KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS MAHASISWA ISLAM
(Studi
Kasus Mahasiswa Tarbiyah Semester I s/d III)
A.
Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah suatu media komunikasi yang digunakan oleh seseorang,
sekelompok orang, masyarakat atau suatu negara untuk menyampaikan pesan.[1]
Banyak sekali manfaat yang akan didapat apabila kita menguasai suatu bahasa.
Dalam al-Qur'an sendiri memang tidak ada ayat yang mengharuskan atau mewajibkan
kita untuk mempelajari bahasa secara eksplisit. Namun, secara implisit ada ayat
al-Qur'an yang menganjurkan kita untuk mempelajari suatu bahasa atau bahkan
berbagai bahasa di dunia. Ayat tersebut terdapat dalam QS. Al-Hujurat ayat 13,
yang berbunyi:
إنا
خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا... (الحجرات : 13)
"Sesungguhnya Kami telah
menjadikam kamu dari jenis laki-laki dan perempuan, dan kami jadikan kalian
bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal satu sama lain".
(QS. Al-Hujurat: 13)[2]
Dari ayat di atas dapat kita fahami bahwa dengan
diciptakan manusia dengan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, maka untuk
mencapai tujuan akhir, yaitu saling mengenal adalah dibutuhkan suatu bahasa
untuk berkomunikasi. Dan sebagaimana kita ketahui ada banyak sekali jumlah
negara-negara di dunia, dan masing-masingnya mempunyai bahasa yang
berbeda-beda. Kita harus bisa mengerti dan memahami bahasa yang mereka
pergunakan agar dapat terlaksananya hubungan kerjasama yang baik dan harmonis.
Karena jika kita tidak memahami bahasa mereka, kita akan memperoleh kerugian
yang disebabkan kesalahfahaman atau bahkan penipuan. Dan pernyataan ini sangat
sesuai pepatah atau kata-kata mutiara orang Arab, yaitu:
من
علم لغة قوم سلم عن كيدهم
"Barang siapa yang
menguasai bahasa suatu kaum, maka ia akan selamat dari tipu daya mereka".
Dan untuk menghindari terjadinya persoalan-persoalan seperti di atas,
maka dunia luas telah mengambil suatu persetujuan atau semacam kebijakan dengan
menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Jadi, sekarang ini
negara-negara di dunia telah menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
pengantar resmi mereka dalam berkomunikasi.
Di era globalisasi ini, kompetensi di segala bidang semakin ketat.
Apalagi kita akan dihadapkan pada "Free trade era" atau yang
lebih dikenal dengan era pasar bebas, di mana akan terjadinya hubungan kerja
sama antara negara kita Indonesia dengan
negara-negara luar dan bahkan para turis mancanegarapun akan semakin banyak
berdatangan ke Indonesia. Maka bekal utama kita untuk menghadapi era ini adalah
dengan menguasai bahasa Inggris, karena sebahagian besar informasi masih
disajikan dalam bahasa Inggris.
Kita dapat melihat bukti-bukti bahwa sebagaian besar informasi masih
disajikan dalam bahasa Inggris, di antaranya:
1.
Banyak buku-buku referensi untuk
perkuliahan dan bacaan-bacaan lainnya yang ditulis dalam bahasa Inggris.
2.
Informasi-informasi global seperti
penyampaian berita-berita dunia, apakah melalui internet, faximili, komputer,
TV, radio, surat kabar dan media lainnya, masih disajikan dalam bahasa Inggris.
3.
Banyak event-event ilmiah, seperti
seminar, pelatihan dan konfrensi masih menggunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa pengantarnya.
Dan bahkan sekarang ini banyak sekali terbuka lowongan pekerjaan untuk
orang-orang yang menguasai bahasa Inggris dengan baik. Karena itu merupakan
salah satu syarat diterimanya kerja. Oleh karena itu, kita benar-benar dituntut
untuk menguasai bahasa Inggris dan mampu membaca serta memahaminya dengan baik.
Membaca teks bahasa Inggris tidak selalu mudah, mengingat bahasa tersebut merupakan
bahasa asing bagi kita.
