca ) dengan tambahan alif dan mensukunkan al-Mutsannah sepertinya dia mengajak kepadanya bahwasanya dia bukanlah orang yang mengikutinya , dan dia bersal dari kata ( al-I’tilak) diakatakan apa artinya mereka tidak melahirkan anak-anak yang mengikutinya . dan dia berkata : perkataan al-Ashba’iy yang sangat menyerupainya dengan makna , artinya kamu tidak mengetahui dan kamu tidak sanggup mengetahui. Dan yang ada pada ahmad adalah hadits Abi Sa’id ( kamu tidak mengetahui dan kamu tidak mendapat petunjuk) dan dalam hadits mursal dari ‘Abid ibn Umair kepunyaan Abd Al-Razaq (( kamu tidak tahu dan kamu tidak beruntung) sabdanya ( dengan martil yang berasal dari hadis dengan satu buah pukulan ) telah terdahulu dalam ( باب خفق النعال ) dengan lafadz ( بمطارقة ) dalam bentuk mufrad . dan seperti inilah dalam kebanyakan hadits –hadits . al-Karamaniy berkata : menggabungkan orang yang diizinkan bahwasanya setiap bahagian martil tersebut sebagai alat pemukul kepalanya. Dan dalam hadits al-Barra’ ( kalau seandainya gunung dipukul dengan martil tersebut , pasti gunung tersebut menjadi debu) dan dalam hadits Asma’ ( dan dia dilingkari oleh hewan dalam kuburanya dan bersamanya ada cambuk yang lentingganya adalah bara api seperti debu onta dan dia memukul sebagaimana yang dikehendaki allah swt dia bisu dan dia tidak mendengar suara dan permohonan orang yang dipukul) dan ada tambahan dalam hadits abiy sa’id dan abi hurayrah dan aisyah yang telah kami isyaratkankepadanya ( kemudian dibukakan baginya pintu menuju sorga , dan dikatakan kepadanya : inilah tempatmu kalau kamu beriman kepada Tuhanmu, adapun jikalau kamu kafir , maka sesungguhnya allah swt telah menular ini darimu , dan di bukakanlah untuknya pintu menuju neraka)) dan ada tambahan dalam hadits Abi Hurairah ( maka dia bertambah payah dan terkutuk, dan disempitkan kuburanya sampai remuk tulang-tulangya ) dan dalam hadits al-Barra’ (( maka seorang penyeru dari penyeru yang ada di langit : tempat tidurnya dari api neraka dan pakaianya dari pai neraka , dan bukakanlah pintu menuju neraka untuknya , maka panas dan racun api neraka mendatanginya))
Sabdanya ( siapa yang mewakilinya ) al-Mulahhab berkata : yang dimaksud dengan para malaikat yang mana mereka mewakili memberi ujian , seperti inilah yang dia katakan , dan tidak ada bentuk untuk mengkhususkanya dengan para malaikat saja maka sungguh telah ditetapkan bahwasanya hewan-hewan telah mendengarnya. Dan dalam hadits dari al-Barra’ ( telah mendengar jeritanya siapa yang berada ditimur dan barat) dan dalam hadits Abi Sa’id milik ahmad (semua ciptaan allah telah mendengar jeritanya kecuali jin dan manusia ) dan ini bermakna bahwasanya hewan-hewan dan benda keras dalam kriteria yang mendengar. Dan yang Ats-Tsaqalain adalah manusia dan jin , istilah itu diucapkan untuk mereka karena merekalah yang memberatkan muka bumi. Al-Mulahhab berkata : hikmah bahwasanya Allah swt memperdengarkan kepada jin perkataan mayyit datangilah aku dan tidak memepdengarkan kepada mereka suaranya jilau dia diazab bahwasanya perkataanya dan suaranya sebelum dikuburkan berkaitan dengan hukum-hukum dunia dan jilalau dia di azab dalam kubur berkaitan dengan hukum-hukum akhirat , dan Allah telah menyembunyikan kepada para mukallaf tentang keadaan akhirat kecuali siapa yang di kehendaki oleh Allah SWT tetap mendengar keadaan mereka sebagaimana yang telah berlalu. Dan ada hadits lain yang datang tentang masalah azab kubur : diantaranya dari Abi Hurairah dan ibn Abbas dan Abi Ayyub dan Sa’id dan Sa’ad dan Zaid ibn Arqam dan Ummu Khalid dalam kitab shahihain atau salah satu dari keduanya, dan dari Jabir kepunyaan Ibn Majah, dan Abi Sa’id kepunyaan Ibn Mardawaih dan dari Umar dan Abdur Rahman ibn Hasanah dan Abdullah ibn Amru kepunyaan Abi Daud , dan dari Ibn Mas’ud adalah kepunyaan