04 Mei 2012


KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS MAHASISWA ISLAM
(Studi Kasus Mahasiswa Tarbiyah Semester I s/d III)

A.    Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah suatu media komunikasi yang digunakan oleh seseorang, sekelompok orang, masyarakat atau suatu negara untuk menyampaikan pesan.[1] Banyak sekali manfaat yang akan didapat apabila kita menguasai suatu bahasa. Dalam al-Qur'an sendiri memang tidak ada ayat yang mengharuskan atau mewajibkan kita untuk mempelajari bahasa secara eksplisit. Namun, secara implisit ada ayat al-Qur'an yang menganjurkan kita untuk mempelajari suatu bahasa atau bahkan berbagai bahasa di dunia. Ayat tersebut terdapat dalam QS. Al-Hujurat ayat 13, yang berbunyi:
إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا... (الحجرات : 13)

"Sesungguhnya Kami telah menjadikam kamu dari jenis laki-laki dan perempuan, dan kami jadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal satu sama lain". (QS. Al-Hujurat: 13)[2]

Dari ayat di atas dapat kita fahami bahwa dengan diciptakan manusia dengan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, maka untuk mencapai tujuan akhir, yaitu saling mengenal adalah dibutuhkan suatu bahasa untuk berkomunikasi. Dan sebagaimana kita ketahui ada banyak sekali jumlah negara-negara di dunia, dan masing-masingnya mempunyai bahasa yang berbeda-beda. Kita harus bisa mengerti dan memahami bahasa yang mereka pergunakan agar dapat terlaksananya hubungan kerjasama yang baik dan harmonis. Karena jika kita tidak memahami bahasa mereka, kita akan memperoleh kerugian yang disebabkan kesalahfahaman atau bahkan penipuan. Dan pernyataan ini sangat sesuai pepatah atau kata-kata mutiara orang Arab, yaitu:
من علم لغة قوم سلم عن كيدهم

"Barang siapa yang menguasai bahasa suatu kaum, maka ia akan selamat dari tipu daya mereka".

Dan untuk menghindari terjadinya persoalan-persoalan seperti di atas, maka dunia luas telah mengambil suatu persetujuan atau semacam kebijakan dengan menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Jadi, sekarang ini negara-negara di dunia telah menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar resmi mereka dalam berkomunikasi.
Di era globalisasi ini, kompetensi di segala bidang semakin ketat. Apalagi kita akan dihadapkan pada "Free trade era" atau yang lebih dikenal dengan era pasar bebas, di mana akan terjadinya hubungan kerja sama antara  negara kita Indonesia dengan negara-negara luar dan bahkan para turis mancanegarapun akan semakin banyak berdatangan ke Indonesia. Maka bekal utama kita untuk menghadapi era ini adalah dengan menguasai bahasa Inggris, karena sebahagian besar informasi masih disajikan dalam bahasa Inggris.
Kita dapat melihat bukti-bukti bahwa sebagaian besar informasi masih disajikan dalam bahasa Inggris, di antaranya:
1.        Banyak buku-buku referensi untuk perkuliahan dan bacaan-bacaan lainnya yang ditulis dalam bahasa Inggris.
2.        Informasi-informasi global seperti penyampaian berita-berita dunia, apakah melalui internet, faximili, komputer, TV, radio, surat kabar dan media lainnya, masih disajikan dalam bahasa Inggris.
3.        Banyak event-event ilmiah, seperti seminar, pelatihan dan konfrensi masih menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya.
Dan bahkan sekarang ini banyak sekali terbuka lowongan pekerjaan untuk orang-orang yang menguasai bahasa Inggris dengan baik. Karena itu merupakan salah satu syarat diterimanya kerja. Oleh karena itu, kita benar-benar dituntut untuk menguasai bahasa Inggris dan mampu membaca serta memahaminya dengan baik. Membaca teks bahasa Inggris tidak selalu mudah, mengingat bahasa tersebut merupakan bahasa asing bagi kita. 
Selama ini pemahaman tentang bahasa Inggris selalu terbelah antara teori dan praktek. Di sekolah, siswa diarahkan untuk memahami berbagai formula kalimat, namun variasi praktik berbahasanya terlupakan. Akibatnya muncul kebosanan dan kemampuan berbahasanyapun rendah. Berikut ini akan diuraikan dengan ringkas tentang hal-hal yang harus dikuasai oleh seorang mahasiswa agar mampu berbahasa Inggris:
1.      Tenses (Grammar)
Kata tenses dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin "Tempus" yang berarti waktu.[3] Jadi, pada dasarnya English Tenses membicarakan tentang waktu terjadiya suatu kejadian atau peristiwa. Secara umum suatu kejadian bisa terjadi di waktu sekarang (present), di waktu lampau (past) atau akan terjadi di waktu yang akan datang (future). Dalam bahasa Inggris keterangan waktu sangat menentukan penggunaan kata kerja. Dengan demikian, kata kerja bisa mengacu ke waktu sekarang, waktu lampau dan waktu yang akan datang.
2.      Vocabulary
Vocabulary is total number of owords in a language or list of words with their meanings, esp at the back of a book used for teaching a foreign language.[4]
Vocabulary adalah sejumlah kata-kata dalam suatu bahasa atau daftar kata-kata dengan artinya, khususnya pada bagian akhir/belakang sebuah buku yang digunakan untuk mengajar bahasa asing. Kalimat dalam bahasa Inggris terbentuk oleh rangkaian kata, di mana setiap kata menduduki fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, pengetahuan jenis kata (part of speech) sangat memegang peranan penting dalam menelaah kalimat dan menelusuri maksud yang terkandung dalam kalimat bersangkutan.[5]