Selama ini pemahaman tentang bahasa Inggris selalu terbelah antara teori
dan praktek. Di sekolah, siswa diarahkan untuk memahami berbagai formula
kalimat, namun variasi praktik berbahasanya terlupakan. Akibatnya muncul
kebosanan dan kemampuan berbahasanyapun rendah. Berikut ini akan diuraikan
dengan ringkas tentang hal-hal yang harus dikuasai oleh seorang mahasiswa agar
mampu berbahasa Inggris:
1.
Tenses (Grammar)
Kata tenses dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin "Tempus"
yang berarti waktu.[3] Jadi,
pada dasarnya English Tenses membicarakan tentang waktu terjadiya suatu
kejadian atau peristiwa. Secara umum suatu kejadian bisa terjadi di waktu
sekarang (present), di waktu lampau (past) atau akan terjadi di
waktu yang akan datang (future). Dalam bahasa Inggris keterangan waktu
sangat menentukan penggunaan kata kerja. Dengan demikian, kata kerja bisa
mengacu ke waktu sekarang, waktu lampau dan waktu yang akan datang.
2.
Vocabulary
Vocabulary is total number of owords in a language or list of words
with their meanings, esp at the back of a book used for teaching a foreign
language.[4]
Vocabulary adalah sejumlah kata-kata dalam suatu bahasa atau
daftar kata-kata dengan artinya, khususnya pada bagian akhir/belakang sebuah
buku yang digunakan untuk mengajar bahasa asing. Kalimat dalam bahasa Inggris
terbentuk oleh rangkaian kata, di mana setiap kata menduduki fungsinya
masing-masing. Oleh karena itu, pengetahuan jenis kata (part of speech) sangat
memegang peranan penting dalam menelaah kalimat dan menelusuri maksud yang
terkandung dalam kalimat bersangkutan.[5]
3.
Translation
(Terjemahan)
Terjemahan didefenisikan secara beragam rupa dengan sepenuhnya bergantung
pada pandangan yang diemban oleh sang pemberi defenisi. Berikut ini akan
penulis petikkan beberapa defenisi terjemahan yang disampaikan oleh para ahli:[6]
a.
Catford (1965: 20) dalam bukunya A
Linguistic Theory of Translation, mendefenisikan terjemahan sebagai
pengalihan wacana dalam bahasa sumber dengan wacana padanannya dalam bahasa
sasaran.
b.
Levy dalam bukunya Translation
as a Decision Process, mengemukakan bahwa terjemahan adalah suatu proses
kreatif yang selalu memberi kebebasan atau pilihan kepada penterjemah bertalian
beberapa kemungkinan kesepadanan terdekat, juga bebas menginterpretasikan apa
yang telah dituliskan oleh penulis asli selama tidak keluar dari konteks.
Dari dua pendapat ahli di atas, dapatlah diambil benang merah bahwa
terjemahan, baik lisan maupun tulisan, memberi penekanan lebih pada makna atau
pesan yang disampaikan. Apakah hasil terjemahan patuh pada bentuk bahasa
sumbernya.[7]
Proses penterjemahan adalah rangkaian tindakan di mana penterjemah mencurahkan
pengetahuan, keterampilan dan kebiasaannya untuk mengalihkan pesan dari bahasa
sumber ke dalam bahasa sasaran.
4.
Reading and
Pronunciation
Reading is : Look at and understand something written or printed or in
the other hand say a loud the words of the book.[8]
Dalam bahasa Indonesia, reading diartikan "membaca". Membaca
teks bahasa Inggris tidak selalu mudah, mengingat bahasa tersebut merupakan
bahasa asing bagi kita. Kendala yang sering kita hadapi adalah kata-kata sukar.[9]
Hampir semua beranggapan bahwa tanpa memahami kata-kata sukar itu, maka tidak
akan bisa memahami keseluruhan ide bacaan. Kendala berikutnya yang dihadapai
adalah masalah pronunciation. Pronunciation is way in wich a word or
a language is spoken.[10]
Jadi, pronunciation adalah cara melafalkan/membunyikan suatu
kata/bahasa.
Para mahasiswa yang telah dibekali keempat kompetensi dasar bahasa
Inggris di atas, mesatinya telah mampu melakukan speaking; daily
conversation, speech, reading, translation, writing and understanding a text.