Ath-Thahawiy dan Abi Bakrah dan Asma’ binti Yazid kepunyaan imam An-Nasaiy, dan hadits dari Mubasyir milik Ibn Abi Syaibah dan orang yang selain mereka . dan dalam hadits-hadits bab ada beberapa faedah : penetapan azab kubur , bahwsanya azab kubur memang benar-benar terjadi kepada orang kafir dan siapa saja diantara para ahli tauhid yang dikehendaki olah Allah SWT . dan yang menjadi masalah apakah dia terjadi bagi setiap orang ? pengulangan yang demikian itu telah terjadi, apakah dikhususkan buat umat ini saja atau pernah terjadi kepada umat-umat sebelumnya? Secara dzahir hadits yang pertama dan dengannya Al-Hakim Turmidzi memastikanya , dan dia berkata : ada umat –umat sebelum umat –umat ini telah datang kepada mereka Rasul jikalau mereka patuh maka dia selamat dan jikalau mereka enggan dia menghindar dari mereka dan Allah mensegerakan azab untuk mereka. Maka tatkala Allah SWT mengutus nabi Muhammad sebagai rahmatan lil’alamin allah swt telah menahan azab dari mereka , dan sebelum islam kejelekan menampakkanya rahasia kekafiran atau tidak, tatkala mereka wafat, Allah SWT menyertakan kepada mereka dua fitnah kubur untuk mengeluarkan rahasia mereka dengan pertanyaan-pertanyaan dan supaya Allah SWT membedakan yang buruk diantara yang baik, Allah SWT memperkokoh kedudukan orang yang beriman dan Allah SWT menyesatkan orang-orang yang dzalim.
Dan yang menguatkanya adalah hadits Zaid ibn Tsabit marfu’ ( bahwasanya umat ini diuji dalam kuburanya ) hadits diriwayatkan oleh imam Muslim., dan yang mirip dengan hadits tersebut adalah hadits milik Ahmad dari Abi Sa’id dalam pertengahan hadits, dan yang menguatkanya juga
Perkataan para malaikat ( apa yang kamu ketahui tentang laki-laki yang bernama Muhammad) dan hadits dari ‘Aisyah adalah kepunyaan Ahmad juga dengan lafzad ( pada fitnah kubur kamu sekalian diuji dan tentang akulah kamu sekalian akan ditanya ) dan Ibn Al-Qayyim membentangkan kepada yang kedua dan dia berkata : hadits ini tidak menafikan terhadap apa-apa yang telah berlalu umat-umat yang terdahulu, akan tetapi nabi saw mengkhabarkan umatnya tentang bagaimana ujian mereka dalam kubur itu, tidak bermakna bahwasanya azab kubur di tiadakan kepada yang selain mereka. Dan yang nampak jelas bahwasanya setiap nabi bersama umatnya juga seperti itu ,orang yang kafir diantara mereka diazab di dalam kuburan mereka setelah mereka ditanya dan hujjah ditegakkan kepada mereka sebagaimana mereka diazab di akhirat setelah adanya pertanyaan dan penegakkan hujjah. dan telah diceritakan dalam masalah anak-anak beberapa makna. Dan yang jelas bahwasanya itu tidak menghalangi hak orang yang telah dewasa dan yang bukan dewasa. Dan didalamnya ada celaan dalam berkeyakinan untuk hukuman bagi orang yang mengatakan : saya mendengar manusia mereka mengatakan sesuatu maka saya juga mengatakanya, dan dalam kubur bahwasanya mayyit dihidupkan dalam kuburanya , masalah ini juga memiliki perbedaan bagi orang yang menolaknya dan dia berhujjah dengan firman Allah swt
قالو ربناأمتنا
Dia berkata kalau seandainya dia memang hidup dalam kuburanya maka sudah seharusnya bahwasanya dia hidup tiga kali dan mati tiga kali dan kehidupan di kubur menyalahi nash , dan sebagai jawaban bahwasanya yang dimaksud dengan kehidupan dikubur adalah untuk ditanya bukanlah kehidupan yang menetap yang dijanjikan di dunia yangmana ruh dan badan ada padanya dan pengaturan dan pengendalian butuh kepada apa-apa yang dibutuhkan oleh kehidupan, bahkan dia hanya terbatas mengulang bagi faedah ujian yang datang dalam dalam hadits yang shahih, bahkan dia mengurangi penjabarab , sebagaimana dia menghidupkan kebanyakan para nabi untuk menanya mereka tentang sesuatu kemudian mereka kembali mati. Dan dalam hadits ‘Aisyah ada pembolehan penyampaian hadits tentang ahlul kitab kalau sesuai dengan kebenaran.