3.      Translation (Terjemahan)
Terjemahan didefenisikan secara beragam rupa dengan sepenuhnya bergantung pada pandangan yang diemban oleh sang pemberi defenisi. Berikut ini akan penulis petikkan beberapa defenisi terjemahan yang disampaikan oleh para ahli:[6]
a.       Catford (1965: 20) dalam bukunya A Linguistic Theory of Translation, mendefenisikan terjemahan sebagai pengalihan wacana dalam bahasa sumber dengan wacana padanannya dalam bahasa sasaran.
b.      Levy dalam bukunya Translation as a Decision Process, mengemukakan bahwa terjemahan adalah suatu proses kreatif yang selalu memberi kebebasan atau pilihan kepada penterjemah bertalian beberapa kemungkinan kesepadanan terdekat, juga bebas menginterpretasikan apa yang telah dituliskan oleh penulis asli selama tidak keluar dari konteks.
Dari dua pendapat ahli di atas, dapatlah diambil benang merah bahwa terjemahan, baik lisan maupun tulisan, memberi penekanan lebih pada makna atau pesan yang disampaikan. Apakah hasil terjemahan patuh pada bentuk bahasa sumbernya.[7] Proses penterjemahan adalah rangkaian tindakan di mana penterjemah mencurahkan pengetahuan, keterampilan dan kebiasaannya untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.
4.      Reading and Pronunciation
Reading is : Look at and understand something written or printed or in the other hand say a loud the words of the book.[8] Dalam bahasa Indonesia, reading diartikan "membaca". Membaca teks bahasa Inggris tidak selalu mudah, mengingat bahasa tersebut merupakan bahasa asing bagi kita. Kendala yang sering kita hadapi adalah kata-kata sukar.[9] Hampir semua beranggapan bahwa tanpa memahami kata-kata sukar itu, maka tidak akan bisa memahami keseluruhan ide bacaan. Kendala berikutnya yang dihadapai adalah masalah pronunciation. Pronunciation is way in wich a word or a language is spoken.[10] Jadi, pronunciation adalah cara melafalkan/membunyikan suatu kata/bahasa.
Para mahasiswa yang telah dibekali keempat kompetensi dasar bahasa Inggris di atas, mesatinya telah mampu melakukan speaking; daily conversation, speech, reading, translation, writing and understanding a text. Namun dari kenyataan di lapangan yang penulis lihat, mahasiswa STAIN ternyata dalam melakukan/pracitse speaking, pronunciation-nya bisa menimbulkan salah penafsiran oleh pendengar/lawan bicara. Seperti kata yang seharusnya diucapkan dan terdengar "Help", bisa ditafsirkan atau didengar menjadi "held". Kemudian dalam melakukan daily conversation hanya bisa menggunakan kata-kata sapaan yang bersifat umum seperti good morning, good afternoon, good bye, thank you, yes or not only that. Sedangkan apabila mereka disuruh betul untuk bicara tentang kehidupan sehari-hari secara detail dalam bahasa Inggris, maka mereka akan kelabakan, seperti: lihat kamus dulu, butuh waktu yang cukup lama untuk berfikir, kemudian diucapkan, itupun kadang-kadang terbata-bata, bahkan ada yang harus ditulis dahulu dalam bahasa Indonesia, kemudian di-translate ke bahasa Inggris baru diucapkan. Dan dalam merangkai kata atau kalimat, banyak yang terbolak-balik pemakaian tenses-nya. Dan penulis juga melihat suatu kenyataan di lapangan, khususnya di perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi banyak sekali buku