Namun dari kenyataan di lapangan yang penulis lihat, mahasiswa STAIN ternyata
dalam melakukan/pracitse speaking, pronunciation-nya bisa
menimbulkan salah penafsiran oleh pendengar/lawan bicara. Seperti kata yang
seharusnya diucapkan dan terdengar "Help", bisa ditafsirkan
atau didengar menjadi "held". Kemudian dalam melakukan daily
conversation hanya bisa menggunakan kata-kata sapaan yang bersifat umum
seperti good morning, good afternoon, good bye, thank you, yes or not only
that. Sedangkan apabila mereka disuruh betul untuk bicara tentang kehidupan
sehari-hari secara detail dalam bahasa Inggris, maka mereka akan kelabakan,
seperti: lihat kamus dulu, butuh waktu yang cukup lama untuk berfikir, kemudian
diucapkan, itupun kadang-kadang terbata-bata, bahkan ada yang harus ditulis
dahulu dalam bahasa Indonesia, kemudian di-translate ke bahasa Inggris
baru diucapkan. Dan dalam merangkai kata atau kalimat, banyak yang
terbolak-balik pemakaian tenses-nya. Dan penulis juga melihat suatu
kenyataan di lapangan, khususnya di perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi banyak sekali buku
Ini adalah satu hal yang sangat ironis sekali, apalagi sekarang ini di
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
sedang diterapkan sistem KBK, mestinya para mahasiswa jebolan KBK lebih
berkompeten dalam berbahasa Inggris dibanding mahasiswa non KBK. Tetapi, data
yang peulis peroleh dari 331 jumlah mahasiswa, hanya sekitar 10% yang memiliki
4 kompetensi dasar tersebut atau mampu berbahasa Inggris.[11]
Dari uraian di atas dan melihat kondisi di lapangan, maka penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: "Kemampuan Bahasa
Inggris Mahasiswa STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi (Studi Kasus
Mahasiswa Tarbiyah Semester I s/d III)”.
B.
Rumusan dan Batasan Masalah
- Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, dan untuk memudahkan
penelitian ini, maka penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut: "Bagaimanakah
kemampuan bahasa Inggris mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi".
- Batasan Masalah
Agar penelitian mencapai tujuan yang diharapkan dan untuk menghindari
kesimpang-siuran dalam pembahasan serta terarahnya pembahasan ini, karena
begitu banyaknya kemampuan bahasa Inggris yang mesti dikuasai. Maka penulis
merasa perlu membatasi masalah sebagai berikut:
a.
Bagaimanakah kemampuan atau
penguasaan tenses atau grammar mahasiswa Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.
b.
Bagaimanakah kemampuan atau
penguasaan vocabulary mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.
C.
Tujuan dan Kegunaan
Penelitian
- Tujuan Penelitian
Sesuai dengan judul penulis ini, maka tujuan penulisan karya ilmiah ini
adalah:
a.
Untuk mengetahui bagaimana
sebetulnya kemampuan bahasa Inggris mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.
b.
Untuk mengetahui faktor-faktor
yang menjadi kendala bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi dalam belajar bahasa Inggris.
- Kegunaan Penelitian
a.
Salah satu syarat mencapai gelar
sarjana Strata 1 (S.1) dalam bidang kependidikan di Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.
b.
Sebagai sumbang positif yang dapat
menambah perbendaharaan atau bahan bacaan bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.
c.
Diharapkan dapat menjadi motivasi
bagi mahasiswa untuk lebih giat dan rajin serta membulatkan tekad untuk
menguasai bahasa Inggris.
d.
Dapat menjadi tolak ukur bagi
dosen-dosen bahasa Inggris tentang PBM bahasa Inggris selama ini.
D.
Penjelasan Judul
Untuk menyatukan persepsi di antara pembaca dan
penulis dalam memahami judul skripsi ini, maka penulis akan mengemukakan
pengertian dari beberapa kata pada judul ini antara lain:
Bahasa :
suatu media komunikasi yang digunakan
oleh seseorang, sekelompok orang, masyarakat atau suatu negara untuk
menyampaikan pesan.[13]
Perkataan-perkataan
yang dipakai oleh suatu bangsa (suku bangsa, negara, daerah dan sebagainya). [14]
Inggris/England
: Salah satu negara maju, yang terdapat di benua Eropa.
Jadi bahasa Inggris adalah bahasa asli atau bahasa
nasional orang Inggris, yang mana bahasa tersebut sekarang telah menjadi bahasa
internasional.
Makna dari judul di atas adalah mengacu kepada kemampuan bahasa inggris
(penguasaan tenses dan vocabulary) yang dimiliki oleh mahasiswa
Tarbiyah semester I s/d II Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M.