Hadis tentang berlindung dari azab kubur
1341-Telah menceritakan kepada kami Muhammad ibn al-Mutsanna dia berkata telah mengkhabarkan kepada kami syu’bah telah menceritkakan kepada kami ‘Aun ibn Abiy Juhayfah dari bapaknya dari Barra’ ibn ‘Azib dari Abi Ayyub dia berkata : telah keluar Nabi Saw dan matahari dalam keadaan gerhana, kemudian mendengar sebuah suara , maka dia bersabda ( seorang yahudi sedang diazab dalam kuburanya )). Dan an-Nadhr berkata : telah mengkhabarkan kepada syu’bah dia berkata telah menceritakan kepada kami syu’bah dia berkata saya mendengar ayahku dia berkata saya mendengar al-Barra’ dari abi ayyub dari Nabi SAW.
1342-Telah menceritakan kepada kami Mu’alla dia berkata telah mengkhabarkan kepada kami Wahaib dari Musa ibn ‘Uqbah dia telah berkata Hadatstani binti Khalid ibn Sa’id ibn Al-‘Asy sesungguhnya dia telah mendengar Nabi SAW bersabda, dia memohon ampunan dari azab kubur.
1343-Telah menceritakan kepada kami muslim ibn ibrahim dia berkata telah menceritakan kepada kami hisyam dia berkata telah menceritkan kepada kami abi salamah dari abi hurayrah dia berkata : : rasulullah saw sering berdo’a ( Ya Allah aku berlindung kepadamu dari azab kubur , dan dari azab api neraka , dan dari fitnah orang hidup dan fitnah orang yang mati, dan dari fitnah al-Masih ad-Dajjal )
Sabdanya ( bab Sabdanya, bab berlindung dari azab kubur ) Az-Zubair ibn Munir berkata : hadits-hadits dalam bab ini masuk kedalam bab yang sebelumnya , akan tetapi bentuk mufradnya darinya karena bab yang sebelumnya untuk menguatkan penolakan terhadap orang yang menolaknya , dan yang kedua untuk menjelaskan apa yang pantas dijadikan sandaran selama dia hidup dari bertawassul kepada Allah SWT untuk keberhasilan kehidupan di akhirat
Hadis tentang azab kubur dari ghibah dan buang air kecil
1344. Telah menceritakan kepada kami Qutaybah dia berkata telah mengkhabarkan kepada kami jarir dari al-‘Amasy dari mujahid dari ath-Thawus dari ibn ‘Abbas : nabi saw telah lewat disamping dua kuburan : (( sesungguhnya dua orang ini sedang diazab dan dua orang ini diazab karena dosa besar. Kemudian dia besabda : (( tentu adapun salah satu dari mereka berdua hidup dalam keadaan menyebarkan isu dusta ( النميمة ) adapun yang kedua tidak bersuci dari buang air ). Dia berkata : kemudian rasulullah saw mengambil satu helai daun yang masih basah , dan dia membelah daun tersebut menandai dua bahagian , kemudian dia menancapkan setiap belahan daun kepada setiap kuburan. Kemudian dia berkata : (( mudah-mudahan kedua daun ini meringankan hukuman mereka berdua , selama keduanya masih basah)
Sabdanya ( bab ‘azab kubur karena ghibah dan buang air kecil ) Al-Zubair ibn Al-Munir berkata : yang dimaksud dengan pengkhususan dua perkara ini dengan menyebutkan keagungan perkaranya, tidak bisa meniadakan hukuman bagi orang yang tidak meninggalkanya . maka atas yang seperti ini tidak mesti menyebutkan keduanya bermakna azab kubur hanya terbatas hanya pada yang dua ini saja. Akan tetapi yang nyata terbatas hanya menyebutkan dua hal ini saja karena hal inilah yang memungkinkan