Ini adalah satu hal yang sangat ironis sekali, apalagi sekarang ini di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi sedang diterapkan sistem KBK, mestinya para mahasiswa jebolan KBK lebih berkompeten dalam berbahasa Inggris dibanding mahasiswa non KBK. Tetapi, data yang peulis peroleh dari 331 jumlah mahasiswa, hanya sekitar 10% yang memiliki 4 kompetensi dasar tersebut atau mampu berbahasa Inggris.[11]
Dari uraian di atas dan melihat kondisi di lapangan, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: "Kemampuan Bahasa Inggris Mahasiswa STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi (Studi Kasus Mahasiswa Tarbiyah Semester I s/d III)”.
B.     Rumusan dan Batasan Masalah
  1. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, dan untuk memudahkan penelitian ini, maka penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut: "Bagaimanakah kemampuan bahasa Inggris mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi".
  1. Batasan Masalah
Agar penelitian mencapai tujuan yang diharapkan dan untuk menghindari kesimpang-siuran dalam pembahasan serta terarahnya pembahasan ini, karena begitu banyaknya kemampuan bahasa Inggris yang mesti dikuasai. Maka penulis merasa perlu membatasi masalah sebagai berikut:
a.       Bagaimanakah kemampuan atau penguasaan tenses atau grammar mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.
b.      Bagaimanakah kemampuan atau penguasaan vocabulary mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.
C.    Tujuan dan Kegunaan Penelitian
  1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan judul penulis ini, maka tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah:
a.       Untuk mengetahui bagaimana sebetulnya kemampuan bahasa Inggris mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.
b.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi kendala bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi dalam belajar bahasa Inggris.
  1. Kegunaan Penelitian
a.       Salah satu syarat mencapai gelar sarjana Strata 1 (S.1) dalam bidang kependidikan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.
b.      Sebagai sumbang positif yang dapat menambah perbendaharaan atau bahan bacaan bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.
c.       Diharapkan dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk lebih giat dan rajin serta membulatkan tekad untuk menguasai bahasa Inggris.
d.      Dapat menjadi tolak ukur bagi dosen-dosen bahasa Inggris tentang PBM bahasa Inggris selama ini.
D.    Penjelasan Judul
Untuk menyatukan persepsi di antara pembaca dan penulis dalam memahami judul skripsi ini, maka penulis akan mengemukakan pengertian dari beberapa kata pada judul ini antara lain:
Kemampuan             :     Berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan. [12]
Bahasa                     :     suatu media komunikasi yang digunakan oleh seseorang, sekelompok orang, masyarakat atau suatu negara untuk menyampaikan pesan.[13]
Perkataan-perkataan yang dipakai oleh suatu bangsa (suku bangsa, negara, daerah dan sebagainya). [14]
Inggris/England       :     Salah satu negara maju, yang terdapat di benua Eropa.
Jadi bahasa Inggris adalah bahasa asli atau bahasa nasional orang Inggris, yang mana bahasa tersebut sekarang telah menjadi bahasa internasional.
Mahasiswa               :     Adalah pelajar atau orang-orang yang belajar di perguruan tinggi.[15]
Makna dari judul di atas adalah mengacu kepada kemampuan bahasa inggris (penguasaan tenses dan vocabulary) yang dimiliki oleh mahasiswa Tarbiyah semester I s/d II Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.