Djamil Djambek Bukittinggi.
E.
Metodologi Penelitian
- Jenis Penelitian
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan model penelitian
deskriptif, yaitu penelitian yang mencoba menggambarkan, menuturkan dan
menafsirkan suatu fenomena yang terjadi pada saat ini.[16]
Dalam hal ini, penulis hendak menggambarkan atau memaparkan bagaimana
sebetulnya kemampuan bahasa Inggris Mahasiswa STAIN Bukittinggi.
- Penentuan Lokasi Penelitian
Sebagaimana judul penelitian ini, yaitu Kemampuan Bahasa Inggris
Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek
Bukittinggi (Studi Kasus Mahasiswa Tarbiyah Semester I s/d III), maka penulis
menetapkan bahwa lokasi penelitian ini adalah kampus STAIN Bukittinggi.
- Populasi dan Sampel
a.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.[17]
Jadi populasi dalam penelitian ini adalah dosen-dosen Bahasa Inggris dan
mahasiswa Tarbiyah STAIN semester I dan Semester III.
No |
Populasi
|
Jumlah
(Orang)
|
1
|
Dosen-dosen Bahasa Inggris Tarbiyah
|
3
|
2
|
Mahasiswa Taarbiyah Semester I dan
III
|
187
|
|
Jumlah |
190
|
b.
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.[18]
Mengingat dan menimbang banyaknya populasi mahasiswa yang akan diteliti, serta
biaya dan fasilitas yang terbatas dari penulis, maka penulis di sini hanya
mengambil 25% dari jumlah populasi mahasiswa, yaitu 47 orang. Sedangkan untuk
sampel dosennya, diambul ketiga-tiganya. Dengan demikian, dalam penulisan
skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis teknik pengambilan sampel, yaitu Stratified
Sampling dan Total Sampling.
Stratified Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
digunakan oleh peneliti, apabila dalam populasi terdapat kelompok-kelompok
subjek dan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain tampak adanya strata
atau tingkatan.[19]
Sedangkan total sampling adalah pengambilan sampel secara utuh atau menyeluruh
dari keseluruhan populasi yang ada.
No |
Nama
Sampel
|
Jumlah
(Orang)
|
1
|
Dosen-dosen Bahasa Inggris Tarbiyah
|
3
|
2
|
Mahasiswa Taarbiyah Semester I dan
III
|
47
|
|
Jumlah |
50
|
- Teknik Pengumpulan Data
Karena penelitian ini jenisnya adalah field
research atau penelitian lapangan, maka dalam pengumpulan data agar
mendapatkan data yang akurat, penulis menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
a.
Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung di lapangan yang ditujukan langsung
kepada semua pihak yang terkait, antara lain dosen bahasa Inggris dan mahasiswa
Tarbiyah semester I dan III, dan jika memungkinkan penulis akan bergabung masuk
lokal untuk mengamati secara langsung ketika PBM Bahasa Inggris berlangsung.
b.
Wawancara
Penulis mengadakan wawancara dengan dosen Bahasa Inggris dan mahasiswa
Tarbiyah semester I dan III.
c.
Angket
Angket adalah suatu daftar yang berisikan pertanyaan mengenai suatu
masalah atau bidang yang akan diteliti.
- Teknik Pengolahan Data
a.
Seleksi data atau menyeleksi data
yang sudah terkumpul
b.
Klasifikasi data dalam bentuk
tabel, sesuai dengan masalah yang telah ditentukan
c.
Menghitung frekwensi (%) dari
masing-masing alternatif jawaban dengan perumusan sebagai berikut:
P = f x 100%
Keterangan:
P = Persentase
f = Frekwensi
d.
Interpretasi data dan mengambil
kesimpulan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
100% = Seluruhnya
75 – 100% = Pada umumnya
51 – 74% = Sebagian besar
50% = Separuh atau setengah
24 – 49% = Sebagian Kecil
1 – 23% = Sedikit sekali
0% = Tidak ada
e.
