Memerangi kemiskinan
Imam Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad meriwayatkan sebuah hadis hasan
yang menyebutkan bahwa perumpamaan dunia ini untuk empat orang. Yang
paling tinggi adalah mereka yang diberi ilmu dan harta lalu dengan ilmu
itu dia bertakwa. Dan dengan harta itu dia
menyambung silaturahmi dan menunaikan hak Allah atasnya. Yang kedua
adalah orang yang berilmu tetapi tidak berharta. Yang ketiga adalah
orang yang berharta tapi tidak berilmu dan keempat adalah orang yang
tidak berharta dan tidak berilmu.
Dalam hadis tersebut, ada targhib agar umat Islam berusaha
mendapatkan ilmu dan harta, lalu memanfaatkannya dengan benar sehingga
dirinya menempati posisi tertinggi. Paling tidak, umat Islam menjadi
kelompok yang kedua yakni berilmu yang dengan ilmunya menjadikan dirinya
sebagai orang yang bertakwa dan bercita-cita bila memiliki harta akan
menafkahkannya di jalan Allah, tidak menjadi kelompok yang ketiga yang
menghamburkan harta tanpa ilmu dan tidak takut akan Tuhannya. Juga tidak
menjadi kelompok yang keempat.
Sejalan dengan itu, Allah berjanji mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا
قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ
لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ
آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا
تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
“Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”,
Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS
Al-Mujadilah: 11).
Sejarah menunjukkan, di masa jahiliah, manusia menghinakan dirinya
dengan menyembah berhala, menuhankan hawa nafsu, hidup bergelimang dosa
dan kemaksiatan. Mereka dikatakan seperti binatang ternak karena berakal
tetapi tidak menggunakan akalnya untuk melihat tanda-tanda kebesaran
Allah
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai
mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak,
bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.(QS
Al-A’raaf: 179)
Mereka berotak cerdas tetapi tidak mau memilih jalan keimanan maka
disebut sebagai orang bodoh (as safiih). Mereka menjadi makhluk Allah
yang terjelek (syarrul-bariyyah).
Kebodohan telah membelenggu dan menggiring mereka ke jalan yang
sesat. Untuk memberantas kebodohan terhadap Alquran, Rasulullah SAW
menggembirakan orang yang belajar dan mengajar Alquran dengan menyebut
mereka orang yang terbaik. Bahkan Allah menilai aktivitas
dakwah, termasuk di dalamnya belajar dan mengajar Alquran sebagai aktivitas yang paling mulia
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru
kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya
aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS Fushshilat: 33).
Akan tetapi aktivitas dakwah memiliki sasaran yang sangat banyak dan
jangkauan waktu sampai kiamat maka memerlukan dana pendukung yang sangat
banyak. Untuk itu, umat Islam dididik untuk menjadi manusia yang
dermawan.
Maka, tidak salah kalau umat bekerja keras untuk mendapatkan harta
yang banyak demi menunjang dakwah. Di samping mampu menunjang dakwah,
umat akan bebas dari kemiskinan, bebas dari ketergantungan kepada orang
lain, dan merdeka dalam menghambakan diri kepada Allah. Semoga Allah
membebaskan umat Islam dari kebodohan dan kemiskinan, amin. (Solopos,
7/9/2010)
0 Comment