dari pada yang lainya . para penyusun kitab sunnah telah meriwayatkan dari Abi Hurairah ( bersucilah kamu sekalian dari buang air , karena sesunguhnya kebanyakan azab kubur berasal darinya ) kemudian pengarang mendatangkan hadits dari ibn ‘Abbas dalam kisah dua buah kuburan , dan penyebutannya bukan karena ghibah. Akan tetapi datang dengan lafadz النميمة . dan telah datang perkataan kepadanya yang cukup dalam masalah thaharah. Dan dikatakan yang dimaksudkan oleh pengajaran bahwasanya ghibah sudah pasti النميمة . karena namimah mencakup dua bentuk : Memindahkan perkataan orang bergunjing kepada yang di gunjingkanya , dan hadits yang diriwayatkan darinya dengan apa apa yang tidak diinginkanya . Ibn Rusyd berkata : akan tetapi tidak mesti mengancam orang bernamimah kepastianya hanya kepada ghibah saja. Karena kerusakan namimah sangat besar , jikalau tidak menyamainya tidak sah mengkaitkan azab yang pedih kepada azab yang ringan, akan tetapi boleh bahwasanya dia datang dalam makna kejadian dan peringatan. Maka tujuanya adalah memperingatkan dari perbuatan ghibah supaya tidak mendapat bahagian azab. Dan telah ada di sebagian jalan hadits ini dengan lafadz ghibah sebagaiman yang telah kami jelaskan dalam kitab al-thaharah . maka yang jelas bahwasanya Bukhari telah menjalani kebiasaanya dalam memberi isyarat makna yang datang pada sebagian jalur hadits , dan Allah SWT yang lebih mengetahui.
E. PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa al-Qur’an juga mengindikasikan adanya azab yang diberikan kepada manusia khususnya azab yang terjadi di dalam kubur. Namun secara jelas telah dipaparkan oleh hadis.
b. Saran
Sebelum mengakhiri penulisan ini, penulis bermohon agar rahmat Allah selalu menyertai penulis dan pembaca, dan kiranya Allah mengampuni segala kesalahan, baik tindakan, ucapan maupun tulisan. Kita juga bermohon kiranya Allah mengampuni ucapan yang tidak sesuai dengan pengamalan, atau tulisan yang tidak sesuai dengan kebenaran, demikian juga niat yang tidak dipenuhi dengan keikhlasan.
Selain itu penulis berharap juga kepada pembaca agar dapat memberikan sumbangsihnya dalam penulisan ini, berupa kritikan dan saran yang konstruktif sehingga penulisan ini dapat menjadi pengetahuan yang dapat dinikmati dan memberikan manfaat baik bagi penulis maupun pembaca.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Al-‘Asqalani Ahmad bin Ali bin Hajar, Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari, Beirut : Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah,2000
Al-Burthy Ramadhan Said, la Ya’thil Bathil, Damaskus : Dar al-Fikr,2008
Ibnu Taimiyyah, Mukhtasar al-As’ilah wa al-Ajwibah al-Ushuliyyah ‘ala al-Aqidah al-Wasitiyyah, Diterjemahkan oleh Abd Al-Aziz Muhammad Al-Salam, Tanya Jawab Masalah Aqidah, Jakarta : PP Muhammadiyyah Majelis Pustaka, bersama PP Muhammadiyyah Lembaga Da’wah Khusus,1989
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta : Ichtiar baru,1997
Shihab Muhammad Quraish, Perjalanan Menuju Keabadian; Kematian,Syurga dan Ayat-ayat Tahlil, Jakarta : Lentera Hati, 2001
0 Comment