Analisa data
Setelah data terkumpul, penulis mengolahnya berdasarkan jenis data
tersebut yang dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
1)
Data kuantitatif
Meurpakan data yang dipaparkan dari hasil observasi dan angket, kemudian
diseleksi dan digambarkan dengan kalimat sederhana atau bentuk tabel.[20]
2)
Data kualitatif
Yaitu data yang diperoleh hasil wawancara, pengolahnya dilakukan dengan
mengacakan seleksi dan mengklasifikasikannya sesuai dengan aspek masalah tertentu,
kemudian dipaparkan dengan kalimat-kalimat sederhana.[21]
Kesimpulan dari wawancara itu digunakan untuk memperkuat kesimpulan dari
angket.
F.
Sistematika Penulisan
Dalam pembahasan skripsi ini, penulis akan
membahasnya dalam bab demi bab, di mana skripsi ini nantinya terdiri dari empat
bab, yang dimulai dari pemdahuluan dan diakhiri dengan bab penutup.
Bab I, pendahuluan. Dalam bab ini berisikan dasar pemikiran lahirnya
masalah, dengan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, kegunaan pembahasan, penjelasan judul, metodologi penelitian dan
sistematika penulisan.
Bab II, merupakan landasan teoritis, yang terdiri dari bab pembahasan
tentang kemampuan bahasa Inggris dengan batasan pada penguasaan tenses atau
grammar dan vocabulary yang akan dibagi lagi menjadi sub-sub bab; pengertian tenses
dan vocabulary, pembagian atau jenis-jenis tenses dan vocabulary,
fungsi serta contoh pengunaan masing-masing.
Bab III, akan berisi tentang hasil penelitian,
bagaimana sebetulnya penguasaan Bahasa Inggris mahasiswa Tarbiyah semester I
dan III STAIN, yang dituangkan dalam bentuk persentase dan menjelaskan
faktor-faktor yang menjadi penyebab kemampuan bahasa Inggris mahasiswa menjadi
baik atau buruk persentasenya.
Bab IV, merupakan penutup, yang berisikan kesimpulan dan saran.
OUT LINE
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
D. Penjelasan Judul
E. Metodologi Penelitian
F. Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Tenses atau Grammar
1. Pengertian Tenses atau Grammar
2. Macam-macam Tenses dan Pola Masing-masing
3. Contoh Penggunaan
B. Vocabulary
1. Defenisi Vocabulary
2. Jenis-jenis Vocabulary
3. Fungsi Masing-masing Jenis Vocabulary
4. Alasan Mempelajari Tenses dan Vocabulary
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Penguasaan Tenses Mahasiswa Tarbiyah Semester I dan III STAIN
Bukittinggi
B. Penguasaan Vocabulary
Mahasiswa Tarbiyah Semester I dan III STAIN Bukittinggi
C. Persentase Penguasaan Bahasa Inggris Mahasiswa Tarbiyah Semester
I dan III STAIN Bukittinggi
D. Faktor Penyebab Kenapa Kemampuan Bahasa Inggris Mahasiswa
Persentasenya Demikian
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
[1] Martin H. Manser, Oxford
Learness Pocket Dictionary, (New york, Oxford University Press, 1995), h. 233
[2] Musthafa al-Maraghy, Tafsir
al-Maraghy, (Beirut: Dar al-Fikr, [t.th]), h. 141
[3] Dhanny R. Cyssco, Mastering
Tenses and Daily Conversation, (Jakarta: Puspa Swara, 2003), h. 1
[4] Martin H. Manser, op.cit,
h. 461
[5] O. Setiawan Djuharie,
Tekhnik dan Panduan Menerjemahkan, (Bandung: Yrama Widia, 2004), h. 23
[6] Ibid., h. 11
[7] Ibid., h. 13
[8] Martin H. Monser, op.
cit, h. 343
[9] Istiarto Djiwandono, Strategi
Membaca Bahasa Inggris, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 1
[10] Martin H. Monser, op.
cit, h. 331
[11] Hasil Wawancara
dengan Dosen Bahasa Inggris, 11 Oktober 2004
[12] WJS.
Poerdaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1982), h. 628
[13] Martin H. Manser, loc.
cit
[14] WJS.
Poerdaminta, op. cit, h. 75
[15] Ibid.,
h. 619
[16]
Sanafiah Faisal, Metodologi Penelitian, (Bandung: Usaha Nasional, 1982),
h. 119
[17]
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 115
[18]
Sanafiah Faisal, op. cit, h. 117
[19]
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995),
h. 127
[20] Ibid.,
h. 345
[21] Ibid.,
h. 350
0 Comment