E.     Metodologi Penelitian
  1. Jenis Penelitian
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan model penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang mencoba menggambarkan, menuturkan dan menafsirkan suatu fenomena yang terjadi pada saat ini.[16] Dalam hal ini, penulis hendak menggambarkan atau memaparkan bagaimana sebetulnya kemampuan bahasa Inggris Mahasiswa STAIN Bukittinggi.
  1. Penentuan Lokasi Penelitian
Sebagaimana judul penelitian ini, yaitu Kemampuan Bahasa Inggris Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi (Studi Kasus Mahasiswa Tarbiyah Semester I s/d III), maka penulis menetapkan bahwa lokasi penelitian ini adalah kampus STAIN Bukittinggi.
  1. Populasi dan Sampel
a.       Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.[17] Jadi populasi dalam penelitian ini adalah dosen-dosen Bahasa Inggris dan mahasiswa Tarbiyah STAIN semester I dan Semester III.

No

Populasi
Jumlah (Orang)
1
Dosen-dosen Bahasa Inggris Tarbiyah
3
2
Mahasiswa Taarbiyah Semester I dan III
187

Jumlah

190

b.      Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.[18] Mengingat dan menimbang banyaknya populasi mahasiswa yang akan diteliti, serta biaya dan fasilitas yang terbatas dari penulis, maka penulis di sini hanya mengambil 25% dari jumlah populasi mahasiswa, yaitu 47 orang. Sedangkan untuk sampel dosennya, diambul ketiga-tiganya. Dengan demikian, dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis teknik pengambilan sampel, yaitu Stratified Sampling dan Total Sampling.
Stratified Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti, apabila dalam populasi terdapat kelompok-kelompok subjek dan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain tampak adanya strata atau tingkatan.[19] Sedangkan total sampling adalah pengambilan sampel secara utuh atau menyeluruh dari keseluruhan populasi yang ada.

No

Nama Sampel
Jumlah (Orang)
1
Dosen-dosen Bahasa Inggris Tarbiyah
3
2
Mahasiswa Taarbiyah Semester I dan III
47

Jumlah

50

  1. Teknik Pengumpulan Data
Karena penelitian ini jenisnya adalah field research atau penelitian lapangan, maka dalam pengumpulan data agar mendapatkan data yang akurat, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a.       Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung di lapangan yang ditujukan langsung kepada semua pihak yang terkait, antara lain dosen bahasa Inggris dan mahasiswa Tarbiyah semester I dan III, dan jika memungkinkan penulis akan bergabung masuk lokal untuk mengamati secara langsung ketika PBM Bahasa Inggris berlangsung.
b.      Wawancara
Penulis mengadakan wawancara dengan dosen Bahasa Inggris dan mahasiswa Tarbiyah semester I dan III.
c.       Angket
Angket adalah suatu daftar yang berisikan pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti.
  1. Teknik Pengolahan Data
a.       Seleksi data atau menyeleksi data yang sudah terkumpul
b.      Klasifikasi data dalam bentuk tabel, sesuai dengan masalah yang telah ditentukan
c.       Menghitung frekwensi (%) dari masing-masing alternatif jawaban dengan perumusan sebagai berikut:
P    = f x 100%
Keterangan:
P    = Persentase
f     = Frekwensi
d.      Interpretasi data dan mengambil kesimpulan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
100%         = Seluruhnya
75 – 100% = Pada umumnya
51 – 74%   = Sebagian besar
50%           = Separuh atau setengah
24 – 49%   = Sebagian Kecil
1 – 23%     = Sedikit sekali
0%             = Tidak ada
e.       Analisa data
Setelah data terkumpul, penulis mengolahnya berdasarkan jenis data tersebut yang dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
1)      Data kuantitatif
Meurpakan data yang dipaparkan dari hasil observasi dan angket, kemudian diseleksi dan digambarkan dengan kalimat sederhana atau bentuk tabel.[20]
2)      Data kualitatif
Yaitu data yang diperoleh hasil wawancara, pengolahnya dilakukan dengan mengacakan seleksi dan mengklasifikasikannya sesuai dengan aspek masalah tertentu, kemudian dipaparkan dengan kalimat-kalimat sederhana.[21] Kesimpulan dari wawancara itu digunakan untuk memperkuat kesimpulan dari angket.
F.     Sistematika Penulisan
Dalam pembahasan skripsi ini, penulis akan membahasnya dalam bab demi bab, di mana skripsi ini nantinya terdiri dari empat bab, yang dimulai dari pemdahuluan dan diakhiri dengan bab penutup.
Bab I, pendahuluan. Dalam bab ini berisikan dasar pemikiran lahirnya masalah, dengan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, kegunaan pembahasan, penjelasan judul, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II, merupakan landasan teoritis, yang terdiri dari bab pembahasan tentang kemampuan bahasa Inggris dengan batasan pada penguasaan tenses atau grammar dan vocabulary yang akan dibagi lagi menjadi sub-sub bab; pengertian tenses dan vocabulary, pembagian atau jenis-jenis tenses dan vocabulary, fungsi serta contoh pengunaan masing-masing.
Bab III, akan berisi tentang hasil penelitian, bagaimana sebetulnya penguasaan Bahasa Inggris mahasiswa Tarbiyah semester I dan III STAIN, yang dituangkan dalam bentuk persentase dan menjelaskan faktor-faktor yang menjadi penyebab kemampuan bahasa Inggris mahasiswa menjadi baik atau buruk persentasenya.
Bab IV, merupakan penutup, yang berisikan kesimpulan dan saran.


OUT LINE
 

BAB I             PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
C.     Batasan Masalah
D.    Penjelasan Judul
E.     Metodologi Penelitian
F.      Sistematika Penulisan

 

BAB II            LANDASAN TEORITIS


A.    Tenses atau Grammar
1.      Pengertian Tenses atau Grammar
2.      Macam-macam Tenses dan Pola Masing-masing
3.      Contoh Penggunaan
B.     Vocabulary
1.      Defenisi Vocabulary
2.      Jenis-jenis Vocabulary
3.      Fungsi Masing-masing Jenis Vocabulary
4.      Alasan Mempelajari Tenses dan Vocabulary

 

BAB III          HASIL PENELITIAN


A.    Penguasaan Tenses Mahasiswa Tarbiyah Semester I dan III STAIN Bukittinggi
B.     Penguasaan  Vocabulary Mahasiswa Tarbiyah Semester I dan III STAIN Bukittinggi
C.     Persentase Penguasaan Bahasa Inggris Mahasiswa Tarbiyah Semester I dan III STAIN Bukittinggi
D.    Faktor Penyebab Kenapa Kemampuan Bahasa Inggris Mahasiswa Persentasenya Demikian

 

BAB IV          PENUTUP


A.    Kesimpulan
B.     Saran-saran



[1] Martin H. Manser, Oxford Learness Pocket Dictionary, (New york, Oxford University Press, 1995),  h. 233
[2] Musthafa al-Maraghy, Tafsir al-Maraghy, (Beirut: Dar al-Fikr, [t.th]), h. 141
[3] Dhanny R. Cyssco, Mastering Tenses and Daily Conversation, (Jakarta: Puspa Swara, 2003), h. 1
[4] Martin H. Manser, op.cit, h. 461
[5] O. Setiawan Djuharie, Tekhnik dan Panduan Menerjemahkan, (Bandung: Yrama Widia, 2004), h. 23
[6] Ibid., h. 11
[7] Ibid., h. 13
[8] Martin H. Monser, op. cit, h. 343
[9] Istiarto Djiwandono, Strategi Membaca Bahasa Inggris, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 1
[10] Martin H. Monser, op. cit, h. 331
[11] Hasil Wawancara dengan Dosen Bahasa Inggris, 11 Oktober 2004
[12] WJS. Poerdaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), h. 628
[13] Martin H. Manser, loc. cit
[14] WJS. Poerdaminta, op. cit, h. 75
[15] Ibid., h. 619
[16] Sanafiah Faisal, Metodologi Penelitian, (Bandung: Usaha Nasional, 1982), h. 119
[17] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 115
[18] Sanafiah Faisal, op. cit, h. 117
[19] Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), h. 127
[20] Ibid., h. 345
[21] Ibid., h. 350

0 Comment